Myanmar- Uni Eropa mengkongkritkan kesempatan kerjasama

(VOVworld) - Presiden Myanmar, Thein Sein, pada  Selasa (5 Maret)  melakukan kunjungan di Belgia, persinggahan ke-4 dalam kunjungan kerja-nya di 5 negara Uni Eropa (yaitu Portugal, Finlandia, Austria, Belgia dan Italia) yang dimulai dari akhir pekan lalu. Ini merupakan kunjungan  pertama di Eropa yang dilakukan Thein Sein dengan martabat sebagai Presiden untuk memperdalam lebih lanjut lagi hubungan dengan negara-negara Barat. Semua hasil yang dicapai dalam semua kunjungan telah sebagian memenuhi tujuan ini.  
Myanmar- Uni Eropa mengkongkritkan kesempatan kerjasama - ảnh 1
Presiden Myanmar Thei Sein berkunjung di 5 negara di Eropa.
( Foto: dantri.com.vn)

Kunjungan Presiden Thein Sein dianggap sebagai langkah mengkongkritkansemua kesempatan kerjasama yang dia dan pemimpin 5 negara ungkapkan pada semua pertemuan di sela- sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEM di Vientiane (Laos) pada akhir 2012 dan dalam kunjungan para pejabat  negara-negara di Myanmar akhir-akhir ini. Kongkritnya yalah dalam persinggahan  pertama di Norwegia, salah satu diantara negara-negara Eropa yang paling banyak menyambut perubahan- perubahan di Myanmar, dua fihak telah mengungkapkan bantuan perkembangan, penjagaan lingkungan hidup dan kerjasama ekonomi. Dalam kunjungan di Austria, Presiden Thein Sein  telah menegaskan penyebab yang membuat Myanmar mengalami kekurangan modal dan teknologi mutakhir yalah sanksi-sanksi ekonomi yang sudah memakan waktu panjang selama 20 tahun ini.  Dia berseru kepada mitra kerjasama Austria guna bekerjasama di bidang ini. Seruan dari Presiden Thein Sein mendapat simpati dari para mitra  ketika Presiden Austria, Heinz Fisher berkomitmen  bahwa Pemerintah Austria akan selalu berada disamping  dan mendukung negara- negara yang  mencapai proses reformasi. Sementara itu, menjelang kunjungan di Belgia - tempat dimana Kepala Negara Myanmar akan melakukan pembicaraan dengan para pembesar tinggi Eropa mengenai  banyak tema, misalnya hak asasi manusia, reformasi ekonomi dan proses penegakan kembali perdamaian di Myanmar Utara, Presiden Thein Sein telah berseru kepada Uni Eropa guna menghapus sepenuhnya sanksi -sanksi terhadap negara ini.

Myanmar- Uni Eropa mengkongkritkan kesempatan kerjasama - ảnh 2
Kegiatan- kegiatan Presiden Thein Sein di Eropa.
(Foto: www.thanhnien.com.vn )

Bisa dikatakan, terhadap Myanmar, pembangunan dan pengokohan hubungan dengan Uni Eropa mendatangkan banyak kepentingan, terutama pada latar belakang Myanmar memerlukan potensi untuk berkembang setelah lepas dari semua sanksi. Sekarang, investasi dari negara-negara Eropa di Myanmar sebanyak USD 3,5 miliar, satu angka yang tidak seberapa. Oleh karena itu, perluasan kerjasama dengan Barat akan mendatangkan sumber modal, teknologi dan terutama kemampuan manajemen kepada Myanmar untuk berkembang pada waktu mendatang. Sebaliknya, keunggulan tentang geografi, sumber daya alam, sumber daya manusia yang berlimpah-limpah dan satu pasar yang hampir-hampir belum dimanfaatkan, Myanmar juga sedang menjadi satu destinasi investasi yang atraktif bagi negara-negara anggota Uni Eropa.

Myanmar- Uni Eropa mengkongkritkan kesempatan kerjasama - ảnh 3
Kelab Paris telah menghapuskan utang sebanyak USD 6 miliar kepada Myanmar.
(Foto: www.baomoi.com )

Hubungan antara Myanmar dan Barat mulai bersemarak ketika Presiden Thein Sein melakukan informasi- informasi yang mengesankan sejak berkuasa pada awal 2011. Diantaranya ada hal yang patut diperhatikan yalah pemerintah Myanmar telah membebaskan ratusan nara pidana, meliputi banyak tahanan politik, merangsang kebebasan pers, membolehkan kaum aktivis oposisi bisa berpartisipasi pada gelanggang politik dan membuka pintu untuk menyerap secara kuat investasi asing. Di atas dasar itu, pada April 2012, Uni Eropa telah menghentikan semua sanksi, selain embargo senjata terhadap Myanmar. Ketua Komisi Eropa, Jose Manuel Baroso juga berkomitmen akan memberikan  bantuan perkembangan sebanyak lebih dari USD 100 juta kepada negara ini dan  membuka Kantor Perwakilan Uni Eropa di Yangoon. Komisi Eropa pada September 2012 telah mengesahkan rekomendasi membawa Myanmar kembali ke status prioritas perdagangan, membolehkan negara ini dapat memperoleh  bebas tarif dan bebas kuota ketika mendekati  pasar Eropa mulai tahun 2013, sementara itu, Kelab Paris telah menghapuskan utang sebanyak USD 6 miliar kepada Myanmar.

Itu bukan berarti bahwa hubungan antara Uni Eropa dengan Myanmar sepenuhnya lancar, terutama pada latar belakang masih ada banyak kecemasan tentang situasi di dalam negeri, misalnya bentrokan yang sedang berlangsung di Kachin Utara dan instabilitas antara  Kaum Budhis dan Umat Muslim di negara bagian Rakhine, Myanmar Barat.

Pada Juni tahun lalu, pemimpin oposisi Myanmar, Ibu Aung San Suu Kyi melakukan kunjungan di Eropa dalam kunjungan yang dianggap sebagai tonggak penting dalam proses politik Myanmar. Dan kunjungan selama 10 hari yang dilakukan Presiden Thein Sein di Eropa terus memperlihatkan iktikat baik Myanmar untuk memperkuat kerjasama dengan benua tua ini dalam hubungan-hubungan yang saling menguntungkan. Kunjungan ini juga turut mendorong hubungan kerjasama antara Uni Eropa dengan ASEAN, dimana Myanmar sebagai anggota yang aktif./.


Komentar

Yang lain