Penuh Solidaritas Saudara Se-Tanahair di Tengah wabah Covid-19

(VOVWORLD) - Dimulai dari misi penerbangan pertama yang menyambut warga negara Viet Nam di Wu Han (Tiongkok) ketika daerah ini menjadi sumber  wabah Covid-19 yang pertama di dunia, hingga kini, badan-badan fungsional Viet Nam dan berbagai perwakilan Viet Nam di luar negeri telah melakukan koordinasi erat dengan badan-badan fungsional berbagai negara untuk memulangkan warga negara Viet Nam yang sedang tinggal dan bekerja di lebih dari 50 negara dan teritori di dunia.

Hal ini menunjukkan solidaritas  saudara sebangsa di tengah bencana dan kebijakan kemanusiaan sendiri yang dijalankan oleh Partai Komunis dan Pemerintah Viet Nam tanpa memedulikan pemutar-balikan yang menyinggung tradisi humanionis masyarakat Viet Nam.

Penuh Solidaritas Saudara Se-Tanahair di Tengah wabah Covid-19 - ảnh 1Peristiwa pesawat Airbus 350, misi penerbangan istimewa yang  mengangkut 219 warga negara Viet Nam, di antaranya ada banyak orang yang positif virus SARS-CoV-2 dari Equatorial Guinea (Foto: Minh Quyet/VNA)

Peristiwa pesawat Airbus 350, misi penerbangan istimewa berkode VN 06 dari Maskapai Penerbangan Nasional Viet Nam (Viet Nam Airlines) yang  mengangkut 219 warga negara Viet Nam, di antaranya ada banyak orang yang positif virus SARS-CoV-2 dari Equatorial Guinea. Di antaranya penumpang terdapat penumpang yang positif virus SARS-CoV-2 tiba di Bandara No Bai, Kota Ha Noi,  29 Juli 2020 dan menjadi satu peristiwa istimewa dalam upaya  repatriasi  warga Viet Nam ke Tanah Air di tengah wabah Covid-19.

Penuh Solidaritas Saudara sebangsa

Di antara 8 pramugara peserta misi penerbangan ke Equatorial Guine, Truong Anh Tu dan Nguyen Huu Trung merupakan dua pramugara relawan yang melakukan layanan di kelas yang diperuntukkan penumpang yang positif SARAS-CoV-2. Anh Tu mengatakan “rasa saya pertama ketika ikut serta dalam misi penerbangan ini sangat gembira, tidak hanya karena dipilih, tapi karena missi penerbangan ini dilaksanakan untuk memulangkan para warga negara ke tanah air. Dalam seluruh proses penerbangan ini, semuanya aman, penumpang merasa gembira ketika dapat pulang kembali ke keluarga, saya merasa benar-benar berbahagia karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik”. Seperti halnya saudara Tu, saudara Nguyen Huu Trung menegaskan bahwa “misi penerbangan ke Equatorial Guinea merupakan misi penerbangan yang dambakan para pramugara. Bagi saya, ini merupakan misi penerbangan untuk melaksanakan keinginan saya, jadi bukan demi tugas saja”. Sebagai salah seorang di antara 4 nakes peserta misi penerbangan tersebut, Doktor, dokter Than Manh Hung, Wakil Kepala Badan Darurat, Rumah Sakit Tropis Pusat menceritakan: dalam proses penerbangan, para pramugara dan nakes telah menyatukan skenario, melakukan koordinasi erat. Bersatu dan saling membantu. Ketika misi penerbangan ini selesai, semua orang merasa nyaman, tanpa  beban, karena sebelum berangkat, kami menerima tanggung-jawab dengan tekanan besar yaitu menjamin keselamatan semua penumpang, di antaranya ada pasien yang bisa mengalami kondisi kesehatan yang lebih parah dalam proses penerbangan”.

Misi penerbangan yang memulangkan warna negara Viet Nam dari Equatorial Gunea  ke Tanah Air punya makna istimewa, menunjukkan semangat humanis dari Partai Komunis dan Negara Viet Nam dalam melaksanakan kebijakan proteksi bagi warga negara di tengah pandemi Covid 19. Sebelum dan setelah itu, ada banyak missi penerbangan yang memulangkan warga negara Viet Nam dari 50 negara dan teritori ke Tanah Air telah dilaksanakan. Yang terkini, dari 26-27 Agustus 2020, misi penerbangan yang memulangkan sekitar 350 warga negara Viet Nam dari lebih dari 20 negara dan teritori di Eropa dan Afrika, meliputi anak-anak di bawah 18 tahun, orang lansia, perempuan hamil.

