Perlombaan ke Istana Elysse: menjanjikan hal - hal yang dramatis

(VOVworld) - Pemilihan  Presiden  Perancis  sedang menuju ke  penggalan  jalan terakhir. Hasil jajak pendapat terkini telah menunjukkanakan kenyataan bahwa perlombaan  masuk ke  Istana Elysse akan tidak  pernah mudah  untuk  para calon presiden (capres). Sekarang,  tidak ada  capres yang benar-benar unggul, oleh  karena itu sudah hampir  pasti  pemilihan  ini  akan  ada dua putaran ( 24 April dan  6 Mei mendatang).  Perlombaan  ke kursi pemilik  Istana Elysse  sedang menjanjikan hal-hal yang dramatis. 


Perlombaan ke  Istana Elysse: menjanjikan hal - hal yang dramatis - ảnh 1
Para capres dalam perlombaan masuk ke Istana Elysse.
( Foto: kbchn.net)

Menurut hasil jajak pendapat  yang diumumkan oleh  Institut   penelitian opini umum dan pasar  Perancis (CSA) pada Kamis 19 April, kesenjangan  antara dua  capres utama yaitu Presiden infungsi  Nicolas Sarkozy  dari partai  sayap kanan Persekutuan demi Gerakan Rakyat (UMP)  dan  lawan utamanya Francois Hollande dari golongan  sayap kiri  Partai Sosialis  (PS )  semakin  meningkat.  Menurut  hasil ini, capres   F.Hollande  mengalamai  kemajuan yang berarti  dalam  putaran pertama pemilihan merebut  29 persen  jumlah pendukung, meningkat  2 persen  terbanding dengan pekan lalu, memelopori 5 nilai  terhadap  lawan-nya yaitu  Sarkozy. Juga menurut jajak pendapat  yang dilakukan CSA, dalam putaran ke-2  capres dari PS  juga memperluas kesenjangan  lebih lanjut lagi  dengan 58 persen  jumlah suara, meningkat 1 persen terbanding dengan Presiden  yang akan segera habis waktunya  Nicolas Sarkozy (42 persen,  turun 1 persen). Sementara  itu,   capres dari   Front Nasional (FN) Marine Le Pen mencapai 17 persen  jumlah suara,  meningkat 2 persen, memelopori  capres dari  Front Sayap kiri  (FG)  Jean Luc Melenchon dua point dan  tetap menduduki posisi ke-5   dengan 10 persen jumlah suara.

Perlombaan ke  Istana Elysse: menjanjikan hal - hal yang dramatis - ảnh 2
Perlombaan keras untuk masuk Istana Elysse.
( Fotobaomoi.com)

Kampanye pemilihan sedang masuk ke periode terakhir, semua capres  berfokus menciptakan citra baik di depan pemilih.  Sekarang, aksentuasi perhatian sedang difokuskan pada  dua capres yaitu Presiden yang akan segera habis masa tugasnya Nicolas Sarkorzy  dan capres  F.Hollande.  Menurut opini umum,   hal yang berbeda  dalam pemilihan kali ini ialah untuk pertama kalinya  Presiden infungsi   yang mencalonkan diri kembali  berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Menurut analisa Pusat Penelitian dan Pemahaman opini umum Perancis, Presiden Sarkozy telah menjumpai  banyak kesulitan dalam  memperkenalkan  satu proyek struktur yang ketat kepada seluruh pemilih Perancis. Untuk memperbaiki  situasi dalam perlombaan  yang menentukan  yang sedang berlangsung, selain  agenda  yang padat ini, Sarkozy  terus  menemui langsung  rakyat Perancis, diantaranya ada  rapat umum  besar di lapangan Concorde pada 15 April  di Paris, 2 hari sebelum  pemilihan putaran pertama, hari ini  Sarkozy  mengadakan rapat umum  terakhir  di Nice. Harapan Sarkozy  adalah  pengalamannya yang unggul  ketika berhadapan dengan  lawannya  F.Hollande di depan dua perdebatan  langsung jika pemilihan  Presiden  harus masuk ke putaran ke-2. 

