Vietnam akan sukses dalam peranan sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap DK PBB 2020-2021

(VOVWORLD) - Para pendengar, Tahun 2020 mempunyai makna yang teramat penting bagi Vietnam. Karena Vietnam memegang peranan dobel penting ialah Ketua ASEAN dan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) masa bakti 2020-2021. 
Vietnam akan sukses dalam peranan sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap DK PBB 2020-2021 - ảnh 1Dubes Thailand,  Tanee Sangrat 

Sehubungan dengan kesempatan ini, wartawan VOV telah melakukan wawancara kepada Duta Besar (Dubes) Thailand di Vietnam, Tanee Sangrat untuk bersama-sama melihat kembali sumbangan-sumbangan menonjol yang diberikan Vietnam serta kesempatan dan tantangan ketika Vietnam memegang dua posisi penting ini.

Vietnam masuk ASEAN pada tahun 1995, 25 tahun sudah lewat, sudilah kiranya Pak Dubes menilai sumbangan-sumbangan menonjol yang diberikan Vietnam terhadap perkembangan Komunitas ASEAN?

Saya masih ingat waktu Vietnam menjadi anggota ASEAN. Sebelumnya, Vietnam telah mengadakan banyak perbahasan dengan negara-negara ASEAN yang lain, dan akhirnya mereka telah menyambut Vietnam menjadi anggota ASEAN pada tahun 1995. Tiga tahun setelah itu, Vietnam telah menjadi negara tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ke-6 para pemimpin ASEAN. Konferensi itu telah mengesahkan Rencana Aksi Hanoi, di antaranya sepakat melaksanakan Visi para pemimpin ASEAN 2020. Rencana Aksi Hanoi berfokus pada lima masalah. Pada waktu itu, saya masih ingat bahwa di negara-negara anggota ASEAN, di antaranya ada Thailand terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997. Pada saat itu, Visi dan Rencana Aksi Hanoi memberi aksentuasi pada rencana tentang penyatuan ASEAN. Ini merupakan fondasi untuk menuju ke pembentukan Komunitas ASEAN. Menurut saya, pembentukan Komunitas sosial-budaya ASEAN bertolak dari Rencana Aksi Hanoi, di antaranya ada pengesahan Visi ASEAN 2020.

Vietnam akan sukses dalam peranan sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap DK PBB 2020-2021 - ảnh 2Wartawan VOV melakukan interviu kepada Dubes Thailand,  Tanee Sangrat


Bisakah bapak Dubes menyebut kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan ketika Vietnam memegang peranan sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap DK PBB tahap 2020-2021?

Menurut saya, Vietnam memegang tugas yang sangat penting, yaitu Ketua ASEAN 2020 dan Ketua DK PBB dalam waktu dua bulan dalam masa bakti ini. Oleh karena itu, Vietnam mempunyai peranan konektivitas yang penting, tidak hanya dalam mengonektivitaskan negara-negara di kawasan dengan forum-forum besar di dunia seperti DK PBB, melainkan Vietnam juga mengonektivitaskan negara-negara ASEAN dan Komunitas ASEAN dengan dunia. Forum keamanan PBB menyebut banyak masalah penting tentang keamanan dan kestabilan di banyak kawasan di dunia, khususnya Timur Tengah. Akan tetapi, terhadap kawasan Asia-Pasifik, Asia Tenggara, saya berpikir bahwa dengan peranan Vietnam, DK PBB mungkin akan lebih berfokus pada kawasan-kawasan ini. Selain itu, masalah kerjasama dan konektivitas antara DK PBB dan ASEAN, menurut saya, Vietnam berperanan dalam mendorong masalah ini.

Pada tahun 2019, Thailand memegang peranan sebagai Ketua ASEAN. Pak Dubes, apa Thailand bisa berbagi pengalaman untuk membantu Vietnam menyelesaikan secara baik peranan sebagai Ketua ASEAN 2020?

Menurut saya, baik Thailand maupun negara-negara ASEAN yang lain dan Vietnam telah bersama-sama mendorong banyak masalah dalam tahapan Thailand memegang jabatan sebagai Ketua ASEAN. Perlu berterima kasih kepada Vietnam dan negara-negara anggotanya yang telah saling mendukung dan bersama-sama berupaya untuk lebih berkembang lebih maju. Kita telah membahas banyak masalah seperti kestabilan, lingkungan, dan ide-ide yang ingin ASEAN lakukan. Menurut saya, keterkaitan ini bisa diserahkan kepada negara Ketua ASEAN sekarang, yaitu Vietnam. Satu keberhasilan lain yang harus disebut ialah di samping banyak Pusat ASEAN yang dibentuk dan diperluas dalam tahapan Thailand memegang Ketua ASEAN, ada juga usaha mengevaluasikan semua perundingan dan perbahasan tentang peta jalan RCEP karena RCEP turut memperkuat kepercayaan terhadap perdagangan multilateral. Soalnya negara-negara di dalam kawasan banyak terdampak oleh perang dagang. Oleh karena itu, saya percaya bahwa negara-negara ASEAN dengan kepemimpinan Vietnam akan bersama-sama melakukan perbahasan dengan India agar India ikut serta dalam RCEP.

Vietnam dan Thailand semuanya memberikan sumbangan-sumbangan yang praksis untuk perkembangan Komunitas bersama ASEAN. Apa upaya yang dilakukan dua negara untuk bersama-sama menangani kesulitan-kesulitan dan tantangan bersama ASEAN, termasuk masalah Laut Timur?

Menurut saya, masih ada tantangan di depan. Yaitu perkembangan-perkembangan yang sulit diduga di kawasan, perang dagang, dan sebagainya. Sekarang, kita sedang berbicara tentang masalah keamanan di Timur Tengah atau Teluk. Saya berharap supaya negara-negara ASEAN dengan kepemimpinan Vietnam akan menangani semua gejolak yang sulit diduga ini, mengurangi  dampaknya secara maksimal. Bersamaan itu, memperluas kerjasama di samping ekonomi, memperkokoh Sekretariat ASEAN, dan penyatuan ASEAN dalam memutuskan masalah-masalah internal serta memperkuat pengertian dan pemahaman tentang ASEAN di kalangan rakyat ASEAN. Masalah keamanan di Laut Timur juga merupakan satu masalah penting. Dalam masa baktinya sebagai Ketua ASEAN, Thailand juga telah menerima pendapat-pendapat pertama dalam menyusun COC. Saya berfikir bahwa kelanjutan masalah ini akan menghadapi lebih banyak tantangan dalam mengambil pendapat kali ke-2. Saya berharap supaya usaha mengambil pendapat kali ke-2 ini akan berhasil dalam masa bakti Keketuaan ASEAN dari Vietnam. Menurut saya, negara-negara anggota ASEAN yang lain akan mendukung Vietnam, bukan hanya Filipina, Brunei Darussalem, Malaysia, Indonesia, Laos, Kamboja, tetapi Thailand juga pasti mendukung Vietnam untuk mencapai hasil dalam masalah ini”.

Terima kasih Pak Dubes!

Komentar

Yang lain