Apakah Pemerintah Yunani yang baru mampu mendongkrak perekonomian

(VOVworld)- Genap sebulan setelah mengundurkan  diri, mantan Perdana Menteri (PM), Yunani, Alexis Tsipras dipilih kembali menjadi Kepala Pemerintah setelah mencapai kemenangan dalam pemilihan umum (Pemilu) pada 20 September ini. Kemenangan mutlak dalam pemilu  telah membantu Alexis Tsipras kembali ke kursi PM untuk kali kedua pada satu posisi yang sepenuhnya baru. Akan tetapi, hal yang paling mendapat perhatian pada saat ini yalah  apa yang akan dilakukan Pemerintah baru  untuk menghadapi kesulitan-  kesulitan lama? Yaitu memulihkan perekonomian yang sedang mengalami resesi serius, menghadapi gelombang migran dan khususnya menegakkan  kepercayaan di kelangan rakyat tentang satu masa depan yang lebih cerah untuk negeri dewa ini.


Apakah Pemerintah Yunani yang baru mampu mendongkrak  perekonomian - ảnh 1
Mantan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras dipilih kembali
menjadi Kepala Pemerintah Yunani.
(Foto:vnplus)


Dengan 35,5 persen jumlah suara diantara total lebih dari 50 persen pemilih, Partai Syriza pimpinan mantan PM Alexis Tsipras merebut 145 diantara 300 kursi di Parlemen. Hasil pemilu menunjukkan bahwa mayoritas warga Yunani sekarang ini  yang pernah mendukung tetap tinggal-nya lagi di Eurozone sangat berharap pada semua program politik dari Alexis Tsipras ketika dia kembali memegang jabatan sebagai seorang PM  dengan satu Parlemen baru yang mempunyai suara yang  lebih manunggal.

Langkah catur yang bijak

Sebulan lalu, PM Alexis Tsipras secara mendadak mengundurkan diri, membuka jalan bagi satu pemilu lebih awal di Yunani. Langkah catur mengundurkan diri ini  tidak membuat banyak analis senior terlalu heran. Karena gerak-gerik politik dari PM yang  berusia 41 tahun ini dinilai sebagai langkah catur yang bijak, membantu dia kembali ke kursi PM untuk kali kedua dengan posisi yang lebih kuat dan tidak diprotes para anggota Partai Syriza yang tidak mendapat tantangan dari para anggota Partai Syriza yang tidak berpandangan sama. Memegang kembali kekuasaan, PM Alexis Tsipras akan punya syarat untuk menyingkirkan unsur-unsur penentang dalam internal Partai Syriza, bersamaan itu menuju ke pembangunan Parlemen baru yang beraktivitas lebih berhasil-guna.

Pertama-tama, perihal Partai Syriza memegang kekuasaan akan membantu Partai Syriza, sekalius Ketua Partai infungsi berhak membuat daftar personalia baru, tanpa harus  diesahkan Kongres Partai. Ini akan menjadi kesempatan bagi PM Alexis Tsipras untuk bisa menyingkirkan unsur-unsur sayap kiri yang pernah selalu menentang keputusan-keputusan politik-nya. Disamping itu, penyelenggaraan pemilu lebih awal juga supaya para legislator ini tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan pembentukan partai sendiri untuk perlombaan masuk parlemen.

Lebih-lebih lagi, kalau pemilu diselenggarakan lebih lambat setelah bulan September, PM Alexis Tsipras akan sulit merebut prosentasi pemilih pro yang mencapai 60 persen seperti sekarang ini, ketika serentetan langkah memperketat ikat pinggang baru, misalnya meningkatkan pajak, memangkas subsidi jaring pengaman sosial, sesuai dengan rekomendasi fihak kreditor yang resmi diterapkan pada Oktober mendatang.

Kenyataan perekonomian  masih tetap tidak bersemarak

Tanpa memperdulikan hasil pemilu, para pakar keuangan menegaskan bahwa Yunani pasti memerlukan satu paket talangan bantuan. Kalau tidak ada paket  talangan ini, Yunani sekali lagi tidak mampu melakukan likuiditas terhadap utang- utang jangka waktu panjang. Pada kenyataan-nya, perekonomian Yunani sekarang ini tetap tidak mengalami perbaikan sesudah krisis yang lalu. Masalah  mengontrol arus modal masih berjalan di tempat, industri mengalami kemunduran drastis dan prosentasi pengangguran  yang berada dalam alarm pada tarap 25 persen.

Dari tahun 2010, Pemerintah Yunani telah tidak berdaya dalam “ mengerem” bahtera ekonomi yang tenggelam ke dasar krisis dengan prosentasi pengangguran yang mencapai  klimaks, jumlah utang asing meningkat sampai memusingkan kepala  dan instabilitas  sosial menjadi lebih serius. 

Ketika berkuasa selama 7 tahun setelah menang pada tanggal 25 Januari tahun ini dengan prosentase yang tingginya mencapai rekor sebanyak 59 persen, Pemerintah pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras  juga mendapatkan kecaman bahwa telah tidak berdaya  dalam  mengemudikan  Tanah Air dan disalahkan oleh kekuatan-kekuatan sayap kiri dan sayap kanan  bahwa  telah menyerah kepada para kreditor di segala aspek.


Tantangan-tantangan sedang dihadapi di masa depan.

Jelaslah bahwa pada saat ini,  Athena memerlukan satu pemerintah baru yang cukup kuat  untuk bisa menangani “segunung” kesulitan yang sedang dihadapi di masa depan. Perdana menteri Alexis Tsipras dan kabinet baru harus cepat melakukan perombakan-perombakan yang perlu untuk menyelematkan perekonomian yang sedang terjerumus ke lumpur, sekaligus berupaya keras membayar utang kepada para kreditor, tapi juga  harus meredakan opini umum dalam situasi langkah-langkah yang keras bisa membuat  massa rakyat merasa lebih gusar, sehingga mengakibatkan bahaya instabilitas politik negara ini semakin tinggi. Kalau melihat pemilihan umum baru-baru ini dengan prosentase pemilih baru mencapai 54 persen, tarap rendah yang belum ada selama masa 70 tahun ini telah sebagian menunjukkan adnya kebosanan dan keputus-asaan dari para pemilih Yunani. Mereka tidak ingin melanjutkan langkah-langkah “memperketat ikat pinggang” yang terlalu keras, tapi juga tidak ada jalan lain  ialah harus menjalankan politik yang dikeluarkan oleh Alexis Tsipras, menerima permufakatan-permufakatan yang tidak menguntungkan dengan para kreditor untuk bisa meminjam utang. 

Yang mendesak, dari sekarang sampai akhir tahun 2015, Yunani harus terus melakukan proses reformasi-faktor yang perlu bagi Yunani untuk bisa terus mendapatkan pengucuran paket talangan ke-3 senilai 97 miliar dolar Amerika Serikat. Untuk itu, Athena perlu cepat menstabilkan ekonomi dan politik. Namun, untuk bisa melaksanakannya, bukan hal yang sederhana. Prahara dan tantangan  sedang dihadapi oleh pemerintah baru pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras di masa depan.




Komentar

Yang lain