Konflik Rusia-Ukraina: Kecurigaan tentang Kemungkinan Pelaksanaan Kesepakatan-Kesepakatan Gencatan Senjata

(VOVWORLD) - Setelah kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari terhadap infrastruktur energi, Amerika Serikat (AS), Rusia dan Ukraina pada tanggal 25 Maret juga mengumumkan kesepakatan prinsipil tentang penghentian tindakan-tindakan militer permusuhan di Laut Hitam. Namun, halangan-halangan sekarang membuat banyak orang mencurigai kemungkinan bahwa gencatan-gencatan senjata ini bisa segera dilaksanakan di lapangan.

Menurut informasi yang diumumkan delegasi AS pada tanggal 25 Maret setelah tiga hari perundingan yang dilakukan secara terpisah dengan delegasi-delegasi Rusia dan Ukraina di Ryiadh, Ibu kota Arab Saudi, Rusia dan Ukraina sepakat menjamin keselamatan maritim, menghapuskan penggunaan kekerasan dan mencegah penggunaan kapal komersial untuk tujuan militer di Laut Hitam.

Kemajuan selanjutnya

Kesepakatan menghentikan tindakan-tindakan militer permusuhan di Laut Hitam merupakan indikasi positif selanjutnya terhadap upaya-upaya menangani konflik Rusia-Ukraina di mana pemerintah Presiden AS, Donald Trump sedang berupaya untuk mendorong. Setelah kesepakatan (secara prinsipil) tentang gencatan senjata selama 30 hari terhadap infrastruktur energi Rusia dan Ukraina, kesepakatan gencatan senjata Laut Hitam membantu menyelesaikan 2/3 target yang ditetapkan banyak pihak selama berbulan-bulan ini ialah membuat satu gencatan senjata komprehensif di darat, di udara dan di laut. Kesepakatan ini juga bisa membuka jalan bagi pemulihan Gagasan biji-bijian Laut Hitam, yang ditetujui untuk dilaksanakan oleh para pihak pada bulan Juli 2022, beberapa bulan setelah konflik Rusia-Ukraina meledak, tetapi runtuh setahun setelah itu karena perselisihan antara para pihak. Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephan Dujarric menyatakan:

“Tercapainya satu kesepakatan tentang kebebasan maritim di Laut Hitam, dengan demikian berhasil melindungi kapal-kapal kargo sipil dan infrastruktur pelabuhan memberikan kontribusi penting pada ketahanan pangan dan rantai pasokan global. Hal ini juga mencerminkan pentingnya jalur-jalur perdagangan dari Rusia dan Ukraina ke pasar global”.

Konflik Rusia-Ukraina: Kecurigaan tentang Kemungkinan Pelaksanaan Kesepakatan-Kesepakatan Gencatan Senjata - ảnh 1Serdadu Rusia bertugas di daerah pertempuran (Foto: TASS)

Masalah yang dihadapi para pihak sekarang ialah bagaimana agar kesepakatan Laut Hitam segera dilaksanakan. Menurut Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, kuncinya terletak pada sanksi-sanksi terhadap Rusia, khususnya di bidang pertanian, yang perlu dihapuskan, bersamaan itu AS juga perlu menjamin agar pihak Ukraina melaksanakan komitmen. Sementara itu, pihak Ukraina dan para sekutu Eropa meminta Rusia supaya memanifestasikan iktikat baik dengan menyetujui kesepakatan tanpa mengeluarkan prasyarat apa pun. Menlu AS, Marco Rubio mengakui bahwa ini merupakan masalah besar bagi para pihak, dan pihak AS akan perlu melakukan lebih banyak pembahasan teknis dengan Rusia sebelum mengajukan opsi-opsi kepada Presiden Donald Trump untuk diputuskan.

Pandangan Keras dari Eropa

Menurut kalangan pengamat, salah satu tantangan terbesar untuk segera melaksanakan gencatan-gencatan senjata (30 hari terhadap infrastruktur energi dan di Laut Hitam), meskipun para pihak telah mencapai persetujuan secara prinsipil, ialah pandangan ini semakin berbeda antara AS dan Eropa, para sekutu terpenting bagi Ukraina. Sementara pemerintah AS menunjukkan cara pendekatan yang bersifat dialog dengan Rusia, Uni Eropa selama ini meningkatkan pandangan yang keras. Selama seminggu ini, negara-negara Uni Eropa beserta Inggris dan beberapa mitra lain di luar kawasan (seperti Australia dan Kanada) telah mengadakan tiga pertemuan tingkat tinggi dengan topik utama ialah terus memberikan bantuan militer kepada Ukraina, sekaligus menyempurnakan mekanisme untuk membangun “koalisi sukarela” guna mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina apabila para pihak mencapai kesepakatan gencatan senjata yang komprehensif dan berjangka panjang. Ketika pertemuan puncak tentang pemberian bantuan kepada Ukraina berakhir pada tanggal 27 Maret, di Paris, Prancis, negara-negara Eropa juga menyatakan tidak mempertimbangan penghapusan sanksi terhadap Rusia dalam waktu dekat, bahkan meningkatkan sanksi untuk memberikan tekanan. Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan:

“Bagi kami, hal penting pada saat ini ialah penghentian sanksi-sanksi terhadap Rusia akan menjadi kesalahan. Semua sanksi ini harus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan, dan Eropa serta AS perlu bersama-sama menetapkan pandangan jelas tentang pemberian lebih banyak bantuan kepada Ukraina”.   

Pandangan Eropa tersebut dianggap sebagai hambatan yang signifikan bagi perundingan-perundingan teknis terinci yang sedang dilakukan oleh AS dan Rusia untuk melaksanakan kesepakatan Laut Hitam. Menurut Menlu AS, Marco Rubio, akan sulit bagi pemerintah AS untuk melakukan apa pun terhadap sanksi-sanksi yang tidak dikeluarkan negara ini. Sementara itu, pihak Rusia dengan gigih meminta AS supaya membantu memulihkan hak mendekati pasar dunia bagi ekspor hasil pertanian dan pupuk dari Rusia, menghubungkan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) dengan sistem pembayaran internasional SWIFT. Hingga saat ini, para pihak belum memberikan indikasi konsesi dan apakah kesepakatan gencatan senjata yang baru saja dicapai akan segera dilaksanakan atau tidak masih menjadi tanda tanya besar./.

Komentar

Yang lain