Bunga Mawar Baja dalam Tim Wanita Penjinak Ranjau di Quang Tri

(VOVWORLD) - Quang Tri, tanah yang tangguh, di mana pernah menjadi sasaran jutaan ton bom dan peluru selama perang untuk merebut kembali kemerdekaan bangsa, sekarang masih ada ratusan ribu bom dan ranjau yang belum meledak.
Bunga Mawar Baja dalam Tim Wanita Penjinak Ranjau di Quang Tri - ảnh 1Tugas tim peninjak bahan peledak yang tersisa dari perang ialah memulihkan perdamaian di bumi itu. Foto: cand.com.vn

Dalam perjalanan membersihkan tanah tersebut, ada para wanita yang setiap hari melangkah di tengah bahaya untuk menabur benih kehidupan. Mereka adalah “bunga-bunga mawar baja” dalam tim wanita pertama di Vietnam yang bertugas menjinakkan bom dan ranjau.

Memanfaatkan waktu selama perjalanan, saudari Nguyen Thi Hai Van, Kepala Tim Penjinak Bom dan Ranjau dari Proyek NPA/Renew dengan cepat menugasi para anggota tim. Di bawah teriknya matahari musim panas, wajah dari 15 petugas wanita penjinak bom dan ranjau dari proyek NPA/Renew tampak memerah dan punggung baju mereka basah oleh keringat. Konsentrasi tinggi terhadap pekerjaan tersebut membuat suasana di sekitar terasa hening, hanya terdengar suara alat pendeteksi ranjau. Dengan operasi yang berulang setiap hari, pekerjaan ini tidak hanya menuntut saraf baja tetapi juga disiplin baja dari setiap orang. Di akhir shift kerja, saudari Phan Thi Thu Huong bersama dengan para rekannya baru saja menemukan beberapa tempat yang menunjukkan adanya tanda-tanda bahan peledak:

“Ini adalah hutan pinus, tempat di mana banyak warga bekerja setiap hari. Namun, di bawah lapisan tanah itu terdapat bendera merah, yang mungkin merupakan sinyal tentang sisa-sisa bahan peledak yang tertinggal di dalam tanah”.

Bunga Mawar Baja dalam Tim Wanita Penjinak Ranjau di Quang Tri - ảnh 2Para anggota Tim Penjinak Bom dan Ranjau. Foto: cand.com.vn

Pekerjaan para wanita ini tidak boleh ada kesalahan. Satu bunyi “tit” yang terdengar bisa menunjukkan tanda serpihan baja berkarat, atau bom mematikan yang telah terkubur di dalam tanah selama lebih dari 50 tahun. Dalam proses bekerja, satu kesalahan kecil saja bisa merenggut nyawa diri sendiri maupun orang di sekitar. Oleh karena itu, pekerjaan penjinakan bom dan ranjau tidak memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan:

“Karena ini adalah pekerjaan yang sangat berbahaya, maka tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Karena, jika terjadi kesalahan, akibatnya bisa sangat besar bagi diri sendiri maupun anggota lain dalam tim”.

Setelah lebih dari dua bulan melakukan penjinakan di area seluas hampir 100.000 meter persegi, di wilayah Tan Vinh, Dong Ha, Tim Penjinak Ranjau dari Proyek NPA/Renew telah menemukan lebih dari 150 bahan peledak dan lebih dari 80 bom curah. Ini adalah area yang sangat tercemar. Saudari Nguyen Thi Hai Van menambahkan:

“Kami telah melakukan penjinakan di area seluas hampir 700.000 meter persegi. Kami telah menemukan lebih dari 150 jenis bahan peledak, seperti: peluru artileri, granat tangan, mortir. Selain itu, kami juga menemukan 80 bom curah dan amunisi lainnya”.

Setiap bahan peledak yang berhasil ditemukan akan dihancurkan setelah selesai shift kerja merupakan kebahagiaan dan kebanggaan bagi para wanita petugas penjinak bom dan ranjau. Karena mereka tahu bahwa besok, warga di sini akan bercocok tanam dengan aman di lahan mereka sendiri.

“Yang paling penting adalah keselamatan, memberikan peluang bagi masyarakat untuk mencari nafkah dan mendapat kesempatan untuk berkembang. Warga akan merasa tenang dan aman untuk bercocok tanam di lahan tersebut.

“Setiap hari kami menangani bom dan peluru, dan warga sangat senang karena mereka bisa bercocok tanam dengan tenang di lahan mereka sendiri. Itu juga menjadi motivasi bagi kami untuk melaksanakan tugas ini.

Bunga Mawar Baja dalam Tim Wanita Penjinak Ranjau di Quang Tri - ảnh 3Nguyen Thi Hai Van, Kepala Tim Penjinak Bom dan Ranjau menyosialisasikan pekerjaan tertentu. Foto: cand.com.vn

Para wanita yang bertubuh langsing di dalam tim penjinak bom dan ranjau ini meninggalkan rumahnya setiap pagi, menghadapi bahaya, namun mereka tetap memilih untuk mengorbankan diri karena mereka memahami bahwa tanah di bawah kaki mereka adalah keamanan bagi ratusan keluarga lainnya. Saudara Mai Van Viet, Manajer Program Penjinakan Ranjau NPA/RENEW di Provinsi Quang Tri, mengatakan bahwa para wanita dalam tim ini telah membuktikan diri dalam pekerjaannya dengan mengatasi banyak kesulitan:

“Pria dan wanita bekerja secara setara dan sama. NPA/Renew membuktikan bahwa wanita juga dapat menyelesaikan tugas dengan sangat baik.

Selama lebih dari 10 tahun terakhir, ratusan ribu meter persegi lahan telah dibersihkan oleh para wanita ini. Pesawahan padi yang menguning, perbukitan pohon akasia yang hijau, dan sekolah-sekolah yang riuh dengan suara tawa dari anak-anak menjadi bukti nyata dari upaya-upaya menghidupkan kembali daerah yang dulu mati. Selama masih ada bom dan ranjau di bawah tanah Quang Tri, “bunga-bunga mawar baja” ini akan terus bekerja tanpa lelah untuk menghidupkan kembali kampung halaman, agar supaya anak-anak bisa tumbuh menjadi dewasa dan bermain dengan aman di satu desa yang damai.

Komentar

Yang lain