NATO Tingkatkan Kapasitas dalam Menghadapi Instabilitas-Instabilitas Baru

(VOVWORLD) - Berlangsung dari tanggal 9 sampai 10 Juli, waktu lokal, di Washington D.C, Amerika Serikat (AS), Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara – NATO yang memperingati HUT ke-75 berdirinya (1949 – 2024) mengesahkan keputusan-keputusan dan orientasi aksi yang dianggap paling penting dalam blok ini selama tiga dekade ini. Berikut ini, penyiar........... menyampaikan Ulasan VOV dengan judul: “NATO Tingkatkan Kapasitas dalam Menghadapi Instabilitas-Instabilitas Baru”.
NATO Tingkatkan Kapasitas dalam Menghadapi Instabilitas-Instabilitas Baru - ảnh 1Pemimpin negara-negara pada KTT NATO tahun 2024 (Foto: NATO)

Selama dua hari berlangsung KTT di Washington, pemimpin 32 negara anggota NATO mengesahkan Pernytaan yang menetapkan prioritas-prioritas strategis baru dari blok ini tentang usaha meningkatkan kapasitas produksi pertahanan, mempertahankan bantuan yang berjangka panjang untuk Ukraina, sekaligus mendorong hubungan-hubungan kemitraan keamanan di luar skala geografi tradisional dari NATO. 

Meningkatkan Kapasitas Pertahanan

Dalam Pernyataan KTT Washington, yang meliputi 38 pasal, pemimpin negara-negara NATO menegaskan kembali peranan penting NATO dalam mempertahankan lingkungan keamanan dan stabilitas di kawasan Eropa-Samudra Atlantik. Pernyataan ini juga menekankan bahwa hampir semua anggota NATO mematuhi komitmen yang menyediakan setidaknya 2% total PDB untuk biaya pertahanan. Di samping itu, NATO juga melakukan perombakan struktur komando militer terpadu, meningkatkan kapasitas pertahanan udara dan menetapkan peta jalan untuk meningkatkan kapasitas produksi pertahanan melalui Proses pembuatan rencana pertahanan NATO (NDPP). Ini merupakan isi yang sangat mendapat perhatian karena selama ini, dengan tekanan dari konflik di Ukraina dan di Jalur Gaza, banyak anggota NATO jatuh ke dalam situasi habisnya sumber cadangan senjata dan menghadapi risiko strategi besar pada latar belakang eskalasi konflik. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan:

“Ini merupakan langkah penting untuk mejamin keamanan NATO. Untuk pertama kalinya semua negara NATO berkomitmen untuk mendorong rencana-rencana produksi pertahanan di dalam negeri. Hal ini sama artinya NATO bisa memproduksi peralatan-peralatan pertahanan yang esensial secara lebih banyak dan lebih cepat”.

NATO Tingkatkan Kapasitas dalam Menghadapi Instabilitas-Instabilitas Baru - ảnh 2Presiden AS, Joe Biden berbicara pada KTT NATO di Washington D.C (AS), pada tanggal 9 Juli 2024 (Foto: Reuters)

Pada latar belakang konflik di Ukaina terus mengalami perkembangan rumit, KTT NATO di Washington juga menyediakan banyak waktu untuk berbahas tentang Ukraina. Di samping pernyataan tersebut, NATO telah mengeluarkan satu komitmen sendiri tentang pemberian bantuan yang berjangka panjang untuk Ukraina, antara lain, memasok setidaknya 40 miliar USD dalam waktu satu tahun mendatang, membentuk Pusat bantuan keamanan dan pelatihan NATO untuk Ukraina (NSATU), berkomitmen untuk berinvestasi pada infrastruktur sipil dan pertahanan Ukraina. Tentang penggabungan Ukraina, NATO tidak menetapkan peta jalan dan tonggak konkret manapun. Menurut Jim Townsend, pakar di Pusat keamanan AS yang baru (CNAS), hal ini sesuai dengan prioritas NATO sekarang ialah menghindari pemberian komitmen yang terlalu terinci.

Ketidakamanan dari Gelanggang Politik AS

Tidak berada dalam agenda, tetapi latar belakang politik internal AS, negara pemimpin NATO, juga berdampak terhadap KTT NATO. Ketika memberikan reaksi terhadap komentar-komentar bahwa NATO sedang secara giat melaksanakan beberapa kebijakan, khususnya terkait dengan Ukraina, menjelang pemilihan presiden AS pada akhir tahun ini, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, beranggap bahwa hal ini berlebihan.

Satu masalah konstroversial lain pada KTT NATO kali ini ialah dampak blok militer ini berkecenderungan menjangkau ke luar dari ruang geografi tradisional NATO yaitu Eropa dan Amerika Utara. Selain menggunakan kata-kata keras untuk mengutuk beberapa negara dalam Pernyataan tersebut, untuk tahun ke-4 terus menerus NATO mengundang pemimpin negara-negara Jepang, Republik Korea, Australia dan Selandia Baru menghadiri KTT. Peningkatan intervensi NATO di Indo-Pasifik telah membangkitkan kecemasan dari beberapa negara tentang meningkatnya ketegangan dan perpecahan geopolitik di kawasan yang sangat sensitif ini.

Komentar

Yang lain