Masa depan yang damai di Jalur Gaza masih tipis

(VOVworld) – Sampai Kamis (7 Agustus), permufakatan gencatan senjata selama 72 jam antara Israel dan Hamas dengan Mesir sebagai mediator telah menempuh 2/3 waktu yang ditentukan. Tidak bisa diingkari bahwa ini merupakan tanda-tanda positif pada latar belakang satu gencatan senjata serupa pada beberapa hari sebelumnya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat, John Kerry dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon sebagai mediator, telah digagalkan setelah 2 jam berlaku. Akan tetapi, baik Israel maupun Hamas yang menghormati gencatan senjata sampai saat ini tidak berarti kesempatan perdamaian akan cepat kembali dengan penduduk di Jalur Gaza. 

Masa depan yang damai di Jalur Gaza masih tipis - ảnh 1
Tank dan pasukan infanteri Israel ditarik kembali
(Foto: vov.vn)

Permufakatan gencatan senjata tercapai setelah 29 hari terjadi bentrokan antara Israel dan Hamas, sehingga menewaskan kira-kira 1.900 orang Palestina (80% diantaranya adalah warga sipil), akibat peluru meriam Israel.

Menurut permufakatan baru ini, seluruh pasukan infanteri Israel menarik diri dari Jalur Gaza, salah satu diantara syarat-syarat yang dikeluarkan Hamas untuk menuju ke satu permufakatan gencatan senjata jangka panjang. Tentara Israel juga menyatakan bahwa mereka telah menghancurkan hampir semua terowongan lintas batas milik Hamas, target utama dalam serangan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza kali ini.

Reaksi positif dari komunitas internasional

Ketika berbicara kepada kalangan pers internasional, para pejabat militer Israel dan Hamas sama-sama berkomitmen akan menghormati permufakatan gencatan senjata. Ini merupakan jangka waktu yang bernilai bagi semua pihak untuk melakukan kegiatan bantuan kemanusiaan, sekaligus merupakan kesempatan bagi PBB, Amerika Serikat, Tel Aviv, Hamas dan Mesir, dll untuk mengusahakan gencatan senjata untuk selama-lamanya bagi perang ini. Segera sebelum permufakatan gencatan senjata berlaku, tentara Israel telah menarik seluruh pasukannya yang terdiri dari para serdadu dan tank keluar dari Jalur Gaza. Jurubicara Tentara Israel, Mayor Kolonel Peter Lerner memberitahukan bahwa perintah penarikan pasukan dikeluarkan setelah tentara negara ini menyelesaikan operasi menghancurkan terowongan-terowongan lintas batas milik gerakan Hamas. Menurut itu, sedikit-dikitnya 32 terowongan dan puluhan jalan yang masuk terowongan telah dihancurkan.

Komunitas internasional berharap supaya permufakatan gencatan senjata kali ini akan menjadi kesempatan untuk membuka dialog antara semua pihak peserta bentrokan. Amerika Serikat telah segera menyambut baik titik tolak baru ini dan menganggapnya sebagai satu kesempatan yang sebenarnya bagi semua permufakatan positif berikutnya. Amerika Serikat juga tidak lupa meminta kepada Israel dan Hamas supaya menaati secara mutlak gencatan senjata selama 72 jam. Sekjen PBB, Ban Ki-moon mendesak Israel dan gerakan Hamas supaya mengekang diri semaksimal mungkin, mengimbau kepada semua pihak supaya secepat mungkin menggelarkan proses perundingan di Kairo, ibukota Mesir tentang satu permufakatan gencatan senjata jangka panjang serta masalah-masalah fundamental. Sekjen Ban Ki-moon juga berkomitmen akan memberikan bantuan menyeluruh kepada semua pihak untuk mencapai satu permufakatan menghentikan bentrokan di wilayah ini. Uni Eropa juga mengeluarkan pernyataan yang isinya menyambut baik gencatan senjata ini, bersamaan itu menekankan bahwa semua pihak harus segera menghentikan aktivitas yang bisa menewaskan warga sipil, bersamaan itu mengimbau kepada Israel dan Hamas supaya jangan melepaskan kesempatan ini.

Prospek perdamaian yang tipis

Sehari setelah gencatan senjata baru ini menjadi efektif, pada Rabu (6 Agustus), Israel telah setuju memperpanjang gencatan senjata sekarang di Jalur Gaza setelah batas waktu terakhir yaitu Jumat (8 Agustus), pada latar belakang perundingan-perundingan tidak langsung antara Israel dan Palestina diadakan di Kairo, ibukota Mesir. Akan tetapi, pada pihaknya, Gerakan Islam Hamas cepat membantah informasi ini, Gerakan ini bahkan juga memperingatkan melakukan kembali serangan-serangan jika Israel tidak menerima semua tuntutan Palestina, khususnya ialah menghentikan blokade terhadap Jalur Gaza dan membebaskan para tahanan Palestina yang sedang ditahan Israel. Satu sumber berita dari Brigade al-Qassam, pasukan bersenjata gerakan Hamas, juga menegaskan bahwa pasukan ini akan memulihkan serangan-serangan segera setelah gencatan senjata tersebut berakhir pada pukul 8.00 Jumat pagi (8 Agustus).

Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, walaupun melakukan gencatan senjata, tapi Pemerintah Israel memberitahukan bahwa negara ini akan menggelarkan kembali pasukannya di tempat-tempat pertahanan di luar Jaluar Gaza untuk mencegah serangan-serangan. Seorang diplomat senior Israel juga memberitahukan bahwa Israel sudah siap akan kemungkinan Hamas melanggar gencatan senjata dan memperingatkan rakyat Israel supaya waspada.

Kenyataan menunjukkan bahwa permufakatan gencatan senjata baru kali ini merupakan hasil dari tekanan komunitas internasional, bukan berasal dari inisiatif dari Israel dan Hamas. Oleh karena itu, kalangan analis berpendapat bahwa walaupun bentrokan ini mereda, tapi masa depan damai di Jalur Gaza tetap sangat tipis./. 

Komentar

Yang lain