Tenaga Kerja Indonesia menjelang integrasi pada AEC

 (VOVworld) - Proses melakukan integrasi pada ekonomi ASEAN sedang berangsur-angsur sampai di titik akhir.Untuk bisa menggunakan peluang proses integrasi ini, sekarang negara-negara ASEAN  sedang meninjau  dan mempelajari lagi daya saing  dari badan-badan usaha di dalam negeri, diantaranya ada ketrampilan kerja dan kejuruan selalu menjadi satu soal besar setelah Komunitas Ekonomi  ASEAN  (AEC) terbentuk.  Indonesia. 


Tenaga Kerja Indonesia  menjelang integrasi pada AEC - ảnh 1
Demonstrasi di  Indonesia menentang  penganiaan terhadap
 para pembantu rumah tangga di Arab Saudi pada 19 November 2010
(Foto: AFP)

Indonesia dengan jumlah penduduk yang paling banyak kira-kira 250 juta orang dan juga merupakan negeri yang punyai jumlah badan usaha paling banyak kira-kira 5 juta. Oleh karena itu, ketika AEC terbentuk pada akhir tahun ini, perihal badan-badan usaha negara ini memperluas pasarnya di kawasan  akan menciptakan satu gelombang investasi dan perdagangan yang besar dalam ASEAN.

Meskipun begitu, untuk bisa menggelarkan secara efektif strategi-strategi perkembangan untuk menggunakan secara tuntas peluang-peluang yang diberikan oleh AEC, badan-badan usaha  Indonesia perlu melakukan upaya-upaya yang tidak kecil. Seperti halnya dengan negara-negara ASEAN lain, faktor sumber daya manusia dan tarap ketrampilan kerja selalu merupakan pagar rintangan besar terhadap Indonesia ketika memperluas kerjasama perdagangan ke negara-negara ASEAN. Itu tidak hanya  merupakan  tantangan yang dihadapi oleh badan-badan usaha, melainkan juga merupakan kekhawartiran yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia. Ibu Wendy Ariyani, Kasubdit Mitra ASEAN dari Kementerian Perdagangan Indonesia memberitahukan:“Kalau kita punya kemampuan akutansi misalnya, tapi hanya akutansi saja pada saat bahasa kita tidak memadai maka kita tidak bisa lakukan apa-apa. Jadi kapasitas sumber daya manusia itu harus ditingkatkan, harus disesuaikan dengan Negara mana yang kita  menuju itu”.
 

Itu juga merupakan hal yang banyak difikirkan Ibu Judit Emma, Direktor  Eksekutif  Manajer  Perusahaan Franchise, yang beraktivias di bidang penyerahan hak bisnis di Indonesia. Dia memberitahukan bahwa sekarang perusahaan ini sedang membuat strategi  memperluas  aktivitasnya ke beberapa negara di kawasan seperti Malaysia, Filipina, Vietnam dan lain-lain serta  menitik-beratkan  pekerjaan mempersiapkan  barisan  personalia. Dia memberitahukan: "Pertama memang ialah tenaga manusia itu sendiri. Tenaga manusia itu harus terlatih. Bagaimanapun yang nama Frenchise itu satu paket yang tidak bisa terpisah-pisah. Tidak bisa kita hanya menjual keunikan saja, tapi kita harus menjual apa saja yang ada di prosedur itu sendiri"

Dulu,  Indonesia  hanya  mengirimkan para tenaga kerja biasa ke luar negeri  untuk bekerja di beberapa pekerjaan seperti melakukan aktivitas rumah tangga, buruh, juru rawat dll.. Saban tahun, Indonesia mengekspor kira-kira 500 000 tenaga kerja  ke negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Taiwan (Tiongkok), diantara jumlah itu, para tenaga kerja yang punya ketrampilan kerja tinggi  hanya menduduki belum sampai 1 persen. Namun, sekarang Indonesia sedang menargetkan akan mengekspor tenaga kerja lulusan universitas dan punya ketrampilan  kerja tinggi ke negara-negara di kawasan, dan direncanakan bahwa jumlah tenaga kerja  yang punya ketrampilan tinggi  mencapai 10 persen pada tahun 2016 dan 20 persen pada tahun 2020. Bapak Bachrul Chairi, Direktor Jenderal  Kerjasama Perdagangan Internasional dari Kementerian Perdagangan Indonesia memberitahukan: "Jasa di sini kita kurang lebih bahwa Indonesia punya kepentingan sangat besar karena kita mengeksploitasi tenaga kerja kita yang skill. ke negara-negara ASEAN. Untuk memenuhi pesyaratan adanya pergerakan yang bebas,tentunya di sini kita sudah ada 8 sektor yang kita setujui antara lain ada dokter gigi, dokter umum, arsitek, insinyur, nurse, kemudian ahli akutansi, dan ahli pariwisata. Kalo mereka sudah memenuhi standar ASEAN, mereka bebas bergerak":


Dengan penggeseran tenaga kerja antar-negara ASEAN setelah melakukan integrasi pada akhir tahun 2015 dan partisipasi para tenaga kerja yang punya ketrampilan tinggi, Indonesia beraspirasi  menjadi  pusat pemberian tenaga kerja   primer  kepada  AEC  pasca tahun 2015. 


Komentar

Yang lain