Ukraina melancarkan serangan di dekat kota Mariupol

(VOVworld) – Pasukan Garda Nasional Ukraina pada Selasa (10 Februari) membuka serangan terhadap pasukan penuntut kemerdekaan di dekat kota pelabuhan strategis Mariupol di Ukraina Tenggara. Serangan ini dilakukan setelah pasukan tersebut menghancurkan posisi defensif dari pasukan penuntut kemerdekaan di kota Mariupol, satu kota di pantai laut Azov. Sebelumnya, pada 7 Februari ini, pasukan penuntut kemerdekaan menyatakan akan mengumpulkan pasukan untuk melakukan serangan terhadap kota-kota madya strategis, diantaranya ada kota Mariopol. Sementara itu, di kota madya Kramatorsk di Ukraina Timur, satu markas komando militer dari tentara Pemerintah telah terkena roket sehingga menewaskan 6 warga sipil dan melukai 26 orang lain. Akan tetapi, seorang wakil dari pasukan penuntut kemerdekaan telah membantah tindakan penembakan roket, menegaskan bahwa pasukan ini “tidak melakukan serangan apapun ke arah Kramatorsk”.

Ukraina melancarkan serangan di dekat kota Mariupol - ảnh 1
Tentara Ukraina melakukan serangan di dekat kota Mariupol
(Foto: reuters)

Mengenai masalah penggelaran pasukan penjaga perdamaian di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Ukraina Timur, Duta Besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin berpendapat bahwa keberadaan PBB merupakan aktivitas yang implementatif secara teori karena bisa menyusun rencana penggelaran pasukan penjaga perdamaian dan akan mendapat sumbangan daya manusia dari berbagai negara. Akan tetapi, kalau ditinjau dari kenyataan, bentrokan di Ukraina sekarang belum ada satu solusi politik manapun yang dibahas. Oleh karena itu, rekomendasi tentang penggelaran pasukan penjaga perdamaian PBB pada saat ini adalah tidak sesuai pada saat sedang akan segera berlangsung pertemuan puncak “
Normandie” di Minsk pada hari Rabu (11 Februari). Diplomat Rusia ini berpendapat bahwa kemungkinan pemasokan senjata dari Amerika Serikat kepada Ukraina akan bergantung pada hasil pertemuan tersebut.

Juga bersangkutan dengan masalah pemasokan senjata kepada Ukraina, pada Selasa (10 Februari), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tiongkok mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa Beijing memprotes pemasokan senjata kepada tentara Ukraina dan mendukung upaya penyelenggaraan pertemuan mendatang di Minsk. Jurubicara Kemlu Tiongkok, Hua Chunying menekankan “
Ukraina Timur memerlukan perdamaian, bukan senjata”. Juga pada hari Selasa (10 Februari), Menteri Pertahanan Polandia, Tomasz Siemoniak menegaskan bahwa negara ini tidak berencana memasok perlengkapan militer berat kepada Kiev./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain