Titik balik baru dalam hubungan Uni Eropa- Myanmar

(VOVworld) - Pada Selasa (22 April) dalam pertemyan di Lukxemburg, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa telah sepakat menghapuskan semua embargo ekonomi dan perdagangan terhadap Myanmar serta sanksi terhadap perseorangan-perseorangan. Gerak-gerik ini dianggap sebagai pacuan penting, membuka satu halaman baru dalam hubungan antara Uni Eropa dengan negara di Asia Tenggara ini. Keputusan penghapusan embargo yang diajukan Uni Eropa terhadap Myanmar dikeluarkan tepat setahun setelah Uni Eropa memutuskan melonggarkan sebagian besar sanksi perdagangan, ekonomi dan perseorangan terhadap Myanmar sendiri, kecuali embargo senjara. Kongkritnya yalah Uni Eropa akan menghapuskan sanksi terhadap kira-kira 800 perusahaan yang beraktivitas di bidang perkayuan, eksploitasi mineral, mengizinkan melakukan investasi pada kira-kira 50 perusahaan yang dekat dengan pemerintah, menghentikan semua pembatasan imigrasi dan perintah larangan bepergian yang berpengaruh terhadap kira-kira 500 warga Myanmar ke negara-negara Uni Eropa.

Titik balik baru dalam hubungan Uni Eropa- Myanmar - ảnh 1
Uni Eropa telah sepakat menghapuskan semua embargo ekonomi dan perdagangan terhadap Myanmar.
(Foto: Ilustrasi-www.facebook.com


Penyebab mengapa para Menteri Luar Negeri 27 negara anggota Uni Eropa setuju menghapuskan embargo terhadap Myanmar yalah proses pembaruan mengesankan yang dilakukan negara di Asia Tenggara ini setelah serentetan reformasi  yang mendalam dan luas, baik tentang politik maupun ekonomi. Penanggung jawab politik hubungan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton memberitahukan bahwa tujuan Uni Eropa yalah mendukung semua pekerjaan melakukan reformasi di negara Asia Tenggara ini dan gerak-gerik itu tentunya membuat Pemerintah Myanmar merasa puas dan membuka jalan bagi badan-badan usaha asing untuk melakukan aktivitas di Myanmar.

Bisa dikatakan, penghapusan hampir semua embargo oleh Uni Eropa terhadap Myanmar di satu segi memanifestasikan semua komitmen  Uni Eropa dalam mendukung reformasi demokrasi, di lain segi hal itu juga membantu  Eropa tidak terlambat dalam mendekati pasar Myanmkar, terutama pada latar belakang Jepang menyatakan selangkah demi selangkah menghapuskan utang sebanyak USD 3,7 miliar dan memulihkan semua komitmen bantuan perkembangan untuk mendukung reformasi ekonomi Myanmar. Australia juga mengumumkan akan menghapuskan sanksi terhadap Presiden Myanmar dan lebih dari 200 warga negara ini yang sedang dilarang bepergian dan tentang keuangan. Sebelumnya, Amerika Serikat telah menyatakan selangkah demi selangkah melonggarkan semua pembatasan keuangan terhadap negara Asia Tenggara ini.

Titik balik baru dalam hubungan Uni Eropa- Myanmar - ảnh 2
Myanmar melakukan reformasi dan buka pintu.
(Foto: Ilustrasi- www.vietnam.vn


Langkah baru Uni Eropa itu akan mengizinkan semua perusahana Eropa melakukan investasi  di Myanmar- negara uang kaya dengan sumber daya alam, terutama dalam pengembangan industri eksploitasi mineral - satu bidang yang menguntungkan semua investor Eropa. Lebih- lebih lagi, pada masa belakangan ini, Myanmar juga mengizinkan melakukan tender untuk mengeksploitasi minyak dan gas di negara ini. Selain itu, bidang-bidang lain, misalnya perbankan dan telekomunikasi juga sangat menarik bagi  Eropa. Sebelum Menteri Luar Negeri Uni Eropa mengeluarkan keputusan, banyak perusahaan Eropa telah menyampaikan keinginan mencurahkan modal ke Myanmar, misalnya perusahaan beer Carlsberg (Denmark) telah menyatakan akan kembali ke Myanmar setelah semua sanksi internasional dihapuskan.

Keputusan Uni Eropa tentang menghapuskan embargo terhadap Myanmar juga mendapatkan sambutan hangat dari kalangan wirausaha Myanmar. Wakil Ketua Gabungan Kamar Dagang dan Industri, Ketua Asosiasi semua produsen tekstil dan produk tekstil Myanmar, Myint Soe menyatakan bahwa keputusan Uni Eropa itu akan membuka satui pasar penting untuk komoditas negara ini.

Akan tetapi, bagi Uni Eropa, penghapusan embargo terhadap Myanmar hanya merupakan langkah pertama yang mereka jalankan terhadap negara di Asia Tenggara ini, karena Myanmar sekarang masih kekurangan banyak persyaratan tentang infrastruktur, terutama aspek hukum untuk membuat para investor bisa tenang berusaha. Transparansi dalam manajemen di Myanmar juga merupakan hal yang mengkhawatirkan kalangan investor ketika negara ini terdaftar pada posi ke 172 diantara 174 negara tentang transparansi dan korupsi. Selain itu, masih ada keengganan tentang gelombang kekerasan bentrokan etnis di Myanmar.

Pengaruh dari keputusan Uni Eropa tentang embargo ekonomi dan perdagangan terhadap Myanmar meskipun memerlukan waktu untuk membuktikan-nya, tetapi keputusan ini telah siaga membuka satu halaman baru dalam hubungan dengan Myanmar, menempatkan fundasi bagi pembangunan hubungan kemitraan yang berkesinambungan./.







Komentar

Yang lain