(VOVworld) – Rumah kecil dari saudara Ta Thu Phong di kecamatan Ngoc Thuy, kabupaten Long Bien, kota Hanoi dimisalkan sebagai satu perpustakaan mini dengan banyak buku dan koran lama. Bagi saudara Ta Thu Phong, setiap koran adalah sejarah, informasi, seni rupa dan seribu satu pengetahuan yang dia simpan dan dia hargai.
Saudara Ta Thu Phong
(Foto: vnexpress.vn)
Dulu, ketika masih menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hanoi, saudara Ta Thu Phong telah datang ke semua jalan di ibu kota Hanoi untuk membeli buku dan koran. Setelah lebih dari 20 tahun rajin mengoleksi dan menyimpan, dia telah memiliki satu khazanah buku dan koran yang cukup besar. Di antara puluhan ribu koran, dia memiliki banyak koran yang bernilai dan jarang ada seperti koran “Gia Dinh” edisi pertama pada tahun 1865, koran “Khai Hoa” dari Bach Thai Buoi, koran “Trang An”, koran “Dewasa ini”, buku hukum singkatan yaitu buku hukum pertama yang dicetak dengan bahasa Vietnam dan diterbitkan pada tahun 1884 atau buku almanak yang diterbitkan pada tahun 1872 yang mencantumkan kembali semua naskah, peraturan dan daftar para hulubalang di berbagai daerah.
Bagi saudari Ta Thu Phong usaha mengoleksi buku dan koran tidak semata-mata untuk memuaskan kegandrungan membaca buku, tapi juga adalah hobi yang santun, menyimpan semua intisari pengetahuan dari umat manusia. Dia mengatakan: “Jumlah buku dan koran menjadi lebih banyak menurut waktu dan saya memutuskan menyimpannya secara sistimatis. Tentang buku, saya memiliki kira-kira 8.000 buku, sedangkan tentang koran dan majalah, saya memiliki lebih dari 100 koran dan majalah”.
Seperti halnya dengan hobi-hobi lain, mengoleksi buku dan koran juga memakan banyak tenaga. Untuk memiliki satu kumpulan buku yang bernilai, selain mencari, tahu cara menyimpan, maka pemainnya juga harus punya pengetahuan tentang penulisnya, karya, balai penerbitan, waktu penerbitan dan lain-lain, dari situ mengklarifikasikan nilai buku yang ingin dia koleksikan. Mendapat banyak koran kuno dan jarang ada adalah satu perjalanan yang sulit, tapi tidak membuat saudara Ta Thu Phong turun semangat. “Kolektor harus punya kegandrungan. Bagi seorang kolektor, penggalan jalan dan waktu bukanlah rintangan. Mereka perlu hanya mendapat informasi di mana ada buku yang bernilai dan di mana ada satu lemari buku yang dijual, maka pada malam haripun mereka juga segera berangkat, karena kalau lambat, mungkin buku itu akan tidak jatuh pada tangan mereka lagi”.
Cara mengoleksi dan mengatur koran yang dilakukan oleh saudara Ta Thu Phong juga istimewa. Tidak hanya mencari koran-koran yang lama dan jarang ada, kolektor Ta Thu Phong juga mengoleksi koran menurut setiap topik dan periode pers Tanah Air seperti misalnya koran Vietnam tahap permulaan, koran pra perang perlawanan, koran revolusioner tahap 1946-1954, koran pada periode subsidi negara, koran musim semi, koran menurut peristiwa-peristiwa Kongres Nasional Partai Komunis dan lain-lain.
Tidak menyimpan buku dan koran untuk diri sendiri, saudara Ta Thu Phong senantiasa ikut serta dalam forum buku lama, pameran buku dan koran untuk berbagi banyak buku lama yang bernilai kepada para pembaca. Rumah kecil milik dia senantiasa menyambut kedatangan para wisatawan, banyak orang datang ke sana untuk membaca dokumen demi kebutuhan penelitian kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Banyak buku dan koran lama milik saudara Ta Thu Phong telah hadir dala pameran-pameran besar dan menyerap perhatian dari massa rakyat. Dia mengatakan: “Buku-buku yang saya koleksi datang kepada para peneliti dan pembaca untuk bisa mencari tahu tentang koran-koran yang didengarkan oleh bannyak orang, tapi belum pernah melihatnya. Para pemuda telah terlalu beken dengan koran-koran modern dewasa ini, ketika memegang koran-koran yang diterbitkan sudah sangat lama, mereka merasa sangat terharu. Dapat mendekati dokumen-dokumen seperti itu membantu mereka lebih haus membaca”.
Dalam ritme hidup modern yang serba sibuk masih ada orang-orang yang diam-diam mengikuti keasyikan mengoleksi dan menyimpan buku dan koran lama seperti Ta Thu Phong sehingga membantu para pembaca lebih menghargai nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang ditinggalkan oleh para pendahulu. Peneliti sejarah dan kebudayaan Vu The Long menilai: “Semua yang sudah dicetak punya nilai dan harus menghargainya. Koran-koran lama menyimpan banyak informasi dari zaman pada ratusan tahun ini sehingga dewasa ini ia menjadi pusaka budaya, menjadi bukti hidup-hidup dari zaman itu baik tentang bahasa, aksara dan pola pikir manusia”.
Tidak hanya mengoleksi buku dan koran lama, Ta Thu Phong juga sedang mulai menulis buku sejarah pers Vietnam. Dia juga membentuk satu jejaring sosial untuk memuat informasi dan tulisannya tentang buku dan koran lama yang jarang ada. Dia berbuat seperti itu karena rasa cintanya terhadap buku dan koran lama. Keinginannya yang paling besar ialah menyimpan secara baik khazana buku dan koran dan semakin acara banyak pembaca yang membaca korannya. Dengan kehangatannya, Ta Thu Phong telah turut mengkonservasi dan mengembangkan semua nilai kebudayaan tradisional bangsa.