Memperkenalkan tentang usaha pengajaran dari para guru di daerah pegunungan tinggi Vietnam

(VOVWORLD) - Para pendengar! Kami dengan gembira bertemu kembali dengan saudara-saudara  pada acara: "Kotak Surat Anda”. Pada pekan ini, Program Siaran Bahasa Indonesia menerima  21 surat dan E-mail, di antaranya  dari saudara-saudara: Eddy Setiawan dan Basid Hasibuan di  Jakarta, Lianawati di  Yogyakarta, Hari Santosa di Jawa Timur, Waluyo Disman di Ciamis, M Sumantri di Jawa Barat, Merry Liong dan banyak pendengar yang lain … Dalam acara kita untuk pekan ini, kami mengikhtisarkan surat dari saudara-saudara dan memperkenalkan tentang usaha pengajaran  yang dilakukan oleh para guru di daerah pegunungan tinggi  di Vietnam, menurut permintaan saudara Lianawati di Yogyakarta.
Memperkenalkan tentang usaha pengajaran dari para guru di daerah pegunungan tinggi Vietnam - ảnh 1 Sekolah Huoi Moi 2. SD Tri Le, Propinsi Nghe An, Vietnam Tengah  (Foto :VOV)

Pada pekan ini, saudari Merry Liong di Wonosobo mengirim kepada kami laporan pemantauan siaran Radio pada tanggal 31/3, pada pukul 17.30, di frekuensi 12020Khz dengan penilaian SINPO 45344. Dalam surat, Anda menulis: “Saya minta maaf, karena sibuk, maka saya selama ini tidak bisa memantau siaran dan mengirim laporan hasil pemantauan siaran Radio kepada VOV. Program siaran VOV5 di tempat saya  didengar jelas dan ini juga untuk pertama kalinya, saya memantau siaran di pesawat Radio. Dulu saya memantau-nya di internet – Website VOV. Semoga, kru Indonesia VOV5 sehat walafiat”.

Sementara itu, saudara Basid Hasibuan  di Kota Jakarta mengirim laporan pemantauan siaran Radio  tanggal 26/3, pada pukul 17.30, di frekuensi  12020Khz kepada kami. Anda menyampaikan kesan tentang acara “Kehidupan Masyarakat Vietnam”: “Dalam acara Kehidupan Masyarakat Vietnam, saya terharu  atas kisah tentang perempuan Hai An yang berusia 7 telah menyumbangkan organ tubuhnya dan sejak itu di Vietnam meningkat orang yang menyumbangkan organ tubuh 100 kali lipat. Sungguh mulia perbuatan Hai An,  semoga banyak warga yang mau saling memberikan kepada orang lain dimana dapat dimanfaatkan oleh yang hidup. Banyak juga penduduk Vietnam untuk mengorbankan diri untuk riset kedokteren Vietnam. Saya yakin kelak Vietnam menjadi negara yang ilmu kedokteran-nya mengalahkan banyak negara di Asia Tenggara".

Saudara pendengar! Kami berterimakasih atas laporan pemantauan siaran Radio dan pendapat-pendapat yang saudara-saudara berikan kepada kami. Dalam program-program siaran bahasa Indonesia, acara “ Kehidupan Masyarakat Vietnam” dan rubrik “Warna-warni-54 etnis Vietnam” merupakan rubrik-rubrik yang mendapat perhatian banyak pendengar, karena ia kental dengan jati diri dari negeri Vietnam. Selain mendengarkan program siaran, marilah saudara-saudara juga bisa mengakses pada website www.vovworld.vn untuk membaca dan melihat gambar-gambar yang memperjelas artikel  serta melihat “Reportase Foto” untuk bisa memahami lebih jelas tentang negeri dan manusia Vietnam.

Pada pekan ini, kami menerima surat dari saudara Lianawati. Dalam suratnya, Anda bertanya: “Mungkin di lain waktu bisa diliput juga tentang para pengajar di daerah terpencil Vietnam? Dengan berbagai kendala, tapi masih bersemangat melakukan tugas-nya”

Saudara pendengar! Di daerah-daerah pegunungan tinggi  atau daerah  pedalaman dan daerah pelosok di Vietnam, ada para guru yang tinggal di tempat untuk mengajarkan huruf untuk anak-anak etnis minoritas. Di antaranya, harus menceritakan kisah  tentang 44 orang pak guru dari Sekolah Dasar Tri Le, Provinsi Nghe An, Vietnam Tengah yang baru saja dimuliakan sebagai para Tokoh dalam Tahun  dalam upacara Pemberian Hadiah yang mengesankan VTV tahun 2017.

Sekolah Dasar Tri Le, Kabupaten Que Phong, Provinsi Nghe An (Vietnam Tengah) adalah satu sekolah  yang jauhnya kira-kira 30 Km dari pusat Kotamadya-nya. Jalan menuju ke sekolahan ini yang sangat sulit ditempuh, pada musim kemarau, debu menutupi jalan, pada musim hujan, jalan-nya tenggelam dalam lumpur, khususnya jalan menuju ke sekolah-sekolah yang lebih jauh, mungkin memakan waktu sehari semalam. Ini juga merupakan sekolah yang dikenal dengan banyak “tidak” yaitu tidak ada jalan mobil, tidak ada listrik, tidak ada sinyal telepon, tidak ada internet dan lain-lain….Anak sungai yang melewati sekolah ini  merupakan sumber air satu-satunya bagi para guru yang digunakan untuk mandi, cuci pakaian, masak nasi dan minum. Di sekolah tiada ibu guru, karena untuk bisa menuju ke sekolah, mereka setiap hari harus menempuh jalan yang miring, berbahaya dan harus menempuh jalan di  lereng gunung.

Sekolah Dasar Tri Le, Kabupaten Que Phong, Provinsi Nghe An  sekarang ini mempunyai 44 guru pria, tapi ada 6 sekolahan yang terpisah-pisah, maka setiap sekolahan ada dari 5-6 guru pria. Ada guru yang harus mengorbankan kebahagiaan pribadi untuk tinggal bersama dengan muridnya, ada  guru yang tidak menerima jabatan, menggunakan gaji-nya untuk menghidupi muridnya setiap bulan. Namun, mereka tidak patah semangat. Sebagai pengganti, mereka telah belajar cara berkenalan dan bergotong royong mengatasi kesulitan dengan segala cara yang bisa dilakukan. Pak Guru Hà Van Tho, seorang pak guru muda di sekolah Huoi Moi 2, Sekolah Dasar Tri Le memberitahukan: “Ketika bekerja di sekolah ini, saya harus menyediakan waktu untuk belajar bahasa etnis minoritas Mong, mencari cara untuk berkenalan dan dekat dengan para murid etnis minoritas. Semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit, pada akhir pekan, kalau cuaca baik, saya akan menuju ke dukuh untuk membeli bahan makanan, kalau cuaca buruk, saya harus mengusahakan bahan makanan sendiri. Tetapi, ketika suara genderang sekolah bergema, para murid segera tiba di sekolah, saya sangat sayang kepada mereka dan akan berkaitan lama dengan mereka”.

Memperkenalkan tentang usaha pengajaran dari para guru di daerah pegunungan tinggi Vietnam - ảnh 2 Jalan ke Sekolah Huoi Moi 2 penuh dengan kesulitan

Selama 30 tahun ini, puluhan guru pria itu tetap masih rajin memainkan peranan sebagai “ayah yang baik”, memikirkan usaha belajar dan merawat kesehatan murid-nya. Pada waktu yang paling sulit, para guru tersebut belum pernah punya fikiran meninggalkan murid dan rekannya, atau meninggalkan kerluarga –nya yang kedua - tempat dimana ada orang-orang yang menyediakan seumur hidup-nya bagi usaha pendidikan manusia yang penuh dengan seribu kesulitan itu.

Saudara yang budiman! Apakah di Indonesia ada para guru yang mengatasi  kesulitan untuk melaksnakan usaha mendidik di daerah-daerah pedalaman dan daerah pelosok seperti di Vietnam? Marilah saudara-saudara berbagi informasi tentang soal ini.

Saudara - saudara pendengar! Mudah-mudahan, penjelasan di atas memuaskan saudara-saudara. Kalau berminat mendengarkan, membaca kembali dan mengeluarkan komentar tentang Program Siaran kami, silahkan akses websitewww.vovworld.vn.Semua pertanyaan dan surat dikirim via E-mail:indonesia.vov5@gmail.com. Surat tulisan tangan dikirim ke alamat: Jalan Ba Trieu, nomor 45, kota Hanoi, Vietnam.

Komentar

Yang lain