Proyek EPPIC Turut Mendorong Ekonomi Sirkuler dari Ide-Ide Inovatif untuk Mengurangi Sampah Plastik di ASEAN

(VOVWORLD) - Tantangan inovasi untuk mengurangi polusi plastik (Ending Plastic Pollution Innovation Challenge-EPPIC) merupakan proyek yang dilaksanakan UNDP dan negara-negara ASEAN, dan kontes EPPIC diadakan untuk pertama kalinya pada 2020 dengan bantuan Kementerian Luar Negeri Norwegia dan badan-badan kerja sama pembangunan Norwegia. Kontes ini menyerap partisipasi 159 tim dari 6 negara ASEAN. Tujuannya ialah mencari, meningkatkan dan menyebarluaskan solusi-solusi inovatif guna turut menangani polusi plastik di Teluk Ha Long (Vietnam) dan pulau Samui (Thailand). 
Proyek EPPIC Turut Mendorong Ekonomi Sirkuler dari Ide-Ide Inovatif untuk Mengurangi Sampah Plastik di ASEAN - ảnh 1Acara penyampaian hadiah kontes EPPIC 2020

Para pendengar sedang mendengarkan presentasi tentang pola membawa gelas yang sudah berulang kali dipakai ke kampus-kampus dari saudari Le Thuy Linh, 33 tahun, Pendiri dan CEO Kelompok AYA, salah satu di antara 14 kelompok yang lolos masuk dalam kontes EPPIC 2020. Sebelumnya, pola tersebut telah dilaksanakan di Festival musik “Epizo de 2019” di Phu Quoc dan aktivitas “Marathon Lakerun 2020”, turut menghemat puluhan ribu gelas plastik sekali pakai. Tentang ide membawa gelas yang sudah berulang kali dipakai di kampus-kampus, saudari Linh mengatakan:

“Kami punya dua tugas. Pertama, mendidik para mahasiswa tentang ekonomi sirkuler melalui simposium-simposium dan kursus pelatihan. Setelah itu, saya akan menyampaikan contoh tentang penggunaan gelas berulang kali di kampus agar mereka bisa menerapkan apa yang sudah dipelajari ke dalam kenyataan. Kami juga bertugas mencari para dermawan atau donor yang memasok gelas baja atau mesin-mesin pencuci industri kepada kampus. Setelah berhasil mencari para donor, saya akan menerapkan pola itu di kampus”.

Kalau ide dan aktivitas kelompok AYA semata-mata non-profit dan menuju ke pendidikan dan peningkatan pemahaman tentang ekonomi sirkuler, maka pola perubahan kemasan snack menjadi aluminium dan bahan bakar diesel dari kelompok CIRAC (Thailand) merupakan pola yang menunjukkan secara agak jelas tentang konsep ini. Doktor Sikarin Tamiyakul, salah satu pendiri kelompok CIRAC, mengatakan bahwa sekarang pola ini tengah diujicoba dengan kapasitas: menangani 1000 ton kemasan snack  menjadi 200kg aluminium per hari, sedangkan bagian yang diubah menjadi bahan bakar diesel tengah berada dalam proses pengembangan dan pengujian. Meskipun hanya baru merupakan pola pengujian, tetapi sifat layak pakai dalam kenyataan membantu pola tersebut mendapat penilaian tinggi. CIRAC resmi menjadi salah satu di antara 4 tim yang meraih hadiah bersama dalam kontes, mendapat 18.000 USD dan berpeluang ikut serta dalam program pendidikan tingkat lanjut dalam waktu 9 bulan untuk mengembangkan ide menjadi proyek yang diterapkan dalam kenyataan. Selain pola-pola yang sedang berada dalam tahap pengujian seperti pola kelompok CIRAC, juga ada pola-pola yang sedang dioperasikan secara sangat efektif, tidak hanya turut mengurangi sampah plastik, tetapi juga menciptakan mata pencaharian bagi warga dan turut mendorong proses pergeseran ke perekonomian sirkuler. Salah satu pola terkemuka ialah pola produksi dan pemasokan sedotan yang dibuat dari pohon purun danau dari kelompok Grenn Joy. Saudari Vo Thao Nguyen, pendiri dan CEO Green Joy, mengatakan:

“Proyek sedotan rumput milik Green joy dibentuk dua tahun lalu, mendapat sambutan dari pelanggan dan sahabat internasional. Sedotan rumput sudah dijual di lebih dari 30 provinsi dan kota di seluruh Vietnam, dan berada di 30 negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Kami tengah melakukan konektivitas dan turut menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 petani dan perempuan di daerah dataran rendah sungai Mekong, turut meningkatkan tiga kali lipat pendapatannya. Di masa depan, saya memperluas skala produksi di beberapa provinsi di Vietnam Tengah dan Vietnam Utara”.

Proyek EPPIC Turut Mendorong Ekonomi Sirkuler dari Ide-Ide Inovatif untuk Mengurangi Sampah Plastik di ASEAN - ảnh 2Acara memuliakan 14 tim yang lolos masuk babak final kontes tersebut 

Bagi Pemerintah Vietnam, proyek EPPIC turut melaksanakan kebijakan-kebijakan Vietnam untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, membangun perekonomian yang biru, perekonomian sirkuler dan menanggulangi polusi laut, khususnya sampah plastik. Ta Dinh Thi, Kepala Direktorat Jenderal Laut dan Pulau Vietnam, anggota Panita Kontes EPPIC 2020 mengatakan:

“Proyek tersebut mempunyai makna yang sangat besar dalam turut melaksanakan kebijakan, khususnya tugas-tugas besar dalam rencana aksi nasional tentang pengelolaan sampah plastik di samudra yang sudah diberlakukan Perdana Menteri. Proyek ini turut menegaskan peran Vietnam dalam aktif  bergabung bersama komunitas internasional, merekomendasikan dan melaksanakan gagasan-gagasan kerja sama dalam ASEAN, khususnya dalam penanggulangan sampah plastik di laut dan samudra, melaksanakan haluan Partai dan Pemerintah Vietnam dalam mengembangkan ekonomi laut secara berkesinambungan serta membangun perekonomian laut yang biru, dan ekonomi sirkuler”.

Untuk melanjutkan keberhasilan EPPIC 2020, Panitia telah mencanangkan dan mengadakan kontes EPPIC 2021. Panita mengumumkan dua tempat dari Tantangan inovasi untuk mengurangi sampah plastik 2021, yaitu: Zona Ekonomi Istimewa Mandalika, Pulau Lombok (Indonesia) dan Pulau Samal (Filipina). Penerapan dan pelaksanaan ide-ide serta pola EPPIC memberikan kontribusi besar dalam menciptakan lingkungan-lingkungan yang lebih sehat dan menciptakan lapangan kerja dalam perekonomian sirkuler di kawasan.

Komentar

Yang lain