FTA, prospek baru bagi hubungan Vietnam-Uni Eropa

(VOVworld) – Putaran perundingan ke-6 tentang Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Vietnam dengan Uni Eropa (EU) baru saja berakhir pada pekan lalu di  Brussels, (Ibu Kota Belgia) dengan 12 kelompok perunding tentang berbagai bidang. Menurut penilaian  kedua pihak, secara umum, dengan perundingan kali ini, dua pihak telah berhasil menetapkan peta jalan dan untuk sampai akhir perundingan pada bulan September nanti. Ini dianggap sebagai kemajuan yang sangat positif dan membuka prospek kerjasama baru dalam hubungan antara Vietnam dengan EU pada waktu mendatang.

FTA, prospek baru bagi hubungan Vietnam-Uni Eropa - ảnh 1

Ilustrasi
(Foto: viet.rfi.fr)

Menurut Kepala Perunding Vietnam dan EU, walaupun masih ada beberapa masalah yang masih ada seperti misalnya membuka pasar layanan jasa, pasar pembelanjaan pemerintah dan lain-lain, tapi, pada putaran perundingan kali ini, dengan kepercayaan politik yang tinggi, dua pihak telah berhasil menemukan suara bersama. Walaupun penandatanganan Perjanjian FTA masih tergantung pada banyak pekerjaan teknis dan hukum pada waktu mendatang, tapi, kemungkinan yang sangat tinggi ialah FTA Vietnam-EU akan bisa selesai pada tahun ini. Penandatanganan Perjanjian FTA pasti akan membuka satu periode kerjasama yang lebih tinggi antara dua pihak.

Zona perdagangan bebas yang  ambisius

Pada bulan Agustus tahun 2012, Vietnam dan EU mengoperasikan perundingan pertama tentang FTA. Melalui masa hampir dua tahun, dengan 6 putaran perundingan langsung, semua masalah yang paling sulit untuk menuju ke satu zona perdagangan bebas telah dibahas secara terus-terang dan menjamin keseimbangan keseluruhan antara kepentingan dua pihak. Duta Besar, Kepala Perunding EU di Vietnam, Francs Jensen menekankan: “Masalah utama ialah dua pihak berhasil menetapkan ambisi tertentu, bersama-sama berbagi ambisi tentang satu zona perdagangan bebas pada hari depan. Sudah tentu, dalam proses perundingan, EU juga mengerti bahwa Vietnam masih merupakan satu negara sedang berkembang dan EU telah memperhitungkan faktor ini”.

Vietnam adalah mitra ketiga di ASEAN yang melakukan perundingan tentang FTA dengan EU, sedangkan, EU adalah mitra besar pertama Vietnam melakukan perundingan tentang FTA. FTA yang ditandatangani akan menciptakan kesempatan kepada kedua pihak. Bagi Vietnam, FTA akan membantu menghapus pagar perdagangan tarif dan non tarif, menciptakan hal yang kondusif bagi pertumbuhan ekspor pada khususnya dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya. Sekarang ini, hanya ada kira-kira 42% ekspor Vietnam ke EU yang mendapatkan tarif 0%. Kalau FTA dilaksanakan, prosentase ini bisa meningkat menjadi 90%. Disamping itu, bersama dengan proses perundingan tentang FTA, EU akan mempercepat pengakuan status ekonomi pasar terhadap Vietnam, menciptakan hal yang kondusif bagi Vietnam dalam perjuangan dengan semua bentuk proteksi dagang seperti misalnya pajak dumping. Sebaliknya, bagi EU, FTA akan membantu para investor EU memperoleh satu lingkungan yang lebih longgar dan terbuka lebar-lebar, terutama ialah di bidang-bidang unggulan EU. Duta Besar Francs Jensen mengatakan: “Perundingan tentang FTA mendatangkan kepentingan baik kepada Vietnam saja, maupun kepada Eropa. Kedua pihak adalah mitra satu sama lain yang baik, oleh karena itu, kedua pihak harus mengarah ke satu zona perdagangan yang lebih ambisius dan mendatangkan kepentingan yang lebih tinggi kepada kedua pihak. Oleh karena itu, jangan terikat oleh pembatasan-pembatasan yang meningkat yang bersifat jangka pendek, karena FTA tidak hanya untuk tahun ini, tahun berikutnya,  tahun berikutnya lagi, tapi untuk periode yang jangka-panjang dan bersifat perkembangan yang berkesinambungan bagi kedua pihak”.

Prospek besar bagi kerjasama bilateral.

Pada tahun 2013, walaupun ekonomi kawasan Uni Eropa (EU) belum pulih, tapi nilai perdagangan bilateral Vietnam-EU tetap mencapai lebih dari USD 30 miliar. Komoditas ekspor utama dari Vietnam terdiri dari alas kaki, tekstil-produk teksil, kopi, hasil perikanan, barang interior dari kulit. Bersamaan itu, secara pada pokoknya, Vietnam mengimpor produk-produk teknologi tinggi, peralatan listrik, pesawat terbang, mobil, sepeda motor, farmasi, besi dan baja dari EU. Dengan prospek penandatanganan Perjanjian FTA dewasa ini, semua badan usaha sedang menghadapi kesempatan besar untuk meningkatkan ekspornya. Duta Besar Vietnam di Belgia, Pham Sanh Chau percaya: “Perdaganan tetap terus  meningkat 24% selama dua tahun ini. Disamping perdagangan, transfer teknologi yang sangat aktif dan penting dan tetap berhasil mempertahankan modal ODA. Sekarang ini, banyak negara anggota EU bisa mengurangi atau menuju ke penghapusan sumber modal ini, tetapi, ODA dari EU sebagai satu persekutuan tetap meningkat. Itulah hal yang istimewa. Hubungan Vietnam-EU melampaui kerangka hubungan konvensional dari satu negara penerima bantuan dan pemberi bantuan. Dengan FTA, perjanjian ini akan membantu Vietnam memasukkan barang dagangannya ke pasar Eropa dan diharapkan perundingan akan cepat selesai pada tahun ini”.

Uni Eropa setelah mengesahkan Perjanjian Lisbon tahun 2009 sedang mengarah ke satu pola Negara Federal yang terdiri dari 28 negara, meningkatkan integrasinya. Dalam garis politik hubungan luar negerinya, EU lebih menaruh perhatian terhadap kawasan ASEAN, diantaranya ada Vietnam.

Yang patut diperhatikan ialah, dari tahun 2013, negara-negara anggota EU pada permulaannya telah mengatasi krisis ekonomi, berangsur-angsur menjadi stabil, mencapai pertumbuhan, berhasil memecahkan masalah lapangan kerja dan situasi pengangguran. Oleh karena itu, tahun 2014 sedang ditunggu-tunggu akan mencapai pertumbuhan kuat kembali di kawasan ini. Di atas fundasi hubungan kerjasama baik yang sudah ada, cepat menyelesaikan perundingan dan penandatanganan Perjanjian FTA akan menciptakan syarat bagi pertumbuhan perdagangan dan investasi antara Vietnam dan EU untuk berkembang pada tahun-tahun mendatang./.  

Komentar

Yang lain