Konferensi Menteri Keuangan G20 Bahas Masalah-Masalah Mendesak Global

(VOVWORLD) - Para pimpinan keuangan negara-negara Kelompok 20 perekonomian besar (G20), pada Jumat (15 Juli), mulai bertemu di Bali, Indonesia, guna membahas masalah-masalah global yang mendesak. Meski konflik di Ukraina masih membayangi dan merupakan penyebab utama ketidakstabilan global, target konferensi yang ditetapkan negara tuan rumah ialah tidak membiarkan perselisihan atas konflik di Ukraina menggagalkan pembahasan-pembahasan, tetap harus bertekad untuk mencapai konsensus tentang masalah-masalah mendesak seperti ketahanan pangan global dan inflasi yang tinggi.
Konferensi Menteri Keuangan G20 Bahas Masalah-Masalah Mendesak Global - ảnh 1Simbol Konferensi Menteri G20 di Nusa Dua, Indonesia, 7 Juli 2022 (Foto: AFP / VNA)

Konferensi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 berlangsung dalam konteks konflik Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-5, sehingga mengakibatkan munculnya berbagai implikasi, seperti meningkatnya harga barang, meningkatnya krisis biaya sehari-hari, dan lain-lain. Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini mengeluarkan peringatan bahwa prospek ekonomi global masih tidak stabil, dan gangguan pasokan gas bumi ke Eropa dapat memojokkan lebih banyak negara ke dalam resesi. IMF juga harus menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,6%, dan ini merupakan penurunan prakiraan ke-3 untuk tahun ini saja, di samping tidak menampikkan potensi resesi ekonomi masih terus berlanjut ke tahun depan. 

Membutuhkan Konsensus untuk Menangani Masalah Mendesak

Topik utama yang dibahas pada konferensi ini bahwa dibutuhkan konsensus untuk penanganan serangkaian masalah yang mendesak di sekitar situasi harga yang melonjak, inflasi, kekhawatiran tentang mata uang USD, risiko gagal bayar negara-negara berkembang, ketahanan pangan, harga minyak. Selain itu, para pemimpin keuangan G20 juga membahas masalah-masalah lain seperti mendorong inisiatif-inisiatif global tentang energi hijau, perbankan digital, dan standar pajak umum.

Jika satu dekade lalu, bank-bank sentral diakui jasanya dalam menyelamatkan ekonomi dunia dari krisis keuangan global, sekarang mereka menerima kritik keras karena harus berlomba untuk melawan inflasi yang meningkat secara mengejutkan di banyak tempat di dunia. Selama dua bulan terakhir, lebih dari 80 bank sentral telah menaikkan suku bunga dengan kenaikan yang cukup besar. Sementara itu, investor bergegas membeli USD ketika ketidakpastian lingkungan makro mendorong pelarian modal. Hal ini memaksa pihak berwenang di banyak negara untuk mempertimbangkan keputusan intervensi mereka demi melindungi mata uang lokal.

Satu tantangan yang tidak kecil lainnya pada konferensi kali ini ialah bagaimana para pemimpin keuangan menemukan suara bersama dalam masalah ketahanan pangan. Beberapa negara sedang mengalami kesulitan sumber pasokan pangan, di antaranya Mesir, Turki, Bangladesh, dan Iran yang sangat bergantung pada Rusia dan Ukraina dengan total impor gandum mencapai sedikitnya 60% dari seluruh kebutuhan keempat negara tersebut. Pada April lalu dalam rangka Konferensi Musim Semi Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington DC, Kementerian Keuangan Amerika Serikat telah mengadakan satu pertemuan yang dihadiri para pejabat keuangan internasional dan para pakar ketahanan pangan untuk menangani krisis yang semakin mendalam. Pada pertemuan ini, para utusan telah sepakat membuat serangkaian prinsip bersama dan satu rencana aksi, namun agaknya hingga kini belum ada kemajuan yang signifikan. 

Selain itu, para pemimpin keuangan G20 juga perlu mengusahakan konsensus dalam serentetan masalah lain seperti usulan Washington untuk mengenakan pagu harga minyak Rusia, melindungi mata uang yang jatuh terhadap USD, dan lain sebagainya.

Mengusahakan Solusi untuk Ekonomi Global

Saat ini ada beberapa sinyal positif yang tercatat pada konferensi, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen mengumumkan bantuan sebesar 70 juta USD bagi Dana Perwalian Pertumbuhan dan Pengurangan Kemiskinan, membantu negara-negara miskin dengan memberi pinjaman tanpa bunga. Yellen juga mengimbau Tiongkok untuk berpartisipasi dalam upaya restrukturisasi utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah. 

Konferensi Menteri Keuangan G20 Bahas Masalah-Masalah Mendesak Global - ảnh 2Menteri Keuangan AS, Janet Yellen (Foto: AFP / VNA)

Dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, G20 juga telah mencapai kemajuan yang signifikan terkait topik-topik seperti prinsip pengelolaan uang elektronik, serta moneter digital dari Bank Sentral. G20 juga mencoba mencari jalan untuk membantu negara-negara miskin dalam mengatasi krisis pangan dengan menjamin pasokan dan keterjangkauan pangan dan pupuk. Gubernur Bank Sentral Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa berbagai pihak tengah berusaha mencapai Komunike Bersama yang dikeluarkan setelah dua hari pertemuan, atau setidaknya Pernyataan Presiden. 

Namun, konflik Rusia-Ukraina terus membayangi agenda konferensi tersebut. Sekarang masih ada perselisihan antara negara-negara Barat dan Rusia tentang cara menyampaikan komunike bersama, penilaian situasi perekonomian global, serta dampak konflik Rusia-Ukraina. Apakah Konferensi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 mengusahakan solusi untuk perekonomian global atau tidak, tergantung pada apakah para pemerintahan mau mengesampingkan perbedaan politik, dan bertindak maksimal dengan terobosan pengelolaan yang belum pernah ada terhadap sistem energi dan pangan global. Itulah tantangan-tantangan yang tidak mudah untuk diatasi.

Komentar

Yang lain