(VOVworld) – Terletak kira-kira 400 Km dari jantung-nya ibukota Vientiane, Ibukota kuno Luang Prabang merupakan satu destinasi yang tidak bisa kurang setiap kali berwisata di negeri jutaan Gajah. Pada tahun 1995, kota kuno Luang Prabang diakui oleh UNESCO sebagai pusaka dunia. Untuk terus menyerap kedatangan banyak turis, kota Luang Prabang berencana membangun menjadi kota wisata tanpa asap rokok.
Di semua destinasi di Ibukota kuno Luang Prabang, turis bisa secara mudah menemui papan-papan larangan merokok yang dipasang di semua situs peninggalan sejarah yang panjang-nya kira-kira 1 meter dengan ditulis dalam dua bahasa Inggris dan Laos, bersamaan dengan itu yalah lambang tidak merokok yang diletakkan di banyak obyek wisata di kota ini.
Selain itu, di semua restoran juga ditempel lambang tidak merokok. Di tempat-tempat ada papan larangan merokok ini, para turis maupun warga setempat juga tidak boleh merokok. Itu merupakan alasan-alasan mengapa saudara Graig Huitt, wisatawan Kanada dan keluarga-nya memutuskan melakukan kunjungan untuk menguak tabir keindahan Ibukota kuno Luang Prabang- pusaka dunia yang diakui UNESCO. Saudara Graig Huitt memberitahukan:“Penggelaran larangan merokok sangat baik, khususnya ketika saya berwisata dengan keluarga. Saya bisa masuk restoran, bersantai dengan secangkir kopi dan tanpa ada seorang yang merokok. Hal itu luar biasa, kalau dibandingkan dengan Tokyo, tempat dimana semua orang bisa merokok di manapun”.
Papan-papan larangan merokok yang dipasang di semua daerah
peninggalan sejarah di kota Luang Prabang.
( Foto:
vovgiaothong.vn)
Sedangkan bagi Ibu Karen dan suami-nya, wisatawan Inggris, kunjungan tersebut telah meninggalkan banyak kenang-kenangan indah kepada mereka. Karena tidak hanya di obyek-obyek wisata saja, melainkan juga di tempat publik, dia dan suami-nya tidak dikepung oleh asap rokok. Namun, dia menganggap bahwa pemerintahan kota juga perlu menyediakan tempat untuk perokok. Ibu Karen mengatakan:“Ketika berwisata di sini, saya melihat adanya banyak papan larangan merokok. Saya menganggap bahwa itu merupakan pekerjaan baik. Saya tidak suka ketika sarapan, ada banyak orang yang merokok dan asap-nya mengepung saya. Tetapi, di kota London ada tempat-tempat yang diizinkan merokok dan para pecandu rokok bisa merokok di tempat sendiri”.
Saudara Ta Quang Dong, seorang turis asal Vietnam memberitahukan bahwa keindahan di Ibukota kuno Luang Prabang akan lebih atraktif terhadap semua orang yang berwisata di sini dan mereka akan lebih terkesan dengan brand : “Kota tanpa asap rokok”.
Banyak turis menganggap bahwa larangan merokok di daerah-daerah peninggalan sejarah dan tempat- tempat publik di Ibukota Luang Prabang akan turut mengkonservasikan nilai-nilai yang diaklui oleh UNESCO. Oleh karena itu, larangan merokok juga akan tidak mengurangi jumlah turis yang berwisata di kota ini. Saudari Tinky Keeton, turis asal Afrika Selatan memberitahukan: “Kalau saudara-saudara sunguh-sungguh ingin mengunjungi satu kota indah, maka saudara-saudara bisa tidak merokok dalam jangka waktu pendek atau merokok di tempat-tempat yang diizinkan merokok. Jangan membiarkan asap rokok menganggu keindahan alam di kota ini”.
Pemerintahan kota Luang Prabang memberitahukan bahwa sejak diakui oleh UNESCO sebagai pusaka dunia, jumlah turis yang datang berkunjung di kota ini tambah meningkat. Dengan pekerjaan- pekerjaan yang sedang digelarkan dan dukungan turis, kota Luang Prabang pasti akan menjadi satukota tanpa asap rokok. Hal ini akan menyerap lebih banyak lagi turis domestik dan mancanegara untuk berwisata ke Ibukota kuno Luang Prabang.