Doktor Le Van Tri-Ilmuwan dari kaum tani

(VOVWORLD) - Proyek ilmu pengetahuan untuk  instansi pertanian dari Doktor Le Van Tri, Direktur Utama Perusahaan Pesero Bio-teknologi dan pupuk Fitiohoocmon-Bifi baru saja memperoleh hadiah yang diberikan oleh Organisasi Kepemilikan Dunia  (WIPO) tahun 2016. Proyek ini membantu kaum tani meningkatkan hasil-guna ekonomi dalam proses produksi minyak atsiri dari pohon serai.
Doktor Le Van Tri-Ilmuwan dari kaum tani - ảnh 1Doktor Le Van Tri  (Foto: vovworld.vn) 

Proyek “Intensifikasi penanaman pohon serai di  lahan yang terpengaruh oleh perubahan iklim untuk mendapatkan minyak atsiri demi kebutuhan konsumsi, ekspor dan produksi pupuk organik mikrobiologi dari zat limbah sulingan” karya Doktor Le Van Tri telah memperoleh hadiah WIPO dan hadiah pertama kreativitas ilmu pengetahuan teknologi Vietnam tahun 2016 (hadiah dari Dana VIFOPEC) di bidang teknologi untuk menghadapi perubahan iklim, melestarikan lingkungan dan menggunakan secara masuk akal sumber daya alam. Ini untuk kedua kalinya Doktor Le Van Tri memperoleh hadiah WIPO. Sebelumnya, pada tahun 2012, Doktor Le Van Tri berhasil melakukan penelitian teknologi produksi zat Fito-Biomix RR untuk menangani jerami di sawah menjadi pupuk organik bagi pepohonan guna melestarikan lingkungan. Tema ini menerima hadiah WIPO dari Organisasi Kepemilikan Dunia tahun 2012. Le Dang Tho, Kepala Dana VIFOTEC memberitahukan: “Dana VIFOTEC 23 kali telah menyelenggarakan pemberian hadian kreativitas ilmu pengetahuan dan teknologi Vietnam. Ini adalah hadiah yang bernilai tentang ilmu pengetahuan dan teknologi Vietnam. Proyek-proyek yang memperoleh hadiah kreativitas ilmu pengetahuan dan teknologi Vietnam sekarang ini telah dan sedang ditetapkan secara kuat dan luas dalam praktek produksi dan memberikan hasil-guna sosial-ekonomi kepada Tanah Air”.

Proyek ciptaan Doktor Le Van Tri tersebut telah memberikan hasil-guna ekonomi yang tinggi dan bersifat terobosan tentang teknologi. Doktor Le Van Tri memberitahukan: “Saya melihat bahwa rakyat hanya menggunakan umbi pohon  serai untuk kebutuhan makan atau  untuk menghalau bau hasil perikanan, itu boros sekali karena bagian daun dan batangnya dibuang. Dengan teknologi penyulingan minyak atsiri seperti sekarang ini, maka jumlah minyak atsiri yang diperoleh terlalu rendah dan memakan banyak air pendinginan. Teknologi sebelumnya tidak mencapai tuntutan karena hasil-guna ekonominya rendah. Saya telah menciptakan satu teknologi baru yang bisa mengambil jumlah minyak  atsiri secara paling cepat, menghemat waktu dan mengurangi ongkos. Setelah selesai menyuling minyak atsiri, kami menggunakan zat limbahnya menjadi pupuk biologi”.

Pohon serai mudah ditanam dan bisa hidup di banyak daerah yang tahan kekeringan, keasinan dan daerah pegunungan serta mencapai hasil-guna ekonomi yang berlipat dari 7-8 kali terbanding dengan pohon padi. Menurut perhitungan dari Doktor Le Van Tri, proses yang lengkap “menanam pohon serai-mengumpulkan minyak atsiri-memproduksi pupuk” bisa memberikan hasil-guna ekonomi sebanyak kira-kira 140 juta dong Vietnam per tahun per hektar. Setelah pohon serai, Doktor Le Van Tri akan terus mencoba penerapan teknologi pada produksi berbagai jenis minyak atsiri yang lain seperti pohon adas, kayu manis dan kayu putih. Hal ini membuka arah perkembangan yang berkesinambungan bagi  produksi minyak atsiri ekspor Vietnam. Doktor Le Van Tri memberitahukan: “Kami berencana sampai tahun 2025 akan berhasil membangun cabang industri produksi minyak atsiri serai. Vietnam bisa menjadi negeri yang memelopori dunia tentang produksi minyak atsiri serai. Kami bekerjasama dengan berbagai kementerian, badan dan instansi untuk membuat tema penelitian tentang produksi dan penerapan produk-produk dari minyak atsiri yang berasal dari alam sekitar”.

Sebagai salah seorang ilmuwan papan atas  di bidang pertanian Vietnam, Doktor Le Van Tri punya lebih dari 80 proyek ilmu pengetahuan dan artikel yang dimuat di jurnal dalam dan luar negeri, adalah pencipta dari 19 paten. Dia pernah dimuliakan oleh Organisasi Rekor Asia sebagai ilmuwan yang punya paling banyak ciptaan di Asia  di bidang bio-teknologi. Semua hasil yang patut dicatat melalui bertahun-tahun melakukan penelitian ilmu pengetahuan secara rajin, nampaknya masih belum memuaskan kegandrungan Doktor Le Van Tri dalam melakukan penelitian. Dia masih sedang berupaya keras membawa kearifan dan tenaganya untuk meneliti produk-produk baru dan teknologi baru demi kepentingan kaum tani dan instansi pertanian Tanah Air.  

Komentar

Yang lain