 Namun,  harapan itu  tidak mudah yang mendatangkan   hal-hal yang di luar dugaan secara spektakuler, sebabnya ialah  dalam masa bakti 5 tahun, Nicolas Sarkozy  tidak  mencapai banyak kemenangan. Prosentase utang publik meningkat berat, pengangguran meningkat tinggi,  pertumbuhan  turun, masyarakat menjadi lebih tidak stabil. Meskipun tidak terang-terangan,  tetapi  dalam ekip kampanye pemilihan   dari UMP  sudah ada fikiran bahwa  Nicolas Sarcozy  akan tidak bisa  mencapai kemenangan.  Koran  Perancis Le Figaro  bahkan  juga  mengatakan  sudah ada  banyak pertemuan dalam pemerintah di sekitar  tema: apa yang dilakukan Presiden  Nicolas Sarcozy sesudah kalah.

Sementara itu, selar   jelas  yang  dicapai  calon  sayap kiri F.Hollande dalam kampanye  pemilihan  ialah ada satu peta jalan  dengan komitmen-komitmen jelas jika  terpilih menjadi Presiden. Semua komitmen  ini dibagi menjadi 3 periode : dari 6 Mei  sampai 29 Juni, dari 3 Juli sampai 2 Agustus dan dari Agustus 2012 sampai  Juni 2013.

Diantaranya yang patut diperhatikan yalah  komitmen menurunkan 30 persen gaji presiden dan para anggota pemerintah, menyusun Piagam tentang moral profesi untuk para anggota kabinet, meningkatkan 25 persen subsidi  awal tahun ajar kepada kaum pelajar, mengajukan kebijakan-kebijakan prioritas untuk mengembangkan lapangan kerja kepada kaum muda, orang lansia dan  berjuang melawan ketidakadilan dalam masyarakat. Pada 15 April lalu,  capres Partai Sosialis  juga  menaruh perhatian pada rapat umum terakhir untuk mendemonstrasikan  kekuatannya, diantaranya ada  peristiwa yang diadakan di Vincennes dengan partisipasinya dari 100.000 pendukung.

Sekarang, jajak pendapat yang terbaru memperlihatkan bahwa N. Sarkozy  mencapai lebih sedikit nilainya  terbanding dengan capres partai Sosialis F. Hollande. Akan tetapi, kalangan analis memberitahukan bahwa jumlah suara yang dicapai oleh dua capres papan atas   berada dalam  batas  yang “tidak akurat” dari jajak  pendapat, yakni hampir 30 persen. Oleh karena itu, bisa dikatakan sampai saat ini, belum bisa ada prakiraan yang akurat tentang orang yang pertama, kedua atau ketiga dalam putaran  pertama. Kalau dalam pemilu-pemilu sebelumnya, wakil dari  faksi sentris  (atau disebut faksi moderat) selalu  memastikan diri menduduki posisi ketiga dengan jumlah suara yang  mencapai kurang lebih 15 persen. Tetapi untuk kali ini, Francois Bayrou dari faksi sentris  sulit menjamin  posisi ketiga dan diprakirakan hanya bisa merebut kira-kira 10 persen saja.

Yang sulit bagi  N.Sarkozy  yalah  dia tampaknya  tidak punya sekutu untuk bisa mengumpulkan jumlah  suara  untuk putaran kedua. Karena dua  capres  faksi sentris  dan ekstrim  yang dekat dengan Partai Persekutuan demi Gerakan Rakyat  pimpinan Sarkozy yalah Ibu Marine Le Pen dan Francois Bayrou semuanya mencela keras Presiden infungsi. Tetapi hal itu tidak  sama artinya capres anggota Partai Sosialis Francois Hollande  bisa menghimpun cukup jumlah suara yang diperlukan. Semuanya memperlihatkan bahwa belum bisa menetapkan jelas  pengumpulan suara untuk putaran kedua. Oleh karena iru, perlombaan masuk Istana Elysee menjanjikan  hal-hal yang dramatis./. 

Komentar

Yang lain