Tahun 2013: tetap ada instabilitas dan tempat panas di dunia

          (VOVworld) - Bertentangan  dengan indikasi yang menggembirakan dari perekonomian global, dunia menyaksikan lagi banyak gejolak politik dan menghadapi tantangan-tantangan tentang keamanan pada tahun 2013. Semua perkembangan ini berpengaruh tidak kecil terhadap panorama politik dunia, membuat opini umum tidak bisa tidak merasa cemas akan prospek memecahkan semua kontradiksi dan tempat panas. 

Pada tahun 2013, ekonomi dunia telah menjadi pulih, akan tetapi pemulihan itu masih lambat, tidak merata dan masih ada banyak resiko. Di bidang politik, permufakatan yang tercapai antar-negara tentang tempat-tempat panas di dunia barulah merupakan awal-nya saja dan memerlukan lebih banyak waktu untuk bisa menuju ke satu solusi yang komprehensif. Yang mencemaskan yalah terorisme internasional mengalami kebangkitan kuat sehingga mengancam keamanan dunia.

Gelombang demonstrasi meluas, sengketa wilayah terus berlanjut.

Pada tahun 2013, tanpa memperdulikan Iran dan kelompok P5 plus 1 yang mencapai permufakatan tentang dokumen nuklir, tidak sedikit negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara terperangkap ke dalam instabilitas politik, ekonomi mengalami kemerosotan dan masyarakat mengalami perpecahan. Demonstrasi-demonstrasi besar-besaran menuntut penyingkiran pemerintah baru pilihan rakyat sendiri meledak terus-menerus, sehingga membuat negara-negara di kawasan ini terjerumus ke dalam pusaran berliku-liku tanpa jalan keluar, diantaranya harus bicara tentang perang saudara di Suriah dan instabilitas di Mesir. Gelombang demonstrasi juga menjadi tidak asing di Eropa pada latar belakang warga di sana merasa gusar terhadap kebijakan-kebijakan memperketat  ikat pinggang yang diterapkan berbagai pemerintah untuk bisa mengatasi krisis  utang publik.

Tahun 2013: tetap ada instabilitas dan tempat panas di dunia - ảnh 1
Faksi oposisi (CNRP)  melancarakan demonstrasi
di depan Gedung Parlemen Kamboja
(Foto: vov.vn)

Di Asia, gelanggang politik  Kamboja dan Thailand  terus mengalami prahara. Dengan tuduhan adanya kecurangan dalam pemilihan umum Parlemen angkatan ke-5 yang menghasilkan kemenangan tipis kepada Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) telah melancarkan demonstrasi dan memboikot persidangan Parlemen yang pertama, sehingga merintangi proses pembentukan Pemerintah dan instabilitas di kalangan masyarakat. Sementara itu, negeri tetangganya yakni Thailand sedang menghadapi gelombang demonstrasi yang diselenggarakan oleh faksi oposisi untuk menuntut kepada Pemerintah pimpinan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra supaya mengundurkan diri. Juga di Asia, sengketa wilayah antara Tiongkok, Jepang dan Republik Korea naik ke satu tingkat baru. Pernyataan sepihak Tiongkok tentang pembentukan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) di Laut Huatung membuat hubungan dengan Jepang dan Republik Korea  menjadi tegang. 

Pada tahun 2013 lalu, semua bentrokan etnis, sekte dan faksi meledak kuat, sehingga selalu mengancam situasi keamanan di banyak negara di Afrika. Menurut  statistik, ada 1/3 diantara 54 negara di Afrika harus menderita pengaruh semua bentrokan. Uni Afrika telah melakukan upaya-upaya kerujukan, tapi hasilnya tidak seberapa, terutama karena kerumitan semua krisis dan tantangan-tantangan  dalam memilih  mitra perunding.


Kebangkitan terorisme
.

          Pada tahun 2013, dunia menyaksikan kebangkitan kuat jaringan teroris internasional al-Qaeda dengan serentetan serangan berlumuran darah, merampas jiwa ribuan orang. Al Qaeda  meskipun  terpecah-pecah menjadi bagian kecil, tapi tetap berpengaruh luas di mana-mana. Menurut Institut Pengkajian START (Amerika Serikat), gelombang kekerasan tampaknya sangat sedikit indikasi berkurang. Selain itu, harus bicara tentang teror di kota Boston di Amerika Serikat, serangan yang dilakukan kaum teroris terhadap lapangan Tiem An Men (Tiongkok) dan  paling belakangan ini yalah serangan bom bunuh diri di stasion kereta api di kota Volgograd (Federasi Rusia).

Ekonomi dunia pulih dengan kecepatan lambat

Setelah 5 tahun bergulat dengan krisis ekonomi-keuangan global yang paling besar sejak tahun-tahun 30-an abad lalu, perekonomian dunia telah mengalami indikasi-indikasi pulih, terutama di negara- negaramaju, misalnya Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa. Eurozone telah menghentikan gelombang resesi selama 6 triwulan terus-menerus. Seiring dengan itu yalah tarap pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat yang menggembirakan, sehingga membuat Bank Cadangan Federal (FED) bisa menghentikan program stimulasi ekonomi, sementara itu, program reformasi Jepang-perekonomian dunia yang besarnya No.3  yang mulai mencapai hasil positif.


Perkembangan beberapa perekonomian pasca krisis membuat para pakar harus mengakui bahwa masa kini merupakan saat 
“peralihan” perekonomian dunia, menghentikan tahap krisis yang paling panjang dalam waktu satu abad ini untuk kembali ke orbit pertumbuhan. Direktur Jenderal Dana Moneter Internasional Christine Lagarde menilai bahwa pemulihan ekonomi sedang berlangsung di dunia, akan tetapi laju pertumbuhan ini masih  terlalu lembat untuk bisa menciptakan tambahan  banyak lapangan kerja yang sedang diperlukan dunia. Hal yang patut diperhatikan yalah Eurozone tetap menjadi pusat yang menimbulkan kecemasan ketika perekonomian kawasan ini belum bisa lepas dari kesulitan selama bertahun-tahun ini. Sementara itu, ekonomi Amerika Serikat, perekonomian panan atas di dunia juga beroperasi tidak baik, karena anggaran keuangan Pemerintah dipangkas secara otomatis.

          Tahun 2013 telah berakhir dengan banyak masalah yang perlu ditangani. Opini umum berharap supaya pada tahun 2014, semua sengketa politik akan selangkah semi selangkah dipecahkan, ekonomi mengalami pemulihan yang lebih cepat supaya parorama global tambah warna-warna yang cerah ./.




Komentar

Yang lain