Penguatan hubungan strategis Rusia-Tiongkok

(VOVworld)-Hari Selasa 5 Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin memulai kunjungan resmi tiga hari ke Tiongkok, bersamaan itu  menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke- 12  negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Shanghai di Beijing (SCO).

Penguatan  hubungan strategis Rusia-Tiongkok - ảnh 1

Presiden Rusia Vladimir  Putin memulai kunjungan tiga hari ke Tiongkok.
(Foto:hoikinhbac-de.com)

 Ini adalah kunjungan pertama yang dilakukan Presiden Vladimri Putin di Tiongkok dalam masa bakti ketiga  dari Tuan Rumah Istana Kremlin- satu peritiwa paling penting  dalam  hubungan Rusia-Tiongkok pada tahun 2012 ini. Direncanakan, dua fihak akan mengeluarkan Pernyataan Bersama dan menandatangani serangkain naskah  kerjasama.  Dalam kunjungan tersebut, Presiden Rusia Vldimir Putin akan melakukan pembicaraan bilateral  dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao, menemui Ketua Kongres Rakyat Nasional Wu Bang Quo, Perdana Menteri  Wen Jiabao untuk berbahas tentang serangkaian masalah internasional mendesak, diantaranya ada prospek koordinasi aksi Rusia-Tiongkok dalam kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kelompok perekonomian  maju  dan baru muncul (G-20); Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC); Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) serta  berbahas tentang situasi di semenanjung Korea dan Timur Tengah dan program nuklir Iran. Sebelum kunjungan itu, Deputi Menteri Luar Negeri Tiongkok Chang  Zhao Ping  telah menyampaikan harapan bahwa dalam pembicaraan  bilateral, pemimpin  dua negara akan mencapai pemahaman bersama tentang kerjasama di berbagai bidang, terutama beberapa bidang besar yang punya arti strategis.

Penguatan  hubungan strategis Rusia-Tiongkok - ảnh 2

Rusia dan Tiongkok memperkuat hubungan stretegis.
(Foto:hoikinhbac-de.com)

Selain itu, menurut para Analis, kerjasama ekonomi juga  menjadi salah satu diantara aspek-aspek yang paling diperhatikan  dalam kunjungan tiga hari dari Presiden Vladimir Putin, khususnya bidang energi, ketika Rusia  sedang mengusahakan pasar-pasar baru, sedangkan Tiongkok menginginkan  mendapatkan sumber-sumber  alam yang harganya murah. Tampaknya  dua pihak telah membuat persiapan terinci untuk bisa mencapai satu permufakatan  kerjasama bilateral  dalam kunjungan  ketika pada 1 Juni ini, Deputi Perdana Menteri Tiongkok Wang Qishan dan Deputi Perdana Menteri Rusia  Dvorkovich  telah mengadakan pembicaraan tentang  masalah  membangun pipa penyalur gas bakar. Sebelumnya, pemimpin Perusahaan Energi Gazprom dari Rusia telah mengadakan pembicaraan dengan pihak Tiongkok untuk memecahkan  semua perselisihan  yang bersangkutan dengan harga gas bakar antara dua pihak. Selain itu, semua kantor berita  Rusia memberitakan: Dua negara sedang siap mengawali satu proyek penerbangan untuk mengembangkan satu jenis pesawat terbang pengangkutan penumpang jarak jauh.


Penguatan  hubungan strategis Rusia-Tiongkok - ảnh 3

Hunhubungan  kemitraan strategis yang terpecaya  dan menyeluruh yang direncanakan  akan dikongkritkan oleh dua pihak  dengan  Pernyataan  Besama Rusia-Tiongkok.
( Foto: dvt.vn)

  Dua pihak juga berhaluan mendorong investasi  dan mengembangkan kerjasama  secara sinkron di bidang-bidang  ilmu pengetahuan,  teknik,  penemuan dan panten. Bertekat  memperkuat  hubungan kemitraan strategis yang terpecaya dan menyeluruh yang direncanakan akan dikongkritkan oleh dua pihak  dengan  Pernyataan  Besama Rusia-Tiongkok, yang disertai  dengan 17 dokumen kerjasama  di banyak bidang.  Bisa dikatakan,  semua gerak gerik tersebut  dijanjikan akan membantu dua pihak meningkatkan  nilai perdagangan  yang sekarang  mencapai  80  miliar USD  per tahun menjadi  100 miliar USD  pada tahun 2015 dan 200 miliar USD pada tahun 2020.        

Menurut para analis, dengan  memasukkan Tiongkok ke dalam daftar  negara-negara pertama yang  akan dikunjungi  oleh Presiden Rusia Vladimir Putin  setelah dilantik menunjukkan adanya penghargaan terhadap perkembangan hubungan dengan Tiongkok, bersamaan itu  memanifestasikan kestabilan  dalam politik diplomatik  Federasi Rusia. Kunjungan  Presiden Rusia Vladimir Putin ke Tiongkok sama sekali sesuai dengan pernyataan-pernyataan yang diajukan sebelumnya. Dalam artikel  yang dimuat  pada bulan Februari lalu dengan judul:  “Rusia dan Dunia sedang berubah”, Presiden Vladimir Putin  menempatkan Tiongkok ke dalam prioritas dalam politik  hubungan luar negeri  Moskwa diantara negara-negara Asia –Pasifik. Dia mengatakan bahwa perkembangan yang dialami Tiongkok merupakan kesempatan besar  bagi Rusia. Memamg benar sebelum kunjungan, website Kementerian Luar Negeri Rusia telah menegaskan bahwa baik Rusia maupun  Tiongkok berhaluan memperkuat lebih lanjut lagi hubungan strategis.


Direktur Akademi Hubungan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Rusia Evgeny Bazhanov mengatakan bahwa kunjungan  yang dilakukan Presiden Vladimir Putin di Tiongkok mengandung banyak arti. Rusia akan menegaskan kembali keinginan mempertahankan hubungan bilateral dengan Tiongkok dan dua fihak akan mengungkapkan banyak masalah untuk mendorong hubungan bilateral. Lebih-lebih lagi, Rusia juga sedang menginginkan  agar Tiongkok melakukan koordinasi secara harmonis dalam memecahkan semua masalah internasional dan  dalam upaya  membangun dunia multi kutub. Sedangkan, menurut pakar urusan Tiongkok dari Institut Ilmu Pengetahuan Rusia Georgy Klunadze, kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Beijing kali ini memperlihatkan ke mana  orientasinya politik hubungan luar negeri Moskwa. Hubungan Moskwa - Beijing selama 8 tahun Putin selaku  Presiden  dan 4 tahun selaku Perdana Menteri  masih tetap erat. Dan kunjungan yang dilakukan Presiden Vladimir Putin di Tiongkok kali ini akan terus memanifestsaikan dengan jelas kecenderungan ini, bertujuan memperkuat hubungan kemitraan strategis  yang terpecaya dan menyeluruh Rusia-Tiongkok./.

Komentar

Yang lain