Rusia dan AS Perpanjang Traktat New START

(VOVWORLD) - Rusia dan Amerika Serikat (AS) baru saja resmi memperpanjang Traktat Pemangkasan Senjata Ofensif Strategis Baru (New START), hanya sehari sebelum Traktat ini habis berlaku. Perpanjangan traktat ini merupakan langkah awal agar dunia bisa memperkokoh pengontrolan terhadap senjata nuklir. Namun, apakah hubungan antara dua negara adi kuasa bisa menjadi lebih baik karena traktat tersebut adalah hal yang mendapat perhatian para pemantau.
Rusia dan AS Perpanjang Traktat New START - ảnh 1Rudal balistik lintas benua milik Rusia (Ilustrasi) (Foto: AP)

New-START ditandatangani pada 2010 dan berlaku mulai pada 2011. Di antaranya menentukan bahwa AS dan Rusia tidak boleh memiliki lebih dari 700 rudal balistik lintas benua dan pesawat pembom strategis. Perjanjian ini juga membatasi jumlah hulu nuklir yang dimiliki setiap pihak tidak melampaui 1.550. Menurut kesepakatan permulaan, traktat tersebut habis berlaku pada 5/2/2021. Namun, kedua pihak sepakat memperpanjang trakrat ini lima tahun lagi, sampai dengan 5/2/2026.

 

Menghindari Bahaya Perlombaan Senjata

Diperpanjangnya Traktat New START bisa membantu dunia menghindari saya perlombaan senjata antara dua negara adi kuasa nuklir di dunia. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, langsung memuji perpanjangan traktat tersebut, menekankan bahwa ini merupakan alat untuk mempertahankan pembatasan-pembatasan yang bisa mengklarifikasi gudang senjata nuklir terbesar di dunia, menginginkan agar dalam lima tahun mendatang, Rusia dan AS melakukan perundingan untuk memangkas lebih lanjut lagi jumlah senjata nuklir yang dimiliki dua negara demi menghindari bahaya perlombaan senjata.

Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) percaya bahwa New START akan memberikan sumbangan dalam stabilitas internasional, dan negara-negara anggotanya sekali lagi menyatakan dukungan kuat atas berlanjutnya pelaksanaan traktat, serta dialog-dialog yang positif dan cepat tentang langkah-langkah memperbaiki kestabilan stategis. Pakta ini tetap mempunyai tekad bersama dalam mempertahankan kesepakatan-kesepakatan dan komitmen tentang perlucutan senjata, pengontrolan terhadap senjata nuklir, dan nonproliferasi senjata nuklir. NATO mendukung perundingan-perundingan tentang pengontrolan senjata nuklir yang lebih ketat untuk memperbaiki keamanan paktanya, sekaligus menganggap kesepakatan perpanjangan traktat tersebut sebagai awal dalam upaya menangani ancaman-ancaman nuklir, tantangan-tantangan baru dan baru muncul terhadap kestabilan strategis.

Di masa Presiden Donald Trump, Washington tidak begitu peduli terhadap perpanjangan traktat New START karena menganggap hal itu sebagai ketidakadilan. Semua upaya Pemerintah Donald Trump yang bertujuan menjamin satu kesepakatan pengontrolan senjata untuk jangka yang lebih pendek dengan Rusia, termasuk pembekuan semua hulu nuklir dan menambahkan Tiongkok di masa depan, akhirnya juga berakhir dengan kemacetan. Sebelumnya, di masa mantan Presiden Donald Trump, mantan pemimpin Partai Republik – Presiden Joe Biden tampak tidak tergesa-gesa melakukan perpanjangan, bahkan ingin memperluas traktat itu dengan negara-negara yang memiliki senjata nuklir, khususnya Tiongkok.

 

Indikasi Positif Masa Depan Hubungan Rusia-AS?

Pertama-tama, perpanjangan traktat selama lima tahun lagi akan memungkinkan kedua pihak terus membahas pengontrolan senjata, baik di segi strategis maupun segi taktis, nuklir dan non-nuklir, guna merundingkan kestabilan strategis, dan kemungkinan pemangkasan senjata, dengan partisipasi dari para pihak ketiga dalam perundingan ini. Bukan hanya Tiongkok, tetapi para sekutu AS di NATO, yaitu Perancis dan Inggris.

Para pakar menilai bahwa diperpanjangnya trakrat New START bisa membantu dunia menghindari suatu perlombaan senjata antara dua negara yang paling adi kuasa di dunia, tetapi hampir tidak bisa menangani satu masalah pun yang masih  terkait hubungan Rusia-Amerika Serikat. Isi komunike Istana Kremlin (Rusia) dan Gedung Putih menunjukkan perbedaan yang jelas dalam pendekatan masalah. Pada saat Rusia menyambut perpanjangan traktat New START dan ingin melakukan kerja sama di berbagai bidang seperti penanganan pandemi Covid-19, ekonomi dan perdagangan, pihak AS menunjukkan sikap berhati-hati ketika menyatakan bahwa AS akan gigih bertindak untuk membela kepentingan nasional, membalas tindakan-tindakan Rusia yang merugikan AS dan para sekutunya. Presiden Joe Biden juga menelepon Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg untuk menegaskan kembali komitmen-komitmen AS dalam mempertahankan NATO sebagai “benteng untuk mencegat Rusia”. Hal yang ditambahkan dalam pembicaraan telepon yang baru saja dilakukan itu, menunjukkan bahwa Pemerintah Joe Biden tidak menganggap upaya memperbaiki hubungan dengan Rusia sebagai prioritas utama.

Dalam kenyataannya, masih ada banyak perselisihan antara dua negara yang memakan banyak waktu untuk mengatasinya. Dalam situasi tersebut, perpanjangan traktat New START hanya merupakan indikasi positif, satu tanda yang menunjukkan bahwa Pemerintah AS ingin mempertahankan status quo hubungan dengan Rusia, menghindari konfrontasi langsung, oleh karena itu harapan akan satu perubahan besar dalam hubungan Rusia-AS untuk jangka pendek belum akan bisa dicapai.

Komentar

Yang lain