Singapura menduduki posisi ke-2 tentang indeks persaingan talenta internasional

(VOVworld) - Sekolah Bisnis Dunia (INSEAD) - salah satu diantara sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan pasca universiter papan atas di dunia, baru-baru ini mengumumkan daftar klasifikasi negara-negara berdasarkan pada indeks persaingan talenta internasional. Singapura menduduki posisi ke-2 dalam daftar ini. Indeks persaingan talenta  internasional  dilakukan saban tahun untuk menilai  daya saing dari suatu negara berdasarkan pada kualitas  sumber daya manusia di mana negara itu bisa mendidik, menyerap dan menahan mereka. Tercapainya posisi ke-2 pada tahun ini menegaskan akan kebijakan tentang sumber daya manusia yang efektif di Singapura selama bertahun-tahun ini. 

Menurut daftar klasifikasi tentang indeks persaingan talenta internasional  yang baru-baru ini diumumkan INSEAD, tiga negara yang menjadi pelopor ialah Swiss, Singapura dan Denmark. Negara-negara Eropa menguasai daftar ini dan hanya ada dua negara bukan Eropa ialah Singapura dan Amerika Serikat  berada dalam 10 besar. Singapura mendapat penilaian  tinggi karena negara ini  punya situasi  yang stabil dan faktor-faktor  yang kondusif bagi perluasan bisnis. Negeri singa ini juga menyerap  banyak mahasiswa asing  yang pandai, orang-orang yang mempunyai ketrampilan yang baik dan mendapatkan pendidikan  reguler.  Direktur Eksekutif  urusan  indeks-indeks global dari INSEAD, bapak Bruno Landvin memberitahukan bahwa satu negeri tidak hanya menyerap para talenta dunia melalui investasi di luar negeri, melainkan juga mereka menginginkan agar semua orang datang dan menegakkan usaha bisnis di sini untuk memberikan sumbangan pada perkembangan ekonomi, membentuk perusahaan-perusahaan baru dan menciptakan banyak lapangan kerja baru. Dia memberitahukan: “Banyak orang datang ke Singapura karena pekerjaan bisnis  yang mudah dan kualitas kehidupan di sini baik.  Satu  faktor  yang lain  ialah beberapa universitas bisa memasok para insinyur dan manajer yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan. Sistim kebijakan Singapura juga membolehkan dan merangsang  tenaga kerja  asing di sini”.

Di samping menyerap  sumber daya manusia asing, perbaikan-perbaikan yang bersangkutan dengan peningkatan produktivitas kerja seperti menciptakan lingkungan yang terbuka, meningkatkan kapabilitas  tenaga kerja yang mendekati kesempatan-kesempatan perkembangan dan menyempurnakan kemampuan semuanya telah membantu Singapura mencapai klasifikasi tinggi. Namun, para pakar mengatakan bahwa tetap masih ada beberapa bidang di mana Singapura perlu berfokus mendorongnya. Bapak Kwan Che Way, Direktur Institut Sumber Daya Manusia Singapura memberitahukan bahwa salah satu diantara bidang-bidang itu adalah pengembangan pendidikan kejuruan dan teknik. Dia memberitahukan: “Singapura tetap menyambut kedatangan talenta dan tenaga kerja asing pada saat mempertahankan satu perekonomian yang terbuka. Seiring dengan hal ini, perlu terus menjamin keseimbangan antara tenaga kerja asing  dan tenega kerja Singapura  agar tenaga kerja setempat  selalu melihat peranan-nya yang penting di pasar sumber daya manusia dunia. Selanjutnya ialah merangsang aktivitas-aktivitas memperbaiki dan memperbarui produk. Singapura sangat berhasil dalam membentuk pusat-pusat pengkajian dan perkembangan serta mengembangkan aktivitas ini melalui penyerapan  kedatangan para talenta  ke sini”.

          Riset tentang Indeks persaingan talenta internasional dilaksanakan di 103 negara, menduduki lebih dari 86% jumlah penduduk dunia. Oleh karena itu,  tercapainya posisi ke-2 dalam daftar ini telah mencatat sukses Singapura tentang  pendidikan dan penyerapan sumber daya manusia di Singapura. Sekarang, tenaga kerja asing  telah turut menciptakan  41%  GDP Singapura. Salah satu diantara tiga strategi tentang perkembangan sosial yang baru saja diumumkan juga menegaskan: Singapura mengarah ke penjaminan pertumbuhan yang berkualitas, sesuai dengan perbaikan produktivitas, jadi bukan perluasan jumlah tenaga kerja./. 

Komentar

Yang lain