Perlu Menilai secara Objektif Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan di Vietnam

(VOVWORLD) - Dalam pernyataan tertanggal 2 Desember 2022, Menteri Luar Negeri Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengumumkan keputusan untuk memasukkan Vietnam pada daftar pantauan khusus tentang kebebasan beragama, tanpa memedulikan kenyataan yang hidup tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Vietnam dalam konteks umat Katolik tengah siap merayakan hari Natal di seluruh negeri. Fakta bahwa AS memasukkan Vietnam ke dalam daftar pantauan khusus tentang kebebasan beragama, sudah jelas merupakan penilaian, yang salah dan kurang objektivitas tentang situasi kebebasan beragama dan berkeperayaan di Vietnam.
Perlu Menilai secara Objektif Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan di Vietnam - ảnh 1Acara memandikan Sang Buddha  (Foto: danviet.vn)

Sebagai negara multi-agama, Vietnam memiliki agama endogen, seperti Budha Hoa Hao, Cao Dai, dan sebagainya yang berjalan seiring dengan agama yang diimpor dari luar, seperti: Katolik, Budha, Protestan, dan sebagainya. Saat ini, di seluruh negeri Vietnam ada lebih dari 26,5 juta pemeluk agama (menduduki sekitar 27%  populasi), 43 organisasi dari 16 agama yang diakui oleh Negara atau mendapat pengakuan untuk beraktivitas. Agama-agama memiliki lebih dari 57.400 pemuka agama,  147.000 pengurus agama, dan sekitar 29.600 tempat ibadah. Buddhisme memiliki jumlah pemeluk tertinggi dengan 15,1 juta; selanjutnya Katolik dengan 7,1 juta pemeluknya.

 

Kegiatan keagamaan yang semarak, beragam, dan kaya

Di seluruh negeri, terutama di kota dan pusat agama besar, seperti: Kota Hanoi, Hue, Kota Ho Chi Minh, Hai Phong, Nam Dinh, Ninh Binh, Tay Ninh, Can Tho dan sebagainya,  kegiatan keagamaan berlangsung cukup bergelora dan beragam. Banyak kegiatan keagamaan telah menjadi kegiatan budaya masyarakat dengan partisipasi dari berbagai lapisan rakyat. Hari-hari perayaan besar, festival keagamaan diselenggarakan secara khidmat dan lebih besar dari sebelumnya dan menarik partisipasi lebih banyak umatnya. Perayaan-perayaan  seperti Waisak, Natal dari Katolik dan Protestan, perayaan berdirinya agama Cao Dai, Budha Hoa Hao, bulan puasa Ramadhan umat Islam dan sebagainya dirayakan secara khidmat dan megah,  keamanan dan ketertiban terjamin. Festival banyak agama telah menjadi festival umum seluruh bangsa seperti Natal, festival La Vang. Secara khusus, hari Waisak secara resmi diakui oleh Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai salah satu festival keagamaan dunia. Beberapa festival bersifat sekuler, seperti: Mendoakan arwah yang tewas dalam perang perlawanan yang diselenggarakan oleh Sangha Buddha Vietnam (2005); Festival ziarah La Vang ke-27 yang diggabungkan "Tahun Ekaristi" dalam skala besar telah diselenggarakan oleh Dewan Uskup Vietnam (2005); Perayaan HUT ke-50 berdirinya Asosiasi Umum Protestan Vietnam (Vietnam Utara) (2005) dan sebagainya mendapat perhatian dan apresiasi rakyat seluruh negeri.

 

Partai dan Negara Vietnam sangat Mementingkan Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan dari Warga

Realitas keegiatan kepercayaan dan keagamaan dari berbagai lapisan rakyat Vietnam dalam beberapa tahun terakhir, kian menarik dan cenderung meningkat. Penyelenggaraan festival-festival keagamaan, upacara khidmat dari berbagai agama dan kepercayaan rakyat juga menunjukkan bahwa seluruh kegiatan tersebut bukan hanya kegiatan keagamaan, kepercayaan komunitas umat beragama saja, tetapi juga menjadi festival yang menarik partisipasi banyak orang. Sebelumnya, penyelenggaraan dan partisipasi dalam festival adalah sebuah pekerjaan internal gereja dan para pemeluknya. Saat ini, banyak festival keagamaan memiliki daya sebar dan pengaruh besar dalam masyarakat, seperti: Natal, Paskah agama Katolik, Protestan; Waisak dari agama Buddha, upacara Cioko Buddhisme dan sebagainya. Hari Natal hanyalah salah satunya di antara 8.000 festival kepercayaan dan keagamaan dalam setahun di Vietnam. Selama hari-hari ini, suasana hari Natal menjadi ramai di seluruh paroki dan marga agama di Vietnam.

Fakta di atas menunjukkan bahwa Partai Komunis dan Negara Vietnam selalu menciptakan segalanya kondisi bagi warga untuk secara bebas berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dan kepercayaan. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang beragam merupakan bukti tentang kebebasan berkepercayaan dan beragama di Vietnam yang telah dan sedang dijamin. Tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi skala dan kegiatan keagamaan dari semua agama lain juga kian meningkat dan lebih bergelora, kehidupan spiritualitas masyarakat selalu diperhatikan pemerintahan.

Perlu Menilai secara Objektif Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan di Vietnam - ảnh 2Presiden Nguyen Xuan Phuc mengucapkan selamat kepada Keuskupan Agung Hanoi sehubungan dengan hari Naltal 2022  (Foto: Thong Nhat/vna)

Fakta bahwa Amerika Serikat memasukkan Vietnam pada daftar pantauan khusus untuk kebebasan beragama, terlepas dari kenyataan bahwa umat Katolik Vietnam, dari Utara ke Selatan yang  sedang amntusias menyambut hari Natal adalah pandangan yang tidak objektif dan tidak realistis tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan di Vietnam. Kebijakan konsekuen Vietnam adalah menghormati dan menjamin hak asasi manusia serta kebebasan berkepercayaan dan beragama warga. Hal ini ditengukan dalam Undang-Undang Dasar 2013, sistem perundang-undangan Vietnam dan dijamin akan dihormati dalam kenyataan. Upaya dan prestasi prestasi Vietnam dalam memastikan kebebasan berkepercayaan dan beragama telah diakui secara luas oleh masyarakat internasional. Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri AS harus mempunyai visi yang lebih realistis dan obyektif dalam menilai capaian kebebasan berkepercayaan dan beragama di Vietnam.

Komentar

CR Nurdin

Saya berharap juga, pernyataan Amerka Serikat tidak benar. Radio Suara Vietnam setidak-tidaknya sudah membantah tuduhan Amerika Serikat itu dengan fakta-fakta aktivitas umat beragama. Saya muslim, tentu saja ikut bergembira kalau saudara-saudara seiman saya bisa bebas dan tenang beribadah,... Selanjutnya

Yang lain