(VOVworld) – Pada tahn 2013, banyak investor sedang mengangap Asia Tenggara sebagai kawasan yang menjanjikan dengan bintang-bintang yang sedang muncul seperti Indonesia, Malaysia, Filipinan dan Myanmar. Pada saat ekonomi dunia menjumpai banyak kesulitan akibat krisis, kenapa kawasan Asia Tenggara mempunyai daya tarik seperti itu.
Ilustrasi
(Foto: intenet)
Menurut prakiraan PBB, laju pertumbuhan ekonomi ASEAN akan mencapai kira-kira 5,7% pada tahun 2013 ini dan kira-kira 5,8% pada tahun 2014. ASEAN sedang bersaing degan beberapa perekonomian besar di kawasan tentang penyerapan modal investasi asing. Grup-grup lintas negara telah mulai memperhatikan negara-negara ASEAN untuk menggunakan sumber daya manusia dengan harganya murah, keunggulan tentang jumlah penduduk dan keunggulan pertumbuhan ekonomi. Mark Geary, dari Institut Penelitian Federal Amerika Serikat memberitahukan: “Perusahaan-perusahaan besar sedang mengusahakan pertumbuhan di kawasan Asia dan mereka juga memindahkan perhatian ke pasar-pasar ini. Hal ini bisa dilihat dalam strategi pertumbuhan Bank HSBC. Mereka memangkas tenaga kerja di Eropa, tapi menambah 500 personil di Asia”.
Selama beberapa bulan awal tahun 2013 ini, situasi ekonomi umum di dunia dan di kawasan telah mengalami banyak perubahan terbanding dengan dulu. Dan ada banyak dasar untuk percaya bahwa pada tahun ini, banyak investor tetap menganggap Asia Tenggara sebagai satu kawasan yang menjanjikan. Bert Hofman, pakar ekonomi Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia menilai: “Pada tahun 2013 ini, situasi ekonomi Asia Tenggara akan tidak terlalu mengalami kesulitan seperti dulu. Inflasi telah berangsur-angsur menurun. Faktor pokok berpengaruh terhadap inflasi yaitu harga bahan pangan sedang naik tinggi di skala global. Tapi, faktor yang paling banyak bersangkutan dengan Asia ialah beras tidak naik, harganya yang stabil. Oleh karena itu, akan ada lebih sedikit tekanan inflasi”.
Pasar ASEAN yang menjanjikan pertumbuhan.
Ilustrasi (Foto:internet).
Satu indikasi lain yang menggembirakan ialah terhadap perekonomian ASEAN pada tahun 2013 hasil laporan Bank HSBC menunjukkan bahwa sumber modal investasi asing langsung (FDI) tidak lagi memusat ke Tiongkok, tapi ada kecenderungan berpindah ke India dan negara-negara ASEAN seperti Indonesia Filipinan, Vietnam dan Malaysia. Sebab–nya ialah negara-negara ini punyak syarat yang kondusif tentang jumlah penduduk, pasar yang menarik dan laju pertumbuhan-nya yang cepat. Vo Tri Thanh, Wakil Kepala Insitut Penelitian dan Pengelolaan Ekonomi Pusat Vietnam menilai bahwa tahap 2013-2015 adalah waktu yang berlangsug titik balik dalam reformasi ekonomi ASEAN dan dunia. Dia memberitahukan: “Pada tahun 2013, ada dua masalah yang sangat dasar. Yang pertama ialah negara-negara ASEAN tetap terus menegakkan perekonomian makro dan pada latar belakang negara-negara berkembang kuat melonggarkan kebijakan, maka negara-negara ini memperkuat kemampuan mengontrol arus-arus modal.Khususnya arus-arus modal panas. Yang ke-2 ialah di samping mengontrol arus modal, mereka berupaya memperhatikan satu kebijakan kurs untuk berhasil memperhatikan perekonomian mereka yang bisa mungkin bersaing karena negara-negara ASEAN punya kebijakan yang sangat terbuka”.
Selain itu penilaian yang penuh aktif dari Bank Dunia belakangan ini tentang titik terang ekonomi Myanmar juga diprakirakan akan membantu menyerap lebih lanjut lagi perhatian dari para investor asing yang datang ke negara ini pada khususnya dan seluruh kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Menurut laporan perkembangan ekonomi –tahun 2013 yang diumumkan oleh Organisasi Kerjasama dan Perkembangan (OECD), pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh ASEAN akan kembali di tarap melekdaknya untuk periode pra krisis dengan prosentase 5,5%.
Pada tahun 2013, banyak kesulitan dan tantangan masih dihadapi di depan masa, tapi ASEAN sedang menghadapi banyak peluang untuk bisa menunjukkan daya tarik dari satu kawasan yang mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi di dunia./.