Ciri budaya kejiwaan dalam talam sajian dari warga etnis minoritas Thai

(VOVWORLD) -Warga etnis minoritas Thai di daerah pegunungan Tay bac (atau daerah barat Daya)  di Vietnam Utara sekarang ini masih tetap mempertahankan satu adat-istiadat dari generari ke generasi, yaitu menuangkan beberapa tetes miras pertama sebelum menikmati-nay di talam sajian ketika menerima tamu. Ini merupakan adat-istiadat  yang bersifat simbolik  guna mengenanghkan orang-orang yang sudah eninggal dan adat-istiadat ini telah menjadi ciri budaya kejiwaan yang indah dari warga etnis Thai.
Ciri budaya kejiwaan dalam talam sajian dari warga etnis minoritas Thai - ảnh 1Talam sajian dari warga etnis minoritas Thai. (Foto: vov.vn) 

Sudah sejak lama, warga etnis Thai mempunyai konsep  bahwa manusia ketika hidup selalu mempunyai roh dari orang yang sudah meninggal, terutama pada saat tinggal jauh dari rumah, mengunjungi sanak keluarga, teman dan dalam upacara-upacara pernikahan dan pemakaman dan lain-lain....Oleh karena itu, baik orang tua maupun orang muda, putra dan putri etnis minoritas  Thai sebelum makan dan minum, smeuanya tidak lupa menuangkan beberapa tetes miras pertama dalam cangkir miras pertama (atau disebut dalam bahasa etnsi Thai yalah xia hinh dan xia hang) dengan fikiran selalu mengenangkan roh  dari  orang yang sudah meningal yang berada  di sekitar dan tidak bisa dilihat.

Sebelum menikmati masakan,  harus mengundang roh untuk menikmati –nya lebih dulu, agar mereka memberikan perlindungan, setelah itu semua orang baru menikmani masakan dan saling mengucapkan selamat. Adat kebiasaan ini menjaid populer  dalam komunitas warga etnis Thai. Bapak Tong Van Xom, warga di Dukuh Mong, Kecamatan Hua La, Kota Son La, seorang yang sangat menahami adat kebiadaan ini memberitahukan:

Menurut fikiran warga etnis Thai, kapan saja, di mana saja juga ada roh dari orang yang sudah meninggal, mereka mengikuti kita, pada saat kita makan, mereka minta makan, kalau kita tidak berbuat demikian, mereka akan tidak boleh makan. Sebelum minum miras, harus menuangkan beberapa tetes miras pertama ke lantai, maksutnya mengundang roh-roh dari almarhum minum dulu. Kalau berbuat demikian, semua roh sudah makan dan minum, mereka akan selalu melindungi kita, semua pekerjaan menjadi lancar dan menjumpai banyak kemujuran”.

Tidak hanya menuangkan beberapa tetes miras pertama sebelum menikmati masakan, banyak orang juga  memberikan  satu ....., satu... daging dan satu cangkir miras bagi roh. Orang-orang yang menjalankan prosedur ini adalah orang-orang yang bapak atau Ibunya, atau istri atau suami yang sudah meninggal.

Ini merupakan salah satu di antara adat-kebiasaan  yang bergantung pada fikiran setiap orang, sederhana dan tidak memakan banyak uang, tidakwajib , tidak ada hadiah atau denda, tapi mempunyai makna mendalam yang diwarisi dari generasi ke generasi. saudara Quang Van Hung, warga di Dukuh Hin, Kecamatan Chieng An, Kota Son La, Provinsi Son La memberitahukan:

“Walaupun  kami generasi muda, tapi setiap kami minum miras, saya selalu menuangkan beberapa tetes miras  pertama menurut adat-kebiasaan etnis kami dan tanpa orang yang menyarankan saya berbuat hal ini. Setelah berbuat demikian, saya merasa lebih tenang”.

Kkhsus-nya, dalam talam sajian yang dihidangkan bagi warga etnis Thai atau dalam dalam keluarga kaslau ada tamu dari fihak istri yang datang menikmati makan bersama, tuan rumah selalu  meletakkan dua cangkir miras bersama di talam sajian, memanifestsikan rasa hormat terhadap keluarga fihak istri. Dua cangkir miras ini hanya diletakkan di dalam talam sajian saja, tanpa orang yang bisa dinimum. Hanya sampai akhir pertemuan, ketika tamu minta berpisah, maka dua cangkir miras itu baru diangkat tuan rumah dan dihidangkan bagi tamu agung untuk minum. Pada saat itu, orang yang diundnag minum bisa minum atau membagikannya kepada semua orang  yang dianggap sebagai cangkir miras berbahagia yang dibisa dibagi dan dinikmati semua orang.

Adat menuangkan beberapa tetes miras pertama sebelum menikmati masakan atau adat meuangkan dua cangkir miras kedelkh dalam talam sajian ketika menghidangkan tamu masih tetap diangap dipertahankan oleh warga etnis Thai sampai sekarang ini. Meksipun hanya membawa arti simbolik sajam, hal itu sungguh-sungguh menjadi aspek budaya roh dalam kesedaran warga etnis Thai.

Komentar

Yang lain