(VOVworld) – Phu Luu, satu desa pasar kenamaan di provinsi Bac Ninh, Vietnam Utara punya banyak situs peninggalan sejarah dan juga adalah daerah yang punya banyak adat kebudayaan folklor yang terkenal di seluruh negeri. Dalam proses perjalanan waktu, desa lama ini telah menjadi desa di kota, tapi banyak inti sari budaya tradisional tetap dipertahankan dan dikembangkan dalam ritme kehidupan modern.
Pintu gerbang masuk desa Phu Luu
(Foto: tienphong.vn)
Desa Phu Luu terletak kira-kira 16 kilometer dari ibu kota Hanoi di sebelah Utara. Dulu, di sini ada pasar yang menjual sirih dan pinang, satu barang kebutuhan khas dari orang Vietnam dulu. Akan tetapi, setelah berabad-abad, desa Phu Luu telah menjadi desa pasar kenamaan di seluruh negeri, menjual berbagai macam komoditas. Rakyat desa Phu Luu, terutama kaum wanitanya senantiasa adalah orang-orang yang pandai berdagang, peka dengan pasar, maka telah tidak henti-hentinya memperluas perdagangan ke banyak daerah lain di seluruh negeri. Tidak hanya memperkaya semua kepala keluarga di desa saja, tapi, usaha perdagangan mereka juga mendatangkan kesejahteraan kepada kampung halaman. Ketika datang ke desa Phu Luu pada hari-hari ini, hal yang mudah dilihat ialah citra klasik dari desa dulu masih ada dalam situasi jual-beli yang ramai sehingga membuat wisatawan merasa sedang berada pada abad ke-18, lalu wisatawan juga melihat bahwa ini tidak berlainan dengan satu desa di kota. Masih ada pintu gerbang yang masuk desa dan jalan-jalan yang buatan dari batu yang berwarna biru yang membawa wisatawan ke situs-situs peninggalan sejarah, di dua tepian jalan adalah toko-toko yang megah, rumah-rumah bersusun, mobil-mobil pengangkut barang dan lain-lain. Jalan kota di dalam desa atau desa di jalan kota?. Pertanyaan ini terus berada dalam hati wisatawan ketika mengunjungi desa ini. Hanya ketika bertanya kepada rakyat desa, maka pemikiran itu baru berangsur-angsur dijelaskan. Kakek Le Tran Thuy, seorang lansia di desa menjelaskan: “Desa Phu Luu adalah desa pasar, maka semua aktivitas di desa sangat terbuka, tidak tertutup seperti desa-desa lain, oleh karena itu, ciri aktivitas di desa ialah menerima hal-hal yang baru dari kebudayaan perkotaan, tetapi, rakyat desa tetap mempertahankan karakter pedesaan”.
Balai desa Phu Luu
(Foto: bacninh.gov.vn)
Ketika berkunjung di desa ini, di sana-sini kita masih melihat adanya ruang, keindahan desa yang tenang tenteram. Balai desa Phu Luu dengan atapnya berbentuk lengkung terletak di bayangan pohon Bodhi tua dianggap sebagai salah satu diantara tiga balai desa yang paling indah di Vietnam Utara. Di samping balai desa ini ialah pagoda Phap Quang, pagoda kuno dengan menara lonceng dan dinding yang sudah lumutan. Dalam desa ini juga ada situs peninggalan sejarah yaitu tempat ibadah Huong Hien, di sini ada prasasti batu untuk memuliakan para cendekiawan kuno dan orang-orang yang berjasa dalam mendirikan desa dan membuka pasar. Prasasti-prasasti itu merupakan dokumen yang jujur, mencerminkan adat istiadat dan ciri budaya tradisional yang khas di desa ini. Kakek Le Thanh Binh, tukang kunci balai desa Phu Luu memberitahukan: “Sejak dulu hingga sekarang, tradisi utama di desa ini ialah berdagang pejabat. Dulu, sebagian besar kaum laki-laki di desa belajar, lalu menjadi bangsawan. Usaha berdagang bukan pekerjaan pokok di desa ini, karena ada banyak keluarga yang hidup cukup dengan berdagang, sebagian besar sang istri berdagang agar suaminya belajar untuk maju, sedangkan, bersawah dilakukan secara formal dengan menyewa orang”.
Desa Phu Luu dulu telah menjadi desa di kota, tetapi, dalam komunitas penduduk di sini tetap masih tersimpan banyak adat istiadat kebudayaan folklor yang ada sudah sejak lama misalnya adat menerima anak angkat dan minta bantuan dari orang lain untuk memelihara anaknya. Kakek Le Thanh Binh, warga desa Phu Luu memberitahukan: “Di desa Phu Luu ada adat istiadat lama tentang memelihara anak angkat yang barang kali tidak ada di tempat lain di dunia. Menurut tradisi dulu, banyak wanita selalu berdagang jauh dari rumah, maka hampir semua keluarga punya anak angkat, ada keluarga yang punya dari 5 sampai 6 orang anak yang menjadi anak angkat dari keluarga lain. Oleh karena itu, dalam banyak keluarga, anaknya punya dua nama marga karena menggunakan nama marga dari pihak ayah-ibu angkat”.
Kakek Le Tran Thuy dan pengarang Hoang Thuy Toan memperkenalkan desanya
(Foto: internet)
Berdagang untuk memperkaya diri, tapi, rakyat desa Phu Luu selalu memperhatikan masalah mencari ilmu, maka desa Phu Luu menjadi daerah yang terkenal di seluruh negeri tentang tradisi haus belajar. Di desa ini ada banyak marga yang mencapai prestasi tinggi dalam belajar, ada banyak orang yang pernah memegang banyak jabatan penting dalam sejarah Tanah Air. Pengarang, penterjemah Hoang Thuy Toan, orang asli desa Phu Luu memberitahukan: “Rakyat desa Phu Luu merasa bangga akan tradisi kebudayaannya yang ada sudah sejak lama. Desa kami terletak di daerah Kinh Bac, adalah salah satu desa yang punya orang yang mencapai gelar doktor pada abad ke-16 seperti kakek Chu Tam Di, lalu sampai abad ke-19 ada kakek Nguyen Duc Lan dan Hoang Van Hoe”.
Berabad-abad sudah lewat, desa Phu Luu adalah kampung halaman dari banyak cendekiawan dan seniman-seniwati yang terkenal, ada orang yang menjadi jenderal, menteri dan memegang jabatan yang tinggi dalam Partai dan Negara. Desa Phu Luu dewasa ini juga adalah tempat yang punya gerakan penyuluhan belajar sangat berkembang dan adalah salah satu daerah yang punya banyak pelajar yang lulus masuk perguruan tinggi di provinsi Bac Ninh dan seluruh negeri.
Perna pada suatu waktu rakyat desa Phu Luu mewariskan kata-kta “Dimana ada pasar, di situ ada warga desa Phu Luu”. Usaha berdagang telah mendatangkan kesejahteraan kepada desa Phu Luu dan juga menjadai sandaran bagi banyak generasi penduduk di sini untuk memelihara semangat dan tekad menggeliat. Hal itu barang kali telah menciptakan ciri budaya tradisional khas yang tidak ada di daerah lain./.