Kebun sayuran dari saudari Lam Viet Hoa  (Foto: Thanh Tu/vov.vn)

Kisah merintis usaha yang dilakukan oleh saudari Lam Viet Hoa, Direktur Perusahaan Minh Hoa penuh dengan kesukaran, kegagalan ada, pontang panting juga ada, tapi bukan karena kegagalan awal itu dia meninggalkan impian yang dia simpan dalam waktu 7 tahun ini. Dia telah asyik dan banyak berpikir untuk mengusahakan solusi memperbaiki kebun sayur-sayuran menurut arah modern, dengan pedoman: sayuran harus bersih dari kebun sampai  kemeja makan. Sekarang ini, Perusahaan Minh Hoa melakukan produksi di atas lahan seluas 3.000 meter persegi dengan sistim penyemprot embun yang modern, semuanya dibungkus dengan jaring dan nilon untuk menjamin cahaya, sumber air dan hama tidak menimbulkan kerugian agar sayuran berkembang penuh dalam hal mutu dan jumlah. Saudari Hoa menyatakan bahwa pengertian bersih dalam hal ini ialah harus diecek dan bukan orang lain selain para konsumen ketika mereka memetik sendiri sayuran, dengan mata kepala sendiri melihat dan segera bisa menikmati produk itu. Saudari Lam Viet Hoa mengenangkan kembali: “Kalau tidak ada lagi impan bukanlah kehidupan lagi. Saya pikir bahwa semua yang dilakukan oleh perusahaan, semua personil dan keluarga saya membawa satu pesan yaitu bagaimana arti bersih itu. Bersih berarti bisa mengecek produk yang baru saja kita beli. Saya telah berpikir tentang masalah ini pada 7 tahun sebelumnya dan hingga sekarang ini, saya baru bisa berhasil melakukannya”.

Berhasil menegakkan citra seperti dewasa ini karena berdasarkan pada pedoman “Berani memimpikan dan menginginkan adanya sumber bahan makanan bersih untuk konsumen, bersih dari kebun sampai ke meja makan”. Hingga sekarang ini, pola penanaman sayuran bersih sedang mendapat perhatian dari banyak pelanggan ketika menginjakkan kaki di Kota Can Tho tidak bisa tidak mengunjungi  kebun sayuran hidroponik ibu Minh Hoa dan menikmati masakan rakyat yang tak ada duanya ini. Baru-baru ini, kira-kira 400 pelajar perempuan klas 11  dari 4 Sekolah Menengah Atas dan Pusat Pendidikan Permanen Kabupaten Tra On, Provinsi Vinh Long telah mengunjungi Perusahaan Minh Hoa. Rombongan ini telah memilih perusahaan ini sebagai destinasi pertama bagi para pelajar  untuk dapat mengalami dan dengan mata kepala sendiri menyaksikan pola penanaman sayuran hidroponik milik wirausaha wanita Lam Viet Hoa. Ini merupakan sebagian dari aktivitas tamasya dan belajar dalam rangka kerjasama konsultasi sekolahan dari Program  bantuan pendidikan untuk pelajar perempuan dari Organisasi “Room to Read”. Pelajar Thach Thi Thu Trang, klas 11 Sekolah Menengah Atas Le Thanh Mung, Kabupaten Tra On, Provinsi Vinh Long mengatakan: “Satu sumber bahan makanan bersih adalah sangat penting dalam kehidupan dewasa ini. Saya juga ingin belajar pola ini untuk sampai pada sesuatu taraf saya bisa mendapatkan modal. Saya belajar pengalaman dari orang-orang yang telah berhasil mendirikan kebun sayuran bersih dan aman agar masyarakat mempunyai satu sumber bahan makanan yang aman, membantu kesehatan manusia secara lebih baik”.

Bisa dilihat, pola penanaman sayuran bersih menurut metode hidroponik sedang mendapat perhatian dari banyak orang, selangkah demi selangkah memenuhi kebutuhan dan keinginan adanya sumber bahan makanan bersih untuk konsumen. Saudari Lam Viet Hoa menginginkan agar pada masa depan akan ada semakin banyak ide yang baik dan pola yang baik untuk memberikan banyak sumber bahan makanan bersih dan aman kepada masyarakat. “Saya berpimpikan bia punya sumber bahan makanan bersih, saya banyak berpikir tentang hal itu, oleh karena itu, saya telah asyik dan walaupun juga mengalamai kegagalan, tapi kalau saya berhenti, maka itu tanda titik habis. Saya merintis usaha seperti itu,  hingga saat ini juga belum habis kesulitan, tapi saya pikir bahwa saya punya satu peta jalan yang baik yaitu banyak berpikir tentang komunitas lebih dari pada berpikir tentang diri sendiri”.

Tidak sedikit orang pikir bahwa sukses dalam bisnis berdasarkan pada keuntungan yang diperoleh, tapi bagi saudari Lam Viet Hoa  sama sekali bukan begitu. Dia selalu berpikir perlu menganggap kepentingan komunitas, simpati dan empati dari konsumen sebagai kriterium untuk menilai kualitas produknya.