Kekuatan Lunak dari Kebudayaan Vietnam

(VOVWORLD) - Halo pendengar, di hari pertama Tahun Baru Imlek Giap Thin, kami dengan hormat mengharapkan agar pendengar mendapatkan tahun baru yang bahagia dan sejahtera.

Para pendengar yang budiman, tahun ini masyarakat Vietnam merayakan Tahun Baru Imlek (Hari Raya Tet)  dengan keadaan istimewa ketika untuk pertama kalinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Tahun Baru Imlek sebagai hari libur  tahunan untuk  organisasi multilateral yang terbesar di dunia. Ini adalah pengakuan komunitas internasional untuk budaya tradisional Ketimuran, dan sekaligus menunjukkan nilai Tahun Baru Imlek telah melampaui wilayah negara-negara Asia, dan menjangkau dunia.

Kami ingin menyampaikan kepada pendengar  program radio khusus tentang topik  Tahun Baru Imlek - 'Kekuatan  Lunak' Kebudayaan Vietnam. Pertama-tama, adalah ucapan selamat Tahun Baru dari Presiden Vietnam, Vo Van Thuong.

 
Kekuatan Lunak dari Kebudayaan Vietnam - ảnh 1Ibu Pauline Tamesis, Koordinator Tetap PBB di Vietnam (Foto: UN Vietnam)

Pada tanggal 22 Desember 2023, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang mengakui Tahun Baru Imlek sebagai hari libur tahunan bagi lembaga ini. Wartawan Radio Suara Vietnam (VOV) telah mewawancarai Ibu Pauline Tamesis, Koordinator Tetap  PBB di Vietnam, untuk lebih memahami keputusan PBB.

Pertama-tama, mari Ibu memberitahukan apa perubahan-perubahan yang diberikan oleh Resolusi PBB?

“Resolusi ini mendorong badan-badan PBB khususnya di Markas Besar dan di  daerah yang merayakan Tahun Baru Imlek supaya membatasi penjadwalan pertemuan dan menaruh perhatian  ketika mempersiapkan pertemuan dan lokakarya  yang akan berlangsung pada saat  Tahun Baru Imlek. Dengan menganggap Tahun Baru Imlek sebagai hari libur, kami memuliakan keragaman budaya dalam tbarisan personil PBB. Merayakan perbedaan kita, melalui rasa menghormati dan mengakui kekayaan budaya dan tradisi yang diwakili di PBB, akan meningkatkan pemahaman dan kerja sama antarnegara.”

Apakah  resolusi ini merupakan awal dari lebih banyak inisiatif di masa depan untuk lebih meningkatkan rasa hormat terhadap keragaman peradaban di dunia? 

“Keputusan untuk mengakui Tahun Baru Imlek sebagai hari libur PBB merupakan salah satu langkah  penting menuju pengakuan dan peringatan keragaman budaya yang membentuk komunitas global. Mengakui keragaman budaya bukan hanya pengakuan terhadap  beberapa hari istimewa tetapi juga menuntut kepada kita untuk membawa keberagaman ini ke dalam tindakan dan kebijakan harian PBB.”

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan PBB ada Tahun Baru Imlek Vietnam. Bagaimana pemikiran Ibu tentang Tahun Baru Imlek di Vietnam?   

“Ini kedua kalinya saya berkesempatan menikmati kegembiraan dan penghormatan rakyat Vietnam terhadap Tahun Baru Imlek. Saya memahami bahwa Hari Raya Tet bukan hanya hari libur yang sangat istimewa, tetapi adalah waktu sakral yang telah terukir secara mendalam dalam tradisi bangsa dari semua orang Vietnam. Hari Raya Tet adalah kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul, meninjau kembali tahun lama dan mengeluarkan harapan untuk Tahun Baru. Apa yang diwakili oleh Hari Raya Tet, dalam banyak aspek juga seperti halnya nilai-nilai yang kami hargai dalam budaya kami. Yaitu pentingnya  keluarga, hormat pada ayah dan ibu, hormat dan syukur pada kakek, nenek, dan leluhur, adalah berkah  yang dibawa oleh keluarga dari banyak generasi kepada orang yang tua dan yang muda. Ada kesadaran yang mendalam tentang  keterhubungan dengan asal usul setiap orang, suatu watak yang menurut saya sangat menonjol pada masyarakat Vietnam. Selamat Tahun Baru.”

Terima kasih, Bu!

Kekuatan Lunak dari Kebudayaan Vietnam - ảnh 2Max McFarlin, seorang Amerika, blogger  (Foto:Hanoimoi.vn)

Hari ini, kata-kata "Chúc mừng năm mới” (artinya Selamat Tahun Baru) digunakan berkali-kali oleh Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Vietnam, Ibu Pauline Tamesis, serta banyak orang asing lainnya di Vietnam, sebagai cara untuk menegaskan bahwa mereka menikmati hidup Hari raya Tet di seperi orang Vietnam asli. Max McFarlin, seorang Amerika, blogger terkenal di komunitas pariwisata backpacking dunia, telah membuat satu video klip yang memperkenalkan Tahun Baru Imlek Vietnam.

Bagi Max, selain banh chung, Tet harus memiliki pohon kumquat dan sepanci daging pindang dengan telur. Dan memajang benda-benda hari raya Tet melalui kata Max terdiri dari: 

Di tengahnya ada nampan berisi permen: permen asam jawa, permen kacang tanah, selai kelapa, kismis, kastanye, dan kacang mete. Dan ini adalah nampan berisi lima jenis buah-buahan. Saya bukan ahlinya jadi saya hanya sekedar mempersiapkan sesuai dengan apa yang saya tahu untuk memuja nenek moyang saya dan mendoakan keberuntungan di tahun baru.

Menurut Max, pada hari raya Tet tidak boleh kurang angpao: 

Saya ingin memberikan uang keberuntungan kepada orang miskin. Katanya teman saya ada banyak keluarga, maka akan saya berikan 2,5 juta untuk setiap keluarga dan akan membantu sebanyak-banyaknya keluarga. Saya membeli sekarung beras 10kg sebagai hadiah untuk mereka.

Di luar wilayah Vietnam, Tahun Baru Imlek menjadi tema dari Reportase "Orang Vietnam merayakan Tet di Woluwe Saint-Pierre" yang ditayangkan oleh kanal televisi Prancis di wilayah ibu kota Brussel pada awal tahun 2023. Menurut penulis Laporan, " Chúc mừng năm mới” (Selamat Tahun Baru_ adalah ungkapan masyarakat Vietnam ketika saling bertemu pada kesempatan ini. Bahkan beberapa orang Belgia telah belajar mengucapkan " Chúc mừng năm mới”. Dalam reportase tersebut, ciri-ciri budaya khas Tet Vietnam diperkenalkan secara rinci:

Salah satu simbol menonjol lainnya dari tahun baru imlek di setiap keluarga ada buah-buah jeruk bali. Dan untuk benar-benar melengkapi suasana Tet, posisi khidmat dihias secara rumit dengan kalimat paralel yang dibawa dari Vietnam.

Di Jepang, Radio NHK juga menghabiskan waktu membicarakan Tahun Baru Imlek di Vietnam. Selama perayaan Tahun Baru Imlek di kota Nakashibetsu, para pekerja magang Vietnam dan penduduk setempat bersama-sama memasak hidangan tradisional Vietnam.

 Masakan ini sangat enak        

Saya merasa lebih dekat dengan Vietnam 

Sangat bahagia karena telah membuat semua orang tertarik dengan pengalaman ini, Akan sangat luar biasa kalau orang Jepang dan Vietnam bisa berkonektivitas melalui masakan.

Pada akhir bulan Desember tahun 2023, Radio dan Televisi Jepang NHK kembali mengangkat budaya Tet sebagai tema utama untuk memproduksi program "Vietnam dalam kehidupan dan pekerjaan". Keempat edisi program ini berkisar pada konten Vietnam, Tet Vietnam, dan budaya Vietnam. Melalui program tersebut, mereka ingin pendengar Jepang mengetahui lebih banyak tentang Tet Vietnam.

Kekuatan Lunak dari Kebudayaan Vietnam - ảnh 3Profesor muda, Doktor Bui Hoai Son, Anggota Tetap Komisi Kebudayaan dan Pendidikan Majelis Nasional angkatan ke-15 (Foto:Quochoi.vn)

Nilai-nilai unik Tahun Baru Imlek ditunjukkan melalui keputusan PBB, melalui klip pengalaman pengunjung internasional dan melalui saluran media asing. Dari situ menyebarkan citra Vietnam yang kaya akan identitas, tradisi, solidaritas dan perdamaian. Itu juga yang menjadi soft power bagi Vietnam dalam proses pembangunan. Profesor muda, Doktor Bui Hoai Son, Anggota Tetap Komisi Kebudayaan dan Pendidikan Majelis Nasional angkatan ke-15, berbicara lebih jelas tentang hal ini.

Yang mulia Profesor, apakah bisa dikatakan bahwa nilai-nilai tahun baru imlek turut memposisikan keindahan budaya Vietnam di peta budaya dunia? 

Tahun Baru Imlek adalah kekuatan budaya bangsa. Karena dibalik itu adalah pandangan dunia, pandangan hidup, pandangan terhadap alam semesta, mengandung banyak nilai yang memuliakan tradisi dan mempersatukan masyarakat. Apresiasi internasional terhadap nilai-nilai Tahun Baru Imlek adalah hal yang sangat kita banggakan karena kita telah memposisikan keindahan budaya Vietnam dalam peta budaya dunia.

Menurut bapak, Apa keunggulan khusus? 

Dalam proses integrasi global, memahami nilai-nilai budayanya akan membantu kita menciptakan produk-produk seni-budaya serta produk-produk ekonomi yang memiliki identitas budaya Vietnam. Dari situ, menciptakan keunggulan sosial-ekonomi yang unik dengan mengintegrasikannya ke dalam produk komoditas atau aktivitas sosial lainnya.”

Apa yang perlu dilakukan Vietnam untuk mempromosikan nilai-nilai budaya yang melekat, termasuk nilai-nilai budaya Tahun Baru Imlek, Pak? 

“Pada tahun 2005, UNESCO mengeluarkan Konvensi Perlindungan dan Promosi Keanekaragaman Budaya yang mendorong negara-negara untuk melindungi nilai-nilai budayanya guna melindungi kedaulatan budaya nasional. Menurut saya, kita harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya Tahun Baru Imlek dalam arus kebudayaan serta dalam memposisikan nilai-nilai budaya Vietnam di kancah internasional. Kedua, perlu ada kebijakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Tet, kebijakan yang menyasar nilai-nilai budaya nasional, seperti sharing dan reuni... Ketiga, memperbanyak produk seni-budaya yang khas untuk mewarnai hari-hari Tet, sehingga menyebarkan hal-hal yang positif.”

Banyak Terima kasih Profesor, Doktor Bui Hoai Son, Anggota Tetap Komissi Kebudayaan dan Pendidikan Majelis Nasional angkatan ke-15

Tahun Baru Imlek yang menghimpun ciri-ciri unik budaya tradisional Vietnam telah turut memposisikan kebudayaan Vietnam pada peta kebudayaan dunia. Tet juga telah menjadi soft power, dan bekal bawaan bagi masyarakat Vietnam untuk percaya diri melakukan integrasi dan berkembang bersama dengan komunitas internasional saat ini dan di kemudian hari.

 

Komentar

Yang lain