(VOVWORLD) - “Personil bank merupakan satu kejuruan melakukan usaha ekonomi, menghidupi keluarga, sedang guru silat merupakan satu suratan nasib yang harus saya bayar kepada masyarakat”. Demikian dikatakan oleh guru silat Tran Nam Trung, 40 tahun, personil bank tapi gandrung kepada silat tradisional Vietnam dan ingin mengembangkan jenis silat ini di tempat pagoda. Sekarang ini, dia bersama dengan para rekannya membuka 6 sekolah silat Nam Thien Phat Mon Quyen di pagoda-pagoda di Kota Hanoi dan Provinsi Hung Yen.
Guru silat Tran Nam Trung (baju putih) (Foto: vovworld.vn) |
|
Berkenalan dengan silat pada usia 12 tahun, pada waktu itu, Tran Nam Trung adalah seorang anak yang berperawakan kecil dan lemah. Justru silat telah mengubah kehidupannya. Guru silat Tran Nam Trung mengatakan: “Saya belajar silat karena kegandrungan dengan keinginan memperbaiki kesehatan. Setelah saya ikut berlatih silat selama 3 tahun, melalui proses latihan dan penggerakan tubuh, saya merasa sehat dan tubuh saya berkembang secara seimbang. Dari situ memperkokoh kepercayaan kepada diri sendiri bahwa berlatih silat akan menggembleng semangat, kapabilitas dan juga merupakan nomor olahraga yang membantu tubuh saya berkembang tentang sosok tubuh dan kesehatan”.
Dari waktu ke waktu, silat selalu merupakan teman seperjalanan Tran Nam Trung. Sejak masih duduk di auditorium, dia telah membuka kursus belajar silat kepada para pelajar, mahasiswa, prajurit dan lain-lain. Pada tahun 2011, suratan nasib telah membawa dia ke Pagoda Bang A dan diundang oleh pemimpin pagoda ini untuk mengajar silat secara gratis kepada para pelajar dan mahasiswa. Juga pada tahun ini, Sekolah Silat Nam Thien Phat Mon Quyen diresmikan dan diperluas kepada semua obyek. Kriterium aktivitas sekolah silat ini ialah kombinasi antara latihan jasmani dan karakter.
Pada permulaannya, sekolah silat ini menjumpai tidak sedikit kesulitan. Jumlah siswa yang datang mendaftarkan banyak, tapi para pelatihnya sedikit, hanya ada beberapa orang. Guru silat Tran Nam Trung telah harus meminta bantuan dari teman-temannya. Kemudian ialah masalah bagaimana menjamin tata tertib dan cara mengajar. Dia sendiri juga harus menyeimbangkan secara harmonis pekerjaan di kantor dan pemeliharaan keluarganya serta pekerjaan di sekolah silat. “Saya sendiri memberikan bantuan kepada keluarga tidak seberapa. Semua pekerjaan rumah tangga diurus oleh istri saya. Saya berterima kasih kepada istri saya yang telah menaruh empati, berbagi dan selalu bahu membahu dengan saya”.
Guru silat Tran Nam Trung |
Karena adanya garis belakang yang mantap dari pihak keluarga, selama 7 tahun ini, guru silat Tran Nam Trung baru memiliki banyak waktu untuk menggeluti silat dan pekerjaan sosialnya. Dia selalu menyediakan paling banyak waktu untuk pekerjaan latihan kepada para siswa. Di sekolah-sekolah silat yang dia pimpin, keseriusan dan disiplin diutamakan. Vu Duy Tan, seorang siswa yang pernah ikut serta dalam sekolah silat Pagoda Bang A dan sekarang sedang mengurus pekerjaan latihan memberitahukan: “Saya belajar di sekolah silat ini selama 2 tahun ini, tapi, pekerjaan latihan baru dilakukan pada dua bulan ini saja. Setelah mengikuti kursus pelatihan, saya diizinkan oleh guru Trung untuk mengajar. Guru Trung sangat keras, tapi adalah orang yang sangat teliti dan selalu memberikan bantuan hangat kepada kami. Sejak mulai masuk kursus ini, saya telah sangat mencintai dia dan memutuskan berkaitan dengan sanggar silat ini selama mungkin”.
Dengan kesatuan hati dan semangat dari para rekannya, sekolah silat Nam Thien Phat Mon Quyen dari guru silat Tran Nam Trung semakin berkembang kuat dan dikenal oleh banyak orang. Sekarang ini, ada kira-kira 1000 siswa sedang mengikuti kursus-kursus di 6 sekolah silat Nam Thien Phat Mon Quyen di pagoda-pagoda di Kota Hanoi dan provinsi Hung Yen. Tentang alasan memilih pagoda untuk membuka sekolah silat, Tran Nam Trung mengatakan: “Saya pikir bahwa lingkungan pagoda sangat baik untuk mengajar silat, karena wilayah bumi ini keramat dan orang selalu menghormatinya. Dalam proses latihan ada penyaringan antara yang baik dengan yang buruk, maka karakter akan berkembang sangat stabil. Oleh karena itu, saya akan terus memilih lingkungan yang adalah pagoda-pagoda untuk terus mengembangkan dan mengajar silat kepada anak-anak”.
Setiap tahun, selain melakukan latihan di sekolah silat, guru silat Tran Nam Trung dan para siswanya juga ikut serta dalam pertunjukan silat di Kota Hanoi dan mencapai banyak bintang, lolos masuk grup 10 di antara lebih dari 100 rombongan peserta. Saban hari, dia tetap melakukan pekerjaan selaku seorang personil Bank Phuong Dong, pada malam harinya, dia tetap terus gandrung menyampaikan silat tradisional kepada para siswanya dan tentunya, di samping dia selalu ada dukungan dari istri, anak dan para rekan. NGUYEN HA