Pemilu Presiden Iran: Botol –nya baru, tapi arak – nya lama

(VOVworld) - Pada Jumat(14 Juni), lebih dari 50 juta pemilih Iran akan memberikan suara untuk memilih penerus Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Setelah 8 tahun berkuasa, harus  menderita banyak tekanan dari Barat karena upaya - upaya menjalankan  program nuklir, apakah penerus Mahmoud Ahmadinejad bisa memberikan satu perubahan, membawa Iran lepas dari kesulitan- kesulitan sekarang ini? Hal ini  sedang ditunggu - tunggu  opini umum, tetapi menurut kalangan pengamat, pemilu  kali ini pada hakekatnya  hanya merupakan  pilihan  antara para calon presiden (capres) yang bergaris  keras  dengan tarap  yang lebih banyak  atau lebih sedikit saja dan hasilnya hanya  mendatangkan satu perbedaan dalam hal tarap saja, tapi buklan dalam hal  hakekat dalam  semua kebijakan Iran. 

Pemilu Presiden Iran: Botol –nya baru, tapi arak – nya lama - ảnh 1
Kampanye Pemilu di Iran .(Ilustrasi).
(Foto: www.xaluan.com)


Diantara kira-kira 700 capres yang berpartisipasi pada pemilu kali ini, Dewan Pengawasan Iran, badan pengawasan  yang dibentuk  tanpa melalui pemilu telah untuk sementara memilih 8 orang, hal yang patut diperhatikan yalah 5 diantara 8 orang itu  adalah tokoh - tokoh konservatif yang punya hubungan dekat dengan pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei. Sesuai dengan keinginan Khamenei akan “satu pemilihan yang tertib, tenteram dan tanpa pertikaian”, menjelang pemilu, semua tokoh yang dianggap mempunyai fikiran radikal telah secara mendadak dilarang berpartisipasi pada pemilu, misalnya Akhbar Hashemi Rafsanjani, seorang tokoh brilian  dalam revolusi Iran dan pernah memegang jabatan sebagai Presiden negara ini pada periode 1989- 1997.

Tokoh kedua yalah Efandiar Rahim Mashaie, Pembantu Presiden Mahmoud Ahmadinejad, seorang yang dianggap sebagai capres unggul yang mengikuti garis politik pembaruan dan moderat, akan tetapi, tokoh ini telah kehilangan posisi politik pada tahun - tahun belakangan ini dan sedang berselisih dengan pemimpin Khamenei. Oleh karena itu, dengan 5 diantara 8 capres pengikut garis politik konservatif  seperti sekarang, banyak pengamat kawasan memprakirakan bahwa pemilih Iran sulit punya pilihan. Orang masih ingat bahwa pada saat pemilu tahun 2009, semua pawai bergelora yang dijalankan  berbagai faksi  telah menyerap ikut sertanya banyak rakyat. Sedangkan pada saat ini, kampanye pemilu  tahun ini melakukan kampanye pemilu secara relatif tenang. Semua pawai di udara luar tidak berlangsung, spanduk - spanduk bertujuan melayani kampanye pemilu tidak tampak di seluruh negeri. Hampir semua calon melakukan kampanye pemilu dengan sedikit biaya ditandai dengan 3 acara perdebatan langsung yang ditayangkan oleh televisi  yang hanya bertujuan  berbahas tentang beberapa pendapat antara para capres  telah tidak bisa memberikan  ilham kepada pemilih. Suasana yang suram itu bersama dengan absen-nya beberapa capres yang unggul telah menyelubungi bayangan hitam pada pemilu. Para pakar beranggaapan bahwa perhatian utama penduduk Iran biasa sekarang ini yalah perekonomian telah menderita kerugian berat, akibat sanksi - sanksi internasional  yang bersangkutan dengan program pengembangan nuklir Teheran. Menurut data yang terbaru, prosentasi inflasi negara ini sekarang mencapai 29,8%, sementara itu, prosentasi pengangguran yalah 14%. Nilai mata uang Rial dari Iran telah turun kira- kira 80% sejak awal tahun 2012 sampai sekarang dan ekspor Iran juga turun 40%.

Diperkirakan, program nuklir  sipil Iran telah menelan  biaya kira-kira USD 100 miliar, karena pendapatan negara ini  mengalami kemerosotan dari  minyak bakar dan aktivitas - aktivitas investasi asing. Sementara itu, krisis nuklir Iran masih belum menunjukkan  kelihatan indikasi mereda. Dalam satu langkah untuk memperketat lebih lanjut  embargo dan blokade, pada pekan lalu, pemerintah pimpinan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama telah memasukkan kira-kira 40 perusahaan Iran ke dalam “daftar hitam” karena dicurugai menyimpan harta benda  dan menjadi sumber pemasok miliaran USD bagi Pemerintah Iran. Ini adalah kali ke-empat yang terus - menerus dalam satu pekan saja, Gedung Putih telah memaksakan perintah sanksi tambahan terhadap Teheran untuk menimbulkan tekanan terhadap program nuklir negara ini. Sebelumnya, Pemerintah pimpinan Presiden AS, Barack Obama  juga telah memaksakan  sanksi terhadap instansi industri petrokimia, industri mobil dan kira-kira 50 pejabat Iran.

 Pada latar belakang perekonomian Iran semakin merosot akibat pengaruh sanksi dan aparat manajemen  dinilai lemah dan kurang, rakyat Iran sedang sangat memerlukan seorang Presiden yang mampu membawa Tanah Air Iran lepas dari situasi ekonomi yang lumpuh, membina citra satu negara Iran yang ramah dan mencintai perdamaian. Akan tetapi, dengan semua perkembangan sekarang, banyak pakar percaya bahwa  tidak ada banyak harapan pemilu di Iran kali ini bisa akan  mendatangkan pelongaran ketegangan dan sanksi - sanksi, faktor utama untuk memulihkan perekonomian. Tanpa capres yang cukup martabat berpartisipasi pada pemilu Presiden Iran  yang akan diselenggarakan pada Jumat (14 Juni) ini benar - benar menjadi pelopor dan menduduki keunggulan, hanya mengecam Pemerintah sekarang ini, tapi tidak bisa mengajukan sesuatu solusi bagi masalah - masalah Tanah Air.

Hal yang patut diperhatikan yalah menurut Undang - Undang Dasar, di negara Islam ini, meskipun Presiden punya wewenang - wewenang eksekutif, misalnya menandatangani semua perjanjian, persetujuan dengan semua negara lain dan organisasi internasional, masalah-masalah tentang organisasi negara, anggaran keuangan negara… tapi tidak punya semua hak  tentang politik  hubungan luar negeri, angkatan bersenjata atau politik nuklir. Pekerjaan ini dipegang oleh Pemimpin Tertinggi. Oleh karena itu, dengan 5 diantara 8 capres yang mengikuti garis politik konservatif sekarang, banyak peneliti pemilu kawasan memprakirakan bahwa serah - terima posisi Presiden hanya merupakan “ botol-nya baru , tapi  araknya lama” saja. Panorama politik di Iran akan tidak mengalami perubahan besar setelah pemilu ini. Sebagai penggantinya, banyak pakar menilai bahwa ada kemungkinan besar pendirian Iran akan lebih keras dan kemacetan  masih terus  berlangsung, bisa mengakibatkan satu konfrontasi militer./.

Komentar

Yang lain