Corak kebudayaan ASEAN di Festival ke-3 Wayang Golek Internasional di Hanoi

(VOVworld)- Semua acara pertunjukan wayang yang dipresentasikan  oleh para semiman ASEAN  pada Festival ke-3 Wayang Internasional di Hanoi sangat beranekaragam, baik tentang isi maupun tentang jenisnya yang kaya raya. Melalui usaha rekonstrstruksi semua legenda folklor dan mencerminkan masalah-masalah  yang muncul dalam kehidupan, semua seniman  wayang golek telah mendatangkan acara-acara pertunjukan wayang yang amat khusus kepada Festival tersebut, bisa membantu para penonton bisa lebih memahami kebudayaan masing-masing negara. 

Corak kebudayaan ASEAN di  Festival  ke-3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi - ảnh 1
Festival  ke -3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi.
(Foto: voh.com.vn)

Para seniman dari 6 negara ASEAN yang  terdiri dari Indonesia, Filipina, Laos, Kamboja, Thailand dan negara tuan rumah Vietnam telah memperkenalkan bermacam-macam acara pertunjukan yang beridentitas  kebudayaan masing-masing negara ke Festival ke 3 Wayang Golek Internasional yang diselenggarakan di Hanoi akhir-akhir ini .
       
      Saudara-saudara sedang menikmati musik yang mengiringi  lakon dengan tema: “ Kematian  Rahwana”- lakon wayang  yang mengandung  identitas kebudayaan folklor Indonesia yang dimanifestasikan secara dramatis melalui  bagian musik dan cara memainkan wayang yang hidup-hidup. Berselang-seling  dalam suasana megah  di medan perang  antar serdadu-serdadu, para penonton bisa dengan  santai mengikuti  adekan  lelucon  yang sangat interesan. Khususnya, para seniman dari rombongan Wayang Ajen Indonesia telah secara pandai memasukkan bagian-bagian dialog ke dalam acara pertunjukannya dengan para penonton Vietnam, sehingga membuat suasananya menjadi semakin akrab. Dia mengatakan:“ Selamat malam, saya bernama  Su Bac, saya mencintai Vietnam, Vietnam dan Indonesia adalah saudara. Saya dengan hangat menyambut Peringatan ultah  ke-67 Hari Nasional Vietnam. Terimakasih, terimakasih”.
Corak kebudayaan ASEAN di  Festival  ke-3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi - ảnh 2
Wayang Indonesia  yang bernama: “Kematian Rahwana”.
(Foto: vietnam.vnanet.vn)

Bentuk wayang yang indah, penataan panggung yang dinamis, musiknya yang  enak didengar dan cara mengantar  cerita yang  humoristis menjadi faktor-faktor yang  turut mendatangkan  penghargaan  emas kepada lakon wayang  yang bernama: “Kematian Rahwana”.

Kalau rombongan Wayang Ajen Indonesia meninggalkan kesan-kesan mendalam dalam hati  penonton melalui perancangan yang teliti dan jumlah yang   besar, maka kesederhanaan dan keringanan  tapi tidak kurang halusnya  adalah perasaan  yang diberikan para penonton terhadap  lakon dari Jo dan Na- dua orang seniman dari rombongan Hunchangforn Puppet Group Thailand. Jo dan Na telah mempertunjukkan lakon  dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda, misalnya wayang golek, wayang golek klasik dan wayang golek modern dalam suara musik  tradisional. Seniman putri Subtawee (Artisan Na) mengatakan:“Kami sendiri melakukan persiapan  semua pekerjan, mislanya mencipta lagu dan melakukan pertunjukan, kami sendiri membuat wayang golek. Hal yang kami pertunjukan yalah semua hal tentang Thailand, wayang golek Thailand, musik Thailand, tari-tarian Thailand dan langgam Thailand”.

Corak kebudayaan ASEAN di  Festival  ke-3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi - ảnh 3
Wayang Golek Air  Vietnam.
(Foto: baocaobang.vn)

Selain memanifestasikan identitas kebudayaan negerinya, salah satu diantara tema-tema panas yang dimasukkan oleh para seniman ke dalam acara pertunjukannya dalam Festival Wayang  Internasional kali ini yalah masalah melindungi  lingkungan hidup. Diantaranya harus  biacara tentang  lakon  dengan tema: “Setan Sampah” dari rombongan Wayang Golek Filipina untuk menyebarkan pesan tentang perlindungan  lingkungan hidup di planit kita melalui peningkatan kesedaran masyarakat dan mendidik kaum anak supaya ikut melakukan pelaksanaan. Sedangkan lakon  wayang golek dari rombongan lakon Laos isinya disekitar masalah menjaga  hutan di negeri jutaan gajah ini. Seniman Leuthmany Insisiengmay mengatakan: “Program pertunjukan dari rombongan kami  berfokus menyosialisasikan suku-suku bangsa Laos, negeri Laos  subur yang dulu sebagai negeri jutaan gajah, karena Laos mempunyai banyak gajah. Kami ingin memperkenalkan cara menjaga kepada para penonton mempertakankan lingkungan hidup melalui melestariklan tempat pemukiman dari kawanan gajah, termasuk menggunakaan kekuatan gajah dan membela gajah, karena sekarang ini, jumlah gajah di Laos semakin menjadi sedikit”.

Corak kebudayaan ASEAN di  Festival  ke-3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi - ảnh 4
Wayang Golek Filipina .
(Foto: giaoducthoidai.vn)

Pada Festival Wayang Internasional kali ini, rombongan tuan rumah Vietnam adalah yang paling banyak mempersembahkan  lakon wayang golek, baik wayang golek biasa dan wayang golek air dengan bermacam-macam  bentuk yang beranekaragam dan kaya raya, baik folklor maupun modern.  Program pertunjukan wayang golek air  yang telah  paling banyak menimbulkan kesan terhadap  sahabat internasional yalah “ Sucinya kata saudara setanah air” yang dipertunjukan oleh Teater Thang Long-Hanoi dan lakon wayang golek yang merebut medali  perak yalan lakon  wayang golek yang bernama: “Ruang yang putih” dari Teater  Wayang Golek Vietnam. Seniman Dalang Wawan Gunawan Ajen, dari rombongan  Indonesia mengatakan: “Wayang golek air Vietnam sangat menarik dan unik. Lakon wayang golek air  dipertunjukan  dengan alat-alat  khusus. Saya belum pernah membayangkan  bahwa wayang golek air bisa  dipertunjukkan di atas permukaan air seperti itu. Wayang golek air di Indonesia  kami dipertunjukkan di luar air”

Corak kebudayaan ASEAN di  Festival  ke-3 Wayang Golek Internasional  di Hanoi - ảnh 5
Lakon wayang rombongan Laos.
(Foto:baotuyenquang.com.vn)

Melalui Festival Wayang Internasional kali ini, para seniman negara-negara ASEAN mendapat kesempatan bertemu, belajar satu sama lain dan mereka ingin menambahkan banyak kesempatan untuk belajar kesenian wayang golek negara sahabat ASEAN.

Festival ke-3 Wayang  Internasional tahun 2012 di Hanoi mencapai sukses baik. Vietnam telah menyelesaikan dengan baik peranan sebagai jembatan penghubung kebudayaan antara semua negara, diantaranya ada negara-negara ASEAN, terutama pada latar belakang  menuju ke pembangunan komunitas bersama ASEAN pada tahun 2015./.



Komentar

Yang lain