(VOVworld) - Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia sekarang sedang menempatkan Eropa dan Asia di depan titik balik besar, menjadi faktor yang memimpin perkembangan global. Dengan perbedaan dalam tarap perkembangan ekonomi dan teknologi, Uni Eropa dan ASEAN yang mewakili dua kawasan yang terdiri dari 37 negara dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa akan mempunyai banyak kesempatan untuk bekerjasama dan saling melengkapi di atas penggalan jalan baru ini.
Uni Eropa merupakan pihak dialog pertama yang paling lama bagi ASEAN. Pada 1977, ketika mekanisme dialog ASEAN dengan para mitra besar di dunia lahir, pada kenyataannya, Uni Eropa sudah merupakan satu pihak dialog dari ASEAN sejak tahun 1972 ketika Komite koordinasi istimewa ASEAN (SCCAN) dibentuk untuk melakukan perundingan dengan Uni Eropa tentang masalah - masalah perdagangan. Dari saat itu sampai sekarang, hubungan antara ASEAN dan Uni Eropa telah berkembang di banyak bidang seperti politik, ekonomi, kebudayaan, keamanan, perubahan iklim dll.. Profesor Josi Damuri, Pusat Penelitian Internasional dan Strategi Indonesia menegaskan bahwa banyak negara dalam ASEAN menganggap Uni Eropa sebagai mitra strategis. Dia memberitahukan : « Uni Eropa biasanya menduduki posisi pertama atau ke-2 dalam daftar negara dan kawasan yang mengimpor barang dagangan dari banyak negara ASEAN seperti Vietnam, Thailand dan Indonesia. Itu di bidang perdagangan, sedangkan di bidang investasi, Uni Eropa memberikan modal dan kesempatan bisnis di ASEAN. Banyak perusahaan dari Uni Eropa membuka basis produksi di ASEAN ».
Mendorong perdagangan dan investasi selalu menjadi bidang fokus dari ASEAN dan Uni Eropa dalam waktu lalu. Hubungan ekonomi antara ASEAN dan Uni Eropa sedang masuk ke satu periode baru setelah krisis ekonomi global meledak pada tahun 2008. Krisis ekonomi ini menunjukkan pengaruh dan saling bergantung antar-negara dan kawasan. Khususnya, ketika ASEAN membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 akan membuka satu pasar besar bagi Uni Eropa. Di samping itu, sekarang baik Uni Eropa maupun ASEAN sedang mengusahakan satu pola pengembangan ekonomi baru, pengalaman menghadapi krisis utang publik di Uni Eropa. Semuanya akan merupakan pelajaran bernilai bagi ASEAN dan dunia. Direktor Eksekutif Badan Hubungan Luar Negeri Uni Eropa, David O’Sullivan menegaskan : Uni Eropa memperkuat kerjasama dengan Vietnam, karena Vietnam merupakan jembatan antara dua blok ini. Dia memberitahukan: "Pada tahun 2012, Uni Eropa dan Vietnam telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Kemitraan Komprehensif. Ini merupakan instrumen yang bermanfaat untuk mengupgrade dan memperluas hubungan kita. Dua pihak juga berupaya mengakhiri perundingan tentang Perjanjian Perdagangan Bebas pada tahun ini. Ini merupakan satu target yang ambisius, tapi implementatif”.
Menurut para analis, Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Uni Eropa akan memberikan kepentingan yang berkesinambungan kepada kedua pihak, diantaranya pengurangan tarif akan membuat barang dagang Vietnam yang diekspor ke Uni Eropa meningkat dari 30-40%. Pada tahun 2013, Vietnam merupakan mitra dagang yang besarnya nomor 4 bagi Uni Eropa dalam negara-negara ASEAN. Uni Eropa merupakan salah satu diantara investor-investor asing langsung utama dari Vietnam dengan tarap komitmen sebanyak Euro 1 miliar.
Jelaslah, bagi Uni Eropa, ASEAN, termasuk Vietnam merupakan mitra dagang yang besar dan bernilai. Sedangkan Uni Eropa merupakan pasar pokok yang mengimpor produk-produk ASEAN. Oleh karena itu, mendorong kerjasama antara Uni Eropa dan ASEAN membantu kedua pihak mengatasi krisis ekonomi dan menuju ke satu periode pertumbuhan baru./.