Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.

              Selama lebih dari setengah abad ini, setiap kali bicara tentang desa Vu Dai, orang segera berpikir tentang karya sastra Vietnam terkenal “Desa Vu Dai zaman itu” ciptaan almarhum sastrawan Nam Cao. Dalam pikiran banyak orang, desa Vu Dai zaman itu adalah satu desa miskin kering-kerontang, di mana kehidupan kaum taninya mengalami proses pemiskinan. Akan tetapi, dalam perjalanan datang kembali ke tempat itu dewasa ini, orang tidak hanya merasa heran karena hal-ihwalnya sudah berubah, malahan orang juga heran karena dapat mengetahui lebih banyak hal menarik tentang masakan ikan pindang desa Vu Dai. Tidak ada orang yang bisa mengira bahwa masakan pada periode sulit dulu sekarang telah menjadi masakan khas yang terkenal sehingga setiap musim semi dan Hari Raya Tet (Hari Raya Tradisional Vietnam) tiba, rombongan orang berduyun-duyun datang ke sini untuk memesan barang-barang dan masakan yang khas pedesaan yang telah benar-benar mengubah wajah desa Vu Dai.

               Menurut para sesepuh di desa, Vu Dai dulu adalah satu desa yang paling miskin di daerah tersebut. Masakan ikan pindang pada Hari Raya Tet berasal dari situasi kehidupan miskin. Di sini adalah daerah dataran yang cekung, orang tidak bisa menanam padi dan juga tidak bisa membudidayakan ternak, oleh karena itu, daging babi, daging ayam dulu seperti emas, mempunyai nilai tinggi. Tidak ada daging, akan tetapi Hari Raya Tet tetap tiba, rakyat harus berpikir-pikir harus membuat masakan apa pada Hari Raya yang lebih enak dan lebih bagus dari pada hari biasa.

Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.  - ảnh 1
Ikan pindang desa Vu Dai dimasak di dalam kuali tanah
 (Foto: Internet)

                Oleh karena itu mereka memasak ikan hasilan setempat yang berlimpah-limpah dengan berbagai cara. Tran Ba Luan, seorang kakek di desa mengenangkan, setiap kali Hari Raya Tet tiba, semua keluarga dengan gembira memasak ikan pindang, akan tetapi keluarga kakek Luan sendiri barulah orang pertama di desa yang mengembangkan cara memasak ikan pindang. Katanya, keluarganya dulu sangat miskin, ayahnya harus menjadi juru masak untuk orang Perancis untuk mencari nafkah. Pada tahun 1954, kolonialis Perancis kalah harus menarik diri dari Vietnam, ayahnya pindah ke menjual kuali tanah dari provinsi Thanh Hoa, Vietnam Tengah.

Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.  - ảnh 2
Ikan pindang disajikan dengan timun dan tomat
(Foto: Internet)


              Dengan sedikit pengalaman tentang masak, setiap kali kembali ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya Tet, dia masak ikan pindang untuk keluarga. Aneh sekali ketika masak ikan pindang di dalam kuali tanah yang dibawa dari provinsi Thanh Hoa, masakan yang sederhana itu memperoleh rasa dan aroma yang khas, semua orang memuji enaknya ikan pindang itu. Pada awalnya, masakan ikan pindang itu dibagi kepada tetangga dan sanak keluarga untuk bersama sama menikmatinya. Lambat laun, banyak orang datang dengan keinginan membeli masakan itu. Dari saat itu terbentuklah satu usaha penjualan ikan pindang.

Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.  - ảnh 3
Jahe dan laos ditumbuk sampai halus dan dimasukkan ke dalam kuali
(Foto: Dantri.com)


              Sampai sekarang, trik memasak ikan pindang telah menciptakan brand untuk seluruh desa. Menurut kakek Luan, ikan pindang harus menggunakan sejenis ikan gurame hitam sebagai bahannya, dan harus dibudidayakan dengan daging siput, sehingga daging ikannya baru keras dan kental, serta nilainya gizinya baru tinggi.

Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.  - ảnh 4
Warga desa Vu Dai memasak ikan pindang
 (Foto:Vietbao.com)

             Untuk membuat ikan pindang terkenal tersebut, juga harus ada rempah-rempah seperti: jahe, air jeruk nipis, laos, pewarna dari gula merah dan harus ditambah dengan daging shamchan. Hanya persiapan untuk memasak ikan juga sangat khusus. Ibu Tran Thi Nga, seorang juru masak di desa memberitahukan, "Harus menggunakan kuali tanah, walaupun kuali aluminum lebih murah dan tahan lama akan tetapi kalau masak dengan kuali tanah yang dibuat orang Nghe An, Thanh Hoa, dan ditambah dengan kecap asin yang dibuat dari ketam sawah rasanya jauh lebih enak".

Ikan pindang desa Vu Dai Hari Raya Tet.  - ảnh 5

Desa Vu Dai mengalami perkembangan berkat adanya ikan pindang.
(Foto: dantri.com)


            Ketika memasak ikan, apinya juga sedang-sedang saja. Kayu untuk masak harus menggunakan kayu dari pohon kelengkeng, baru bisa menjaga supaya apinya rata dan memakan waktu kira-kira setengah hari. Kakek Tran Ba Luan memberitahuka,  "Yang penting harus menjaga panasnya kuali ikan supaya selalu mendidih akan tetapi tidah boleh membiarkan mendidih besar karena kuali ikan akan cepat kering. Masak ikan biasa hanya memakan waktu beberapa jam akan tetapi untuk memasak ikan ini supaya enak harus memakan waktu dari 14 sampai 16 jam. Bagi yang berpengalaman, mendengarkan suara mendidih di dalam kuali, bahkan hanya mencium bau harumnya sudah bisa mengetahui ikan itu sudah cukup asin atau masih hambar."

 Ikan pindang hasil desa Vu Dai setelah dimasak mempunyai warna kuning cokelat, dagingnya keras dan harum, tulangnya sudah lunak, kalau dimakan dengan nasi putih pada musim dingin adalah yang paling enak. Lebih dari puluhan tahun belakangan ini, bau harum, rasa ikan pindang desa Vu Dai telah menjadi konsumsi di seluruh negeri, bahkan ikan pindang hasil desa Vu Dai telah dimasukkan ke kontainer untuk ke luar negeri. Banyak desa telah dengan cepat berganti ke bisnis ikan rendang ini ke provinsi-provinsi lain di sekitarnya, ke ibukota Hanoi dan juga ke provinsi-provinsi lain di Vietnam Selatan. Saudara Tuan, seorang perantau Vietnam memberitahuka, "Saya mendapat informasi dari teman-teman dan telah datang kemari untuk melihatnya dan memesan ikan pindang untuk Hari Raya Tet, bahkan memesan untuk teman-teman saya di Rusia."

            Para pelanggan harus memesannya sebelumnya cukup lama baru mendapatkan masakan yang khas ini untuk Hari Raya Tet.Bagi yang jauh dari kampung halaman, setiap Hari Raya Tet tiba, ketika duduk di meja makan dan dapat menikmati ikan pindang merasa seperti kampung halamannya menjadi lebih dekat, merasa seperti sedang berkumpul dengan semua keluarga dan dengan demikian, rasa nostalgia akan kampung halaman sudah terobati./.

                                                                                                      To Tuan

Komentar

Yang lain