Buku dan lukisan pemujaan - Harta benda yang bernilai dari warga etnis minoritas San Chi

(VOVworld) – Bagi warga etnis minoritas San Chi, buku pemujaan dan lukisan pemujaan merupakan satu harta benda yang amat bernilai. Setiap bentuk pemujaan, mereka memiliki satu mantra pemujaan sendiri. Sedangkan gambar pemujaan tidak dipasang kapan saja, tapi mereka harus membuka tata cara sebelum memasangnya. 


Buku dan lukisan pemujaan - Harta benda yang bernilai dari warga etnis minoritas San Chi - ảnh 1
Altar pemujaan warga etnis minoritas San Chi
(Foto: vtv4.vn)

          Warga etnis minoritas San Chi memiliki perangkat buku pemujaan yang amat bernilai. Isi setiap mantra pemujaan dicatat dalam aksara Nom. Warga etnis San Chi menyimpan buku pemujaan dengan sangat cermat dan ketika tidak melakukan pemujaan, mereka meletakkan buku ini dalam satu kotak yang ditempatkan di altar pemujaan. Dalam keluarga, hanya kaum laki-laki, para pemuka keluarga yang baru boleh menggunakan buku pemujaan ini. Doktor Tran Binh, Dosen Sekolah Tinggi Kebudayaan Hanoi, memberitahukan: “Setiap keluarga memiliki buku-buku pemujaan. Semua buku ini menentukan tata cara mengadakan upacara pemakaman, acara pernikahan, hari lahir anak, cara memilih hari-hari yang baik, serta lagu-lagu rakyat, dll. Ada keluarga yang memiliki sampai 50 judul buku seperti itu”.

Dalam desa, tidak semua warga etnis San Chi yang bisa membaca buku pemujaan dan tidak semua orang bisa membacakan mantra pemujaan. Ini juga merupakan masalah yang banyak dipikir oleh bapak Lam Van Oanh, seorang guru di kabupaten Luc Ngan. “Ada bermacam-macam jenis buku pemujaan, seperti buku untuk memuja nenek moyang, memuja kerasukan Dewa, memuja komunitas, memuja untuk kepentingan seluruh desa, memilih hari-hari baik dll. Pada pokoknya para warga harus meminta kepada guru yang berprestise untuk mengajarkan mantra pemujaannya. Sekarang jumlah dusun sudah tidak banyak lagi seperti dulu, maka kalangan muda harus belajar sendiri untuk mengetahui cara memuja pada Hari Besar atau Hari Raya Tahun Baru Imlek, kalau tidak maka tradisi itu akan tergerus”.

Selain buku pemujaan, lukisan pemujaan juga merupakan satu harta benda yang bernilai dari warga etnis San Chi. Biasanya pada hari raya, mereka baru memasang lukisan-lukisan ini. Isi semua lukisan ini sangat beraneka-ragam. Dalam tema pemandangan alam ada lukisan seperti awan, hujan, guruh, petir, sedangkan dalam tema keagamaan dan pemujaan ada lukisan Sang Buddha, Dewa-Dewi. Dalam lukisan pemujaan ini, warga etnis San Chi juga memuja para cikal-bakal kerajinan seperti Dewa Tani, Dewa Ternak, dll. Menurut Doktor Tran Binh, lukisan pemujaan memainkan peranan yang amat besar dalam kehidupan spirituilitas dari warga etnis San Chi. Lukisan pemujaan ini merupakan manifestasi dari ruang dewa-dewi. “Kalau ingin mengundang dewa-dewi, mereka harus menciptakan ruang yang suci bagi dewa-dewi tersebut. Misalnya kalau ingin memuja Buddha, maka mereka memasang gambar sang Buddha, dll. Maksudnya mereka menciptakan satu ruang yang suci untuk mengundang Dewa-dewi”.

Warga etnis San Chi memasang lukisan Dewa Tani dan Dewa Tanah pada dinding rumahnya, di samping pintu masuk dengan satu tata cara yang khidmat serta meletakkan satu bakul beras baru. Dalam fikiran rakyat, gambar Dewa Tani dan Dewa Tanah ini mempunyai makna tentang keharmonisan antara yin – yang, antara langit dan bumi. Selain memasang lukisan pada acara pemujaan sesuai dengan ketentuan seperti upacara pemakaman, pada acara pernikahan, upacara dewasa, dll, maka warga etnis minoritas San Chi juga memasang lukisan pemujaan pada kesempatan Hari Raya Tahun Baru Imlek untuk memohon satu tahun baru yang mendapat kemujuran, kebahagiaan dan kesejahteraan. 

Komentar

Yang lain