Masa depan politik yang tidak cerah di Yunani

(VOVworld) - Dari 13 sampai 14 Mei, Presiden Yunani Karolos Papoulias terpaksa melakukan perundingan-perundingan dengan pemimpin  tiga partai yang memelopori  pemilihan umum lebih awal di negeri ini dan partai-partai kecil yang lain untuk memufakatkan pembentukan pemerintah koalisi.

Masa depan politik yang tidak cerah di Yunani - ảnh 1
Yunani.
( Foto: vietbao.vn)


Akan tetapi, ada banyak kemungkinan upaya dari Presiden Yunani Karolos Papoulias sulit menjadi kenyataan ketika  semua partai politik  mempunyai pendirian perbedaan tentang politik memperketat ikat pinggang  yang keras yang sedang diterapkan Athena. Hal ini sama arti dengan negara di Laut Tengah  ini menghadapi  bahaya  harus melakukan pemilu ulang dan juga meningkatkan kemungkinan Yunani harus  meninggalkan Eurozone, atau lebih luas lagi, situasi ini juga berpengaruh tidak kecil terhadap Uni Eropa.  Perihal   Presiden Yunani Karolos Papoulias sendiri harus memimpin perundingan dengan partai-partai politik untuk membentuk pemerintah koalisi telah memperlihatkan akan kemacetan politik serius yang sedang terjadi di negara Laut Tengah ini. Ini dianggap sebagai upaya-upaya terakhir untuk membantu Yunani sekali lagi  menghindari penyelenggaraan pemilihan umum  lebih awal pada bulan Juni mendatang, karena semua partai politik tidak bisa membentuk pemerintah selambat-lambatnya pada 17 Mei ini, saat Parlemen baru  mengadakan sidang pertama.

Karena gelanggang politik Yunani jatuh pada  situasi yang ironis tersebut yalah karena Ketua Partai Federasi sayap  kiri redikal Syriza Alexis Tsipras- salah satu diantara tiga partai yang merebut  jumlah suara paling tinggi dalam pemilihan Parlemen lebih dari satu pekan lalu telah dengan tegas menolak tidak berpartisipasi pada pemerintah manapun yang punya minat melaksanakan butir- butir dalam permufakatan penyelematan keuangan internasional bagi Athena. Syriza Alexis Tsipras menginginkan supaya Yunani menarik diri dari permufakatan pemberian bantuan penyelamatan gagal bayar yang sudah ditandatangani dengan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) tahun 2010. Kalau melihat pada hasil pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Yunani pada waktu belakangan ini, bisa mudah menjelaskan mengapa Syriza Alexis Tsipras memberikan reaksi demikian.

Masa depan politik yang tidak cerah di Yunani - ảnh 2
Kemungkinan Yunani harus melakukan satu pemilu baru  cukup jelas. 
( Foto: Ilustrasi)


Menurut statistik, selama dua tahun menerapkan kebijakan memperketat ikat pinggang, perekonomian Yunani tidak hanya tidak mencapai pertumbuhan, melainkan lebih mundur. Pada tahun 2012, ada kemungkinan skala perekonomian Yunani menjadi lebih dipersempit lagi sebanyak 6 persen dan akan tidak mencapai pertumbuhan pada tahun depan, bahkan  Yunani  hanya cukup uang untuk membayar uang gaji dan uang gaji pensiunan  sampai akhir bulan Juni ini. Sementara itu, prosentasi pengganguran  pada bulan February lalu meningkat menjadi 21,7 persen, satu angka  yang patut diberi tandanya. Para pemilih Yunani  mengatakan bahwa  justru solusi  menghemat pengeluaran yang dipaksakan  oleh Uni Eropa terhadap para anggotanya telah membuat situasi di Yunani lebih sulit lagi.

Pada latar belakang sekarang, kemungkinan Yunani harus melakukan satu pemilihan umum baru  cukup jelas. Akan tetapi, banyak pengamat  menilai bahwa situasi ini kalau terjadi  juga  tidak  pasti akan bisa memecahkan kemacetan  politik di Yunani sekarang. Dikatakan demikian, karena semua jajak pendapat terbaru yang  dilakukan Marc- Alpha TV memperlihatkan bahwa kalau pemilu  baru diselenggarakan, Syriza Alexis Tsipras akan berada di depan dengan kira-kira 24 persen suara dukungan selanjutnya itu yalah  Demokrat  Baru dengan 17,4 persen suara dan Partai Pasok  mungkin  hanya bisa mencapai prosenstasi dibawah sebelas  persen saja. Jelaslah bahwa  hasil ini memperlihatkan bahwa tidak  ada partai  yang bisa mencapai lebih 50  persen  jumlah suara untuk bisa membentuk  pemerintah. Dan putaran yang berliku-liku untuk membentuk pemerintah koalisi akan berlangsung terus.

Seiringdengan kemungkinan harus menyelenggarakan pemilihan umum ulang,  banyak pengamat  menilai  bahwa belum adanya satu pemerintah koalisi  sedang menimbulkan resiko terhadap paket bantuan ke-2 yang diberikan oleh Uni Eropa kepada Yunani ketika tidak ada  yang bisa menjamin negara ini akan melaksanakan semua syarat yang telah ditandatangani dengan Uni Eropa dan IMF. Hal ini  juga berarti  ada bahaya Yunani  harus  ke luar  dari zona euro. Jika kemungkinan  ini terjadi,  tidak hanya Yunani  yang menerima  mata uang domestik  yang nilainya amat merosot, inflasi naik dan GDP turun di tarap dua degit, melainkan juga negara-negara pengguna mata uang euro yang juga menderita pengaruh  dalam hal ekonomi,  keuangan  dan sosial.

Masa depan politik yang tidak cerah di Yunani - ảnh 3
Pemilu di Yunani: tidak cukup kursi untuk membentuik pemerintah.
( Foto: baothaibinh.com.vn)


Tidak perlu ada bukti jauh-jauh, mata uang euro  telah menderita tekanan dalam  transaksi pada Senin 14 Mei  di Asia, ketika para investor mengikuti perkembangan-perkembangan di Yunani dalam membentuk pemerintah. Dalam transaksi  pada Senin sore 14 Mei di Tokyo,  mata uang euro  telah turun 1,2888 USD dan 103,07 Yen  kalau dibandingkan  1,2921  USD dan 103,26 Yen di New York pada akhir pekan lalu.  Ekonom Daisuke Karakama di Mizuho Corporate  Bank menilai bahwa  mata uang euro   bisa merosot di bawah  1,25 USD  dan 100 Yen jika semua partai sayap  kiri yang melawan  langkah-langkah keras  di Yunani merebut kemenangan mutlak  dalam pemilihan ulang. Kemacetan  politik  di Yunani juga membuat  para pelaku transaksi menjual harta benda resiko, sehingga membuat  mata uang dolar Australia (AUD)  mereosot di bawah kurs  yang setingkat dengan nilai USD untuk pertama kalinya  sejak bulan Desember tahun lalu.     

Masa depan politik yang tidak cerah di Yunani - ảnh 4
Ilustrasi.
( Foto: internet) 


     Segala yang  berlangsung di Yunani  pada pekan lalu  menunjukkan: Pemecahan usaha melepas sumbat-sumbat politik  di  Yunani   adalah hal yang sangat sulit, terus  meletakkan Yunani   berada pada prospektif  tidak bisa membangun satu pemerintah koalisi karena perselisihan-perlisihan antar-partai yang bersangkutan./.




Komentar

Yang lain