Ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Thuy di Provinsi Tuyen Quang

(VOVWORLD) - Hampir seratus tahun sudah lewat sejak warga etnis minoritas Thuy bermukim di Desa Thuong Minh, Kecamatan Hong Quang (Lam Binh), Provinsi Tuyen Quang. 
Ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Thuy di Provinsi Tuyen Quang - ảnh 1 Warga etnis minoritas Nung berkumpul di dekat perapian untuk menyanyikan lagu rakyat (Foto: VOV)

Para orang lanjut usia etnis minoritas bercerita bahwa warga etnis minoritas Thuy telah berpindah ke Desa Thuong Minh, Kecamatan Hong Quang, Kabupaten Lam Binh, Provinsi Tuyen Quang dan menemukan adanya kondisi alam yang baik, sehingga mereka memilih daerah ini untuk menjadi tempat “bermukim dan menegakkan usaha”. Warga etnis minoritas Thuy semakin menjadi khusus karena di seluruh Vietnam hanya di Provinsi Tuyen Quang baru ada warga etnis minoritas Thuy yang bermukim.

Ada lebih dari 100 orang Thuy yang bermukim  di Desa Thuong Minh, Kecamatan  Hong Quang, Kabupaten Lam Binh, Provinsi Tuyen Quang. Mereka memiliki taraf produksi dan taraf kehidupan yang rendah terbanding dengan etnis-etnis lain. Hidup berselang-seling dengan warga etnis-etnis minoritas Mong, Dao, Tay, dan Pa Then, kebudayaan etnis minoritas Thuy telah mengalami percampuran dan pertukaran  dengan etnis- etnis minoritas sesaudara. Namun, ciri budaya inti seperti bahasa, busana, atau lagu-lagu rakyat dari warga etnis minoritas Thuy tetap terjaga dengan ciri-ciri uniknya sendiri.

Orang Thuy memiliki bahasa mereka sendiri, merupakan bahasa yang sudah mereka dengar dari waktu buaian dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa telah turut menyimpan kisah-kisah lama, lagu-lagu nina-bobok yang khas agar warga etnis minoritas Thuy bisa bangga dengan etnis-etnis minoritas sesaudara.

Lagu-lagu rakyat warga etnis minoritas Thuy biasanya romantis, memuji cinta asmara, atau mengajar anak-anak mereka tentang cara hidup, tentang lagu-lagu rakyat dan ritual. Warga etnis minoritas Thuy sering mengadakan kontes nyanyian pada hari-hari raya, berkumpul bersama untuk minum miras di dekat perapian. Bentuk yang paling umum adalah menyanyikan lagu dendang sayang, orang-orang menyanyi secara bergantian, satu demi satu. Selain para pemuda, para lansia juga secara permanen berpartisipasi dalam kontes nyanyian ini.

Karena jumlah warga etnis minoritas Thuy yang tinggal di Desa Thuong Minh terlalu sedikit, hingga sekarang huruf mereka sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, lagu-lagu rakyat juga berangsur-angsur hilang, hanya tinggal sedikit yang diwariskan dari mulut ke mulut kepada generasi berikutnya. Saat ini, hanya ada sekitar 30 lagu rakyat yang disimpan, separonya adalah lagu-lagu untuk upacara ritual atau upacara memuja arwah.

Bagi warga etnis-etnis minoritas, seorang dukun memainkan peran penting dalam komunitas, bagi warga etnis minoritas Thuy juga demikian. Dukun adalah seorang yang melakukan upacara pemakaman, upacara pernikahan, upacara penyembuhan penyakit, upacara berdoa untuk memohon keberuntungan dalam bisnis ... dan lain-lain. Para dukun juga adalah orang-orang yang menyimpan dan menyebarkan adat istiadat kepada generasi berikutnya. Akan tetapi, saat ini, generasi dukun yang baik hampir semuanya sudah meninggal dunia, sehingga banyak ciri budaya dan kepercayaan juga berangsur-angsur hilang. Ly Van Ngoc, warga etnis minoritas di Desa Thuong Minh, mengatakan:

“Sekarang, masih ada dukun yang bisa melakukan upacara ritual. Upacara pernikahan juga dilakukan secara sederhana... Jumlah dukun sekarang terlalu sedikit, jadi ciri-ciri budaya dan kepercayaan juga akan berangsur-angsur hilang, hanya ada bahasa yