Siapapun yang datang ke kecamatan Son Binh, kabupaten Khanh Son, provinsi Khanh Hoa akan terkesan tenggelam pada warna hijau dari kebun pohon-pohonan seperti durian, nangka, tebu dan kopi. Mau Thi Lan, rakyat etnis minoritas Rac Lay, di dukuh Lien Hoa mengundang kami untuk mengunjungi rumahnya. Rumah yang kecil mungil milik pasustri terletak di tengah-tengah kebun pohon-pohonan. Di depan rumah,  pohon duriannya penuh dengan buah. Di belakang rumahnya membentang luas dengan pohon kopi. Dia mengatakan: “Dulu, saya menanam pohon menurut gerakan, orang menanam pohon apa, kami juga menanam pohon itu. Akan tetapi, ketika mendapat nasehat dari pejabat kecamatan, maka keluarga saya memutuskan menanam pohon kopi. Menanam pohon kopi tidak memakan banyak tenaga perawatan, harganya kadang-kadang turun, tapi secara pada pokoknya tetap memperoleh pendapatan yang tinggi”.

          

Keluarga saudari Mau Thi Lan punya kira-kira 500 pohon kopi yang berusia 3 tahun dan siap dipaneni. Jenis-jenis pohon yang  nilainya tidak tinggi telah dihapuskan dan sebagai penggantinya ialah 70 pohon nangka dan lebih dari sepuluh pohon durian. Dia mengatakan: “Pohon durio dan nangka adalah dua jenis buah yang terkenal tentang bahu harumnya di kabupaten Khanh Son. Keluarga saya sedang berencana menanam lagi  pohon durio. Harganya semakin tinggi”.
Saudari Mau Thi Lan juga menyatakan bahwa semua perabot rumah tangganya berasal dari kebun pohon-pohonan tersebut. Tidak hanya saya saja, tapi kehidupan rakyat di sini meningkat juga karena adanya kebun-kebun buah-buahan seperti itu.

Kecamatan Son Binh sekarang ini adalah daerah titik berat tentang buah-buahan yang punya nilai ekonomi tinggi di kabupaten Khanh Son. Ini juga adalah daerah yang punyai areal pohon durian yang terbesar di kabupaten Khanh Son dengan lebih dari 200 hektar. Durian di kabupaten Khanh Son adalah produk pertanian pertama di provinsi Khanh Hoa yang mendapat sertifikat brand pemberian Direktorat Hak Kepemilikan Intelektual Vietnam.
Le Anh Sang, Ketua Komite Rakyat kecamatan Son Binh banyak berpikir-pikir tentang rancangan proyek pembangunan pedesaan baru di kecamatannya. Kriterium tentang pendapatan perkapita terus mengobsesi fikiannya. Berpikir, berencana, berbahas, berdebat dan lain-lain, akhirnya arah perkembangan kecamatan tetap adalah menanam pohon-pohonan yang sesuai dengan iklim dan tanah di kecamatan Son Binh dan juga sedang adalah produk-produk barang dagangan yang bernilai di pasar. Dia mengatakan: “Kami sedang membina pola percontohan tentang penanaman pohon kopi secara terpusat untuk 10 kepala keluarga. Kalau pola ini mencapai sukses, kami akan menggandakannya kepada semua kepala keluarga lain.  Akan dibentuk koperasi-koperasi dan patungan produksi tentang penanaman pohon tebu, durio dan pohon pangan”.

          

Berhasil menemukan pohon untuk membantu rakyat etnis minoritas tidak hanya melepaskan diri dari kemiskinan, tapi menggeliat untuk meraih kesejahteraan merupakan keberhasilan permulaan yang dicapai oleh kecamatan Son Binh ketika menggelarkan pembangunan pedesaan baru. Ketua Komite Rakyat kecamatan Son Binh, Le Anh Sang menambahkan: “Pada awal tahun 2012, jumlah total kepala keluarga miskin di kecamatan ialah 180 kepala keluarga, menduduki 34,6%, direncanakan, akhir tahun 2012, prosentase kepala keluarga miskin turun menjadi hanya tinggal 20,4%”.
Mengurangi prosentase kepala keluarga miskin sebesar 14% per tahun menjadi angka yang diimpikan oleh banyak daerah pegunungan dan daerah pemukiman rakyat etnis minoritas. Ketua Komite Rakyat kecamatan Son Binh, sepenuhynya puya dasar untuk menegaskan hal itu, karena, dia melihat adanya pengubahan kesedaran rakyat di kecamatannya dalam cara berpikir dan cara melakukan usaha ekonomi./.