Misi-misi penerbangan yang penuh solidaritas saudara sebangsa ini menunjukkan perhatian, perasaan dan tanggung-jawab terhadap komunitas orang Viet Nam di luar negeri, satu bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Viet Nam.

Tradiai humanis bangsa Viet Nam

Segera setelah wabah Covid-19 muncul di Viet Nam, Partai Komunis dan Negara Viet Nam telah  menetapkan kesehatan warga adalah terpenting, menjadi prioritas primer dalam melaksanakan target pemimpin dan pengelola sosial-ekonomi Tanah Air. Yang patut diungkapkan ialah Partai Komunis dan Negara Viet Nam tidak hanya memperhatikan warga negara di dalam negeri saja, tapi sangat memperhatikan warga negara Viet Nam yang sedang bekerja, belajar dan  berwisata dan sebagainya yang sedang terjebak di luar negeri, terutama di negara-negara dengan perkembangan wabah rumit. Ketika sebagian besar misi penerbangan komersial di dunia untuk sementara berhenti, Pemerintah Viet Nam telah membimbing semua badan fungsional di dalam negeri, perwakilan Viet Nam di luar negeri supaya menguasai situasi, giat membina rencana untuk melaksanakan misi-misi penerbangan repartriasi yang sesuai kebutuhan warga negara, sesuai kemampuan penyelenggaraan isolasi dan pengobatan di dalam negeri untuk memulangkan warga negara Viet Nam.

Semua misi penerbangan yang memulangkan warga negara Viet Nam ke Tanah Air dengan selamat  merupakan harapan rakyat di dalam negeri seperti yang ditulis seorang Facebooker yang bernama Tifosi bahwa “Setiap kali ada satu misi penerbangan yang pulang dari pusat-pusat wabah, alih-laih  merasa takut atas risiko infeksi, setiap orang Viet Nam nampaknya gembira dan menyambut mereka yang sudah pulang di Tanah Air. Membuang semua kekhawatiran dan ketakuan”. Misi penerbangan yang memulangkan 219 warga negara Viet Nam dari Equatorial Guninea  telah menjadi peristiwa yang mendapat apresiasi tinggi menurut padangan umum,  tidak hanya karena waktu penerbangan mencapai lebih dari 30 jam di atas jalur penerbangan yang belum pernah dilakukan oleh Viet Nam Airlines, tapi juga karena ada banyak di antara penumpang itu positif SARS-CoV-2. Di Bandara Noi Bai, para penumpang yang tiba mengibar-ngibarkan  bendera nasional Viet Nam, foto Presiden Ho Chi Minh dan slogan: “Berterima kasih kepada Pemerintah, semua kementerian dan perusahaan yang telah memulangkan kami, mendukung tekad “tidak ada yang tertinggal” dari Pemerintah. Diilham  missi penerbangan ini, Minh Giang, orang Amerika Serikat keturunan Viet Nam memuat video clip di Youtube pribadinya dengan judul: “Missi penerbangan yang paling berkemanusiaan di tengah musim wabah”. Ia menganggap peristiwa ini sebagai satu “titik merah”, menjunjung tinggi tindakan kemanusiaan yang dilakukan oleh Pemerintah Viet Nam. Ia juga menyatakan bahwa  isolasi terhadap semua orang yang pulang kembali dari luar negeri di pusat-pusat isolasi untuk dilakukan pemantauan, perlindungan kesehatan dan pengobatan apabila  positif Covid-19, penghindaran   penularan di masyarakat merupakan hal yang sulit dilakukan oleh banyak negara lain di tengah pandemi global”.

Dengan tekat “tidak ada yang tertinggal”, Pemerintah Viet Nam dan badan-badan fungsional masih selalu menaruh perhatian dan berupaya keras untuk mengusahakan metode memenuhi kebutuhan mereka. Semua perasaan yang tulus, pemikiran dan penilaian yang menunjukan simpati dari  Pemerintah, semua badan fungsional dan  rakyat Viet Nam di dalam dan luar negeri merupakan sumber aspirasi yang tak ternilai demi lebih dari 90 juta warga Viet Nam terus kompak mengatasi dan mengalahkan pandemi Covid-19.  

Komentar

Yang lain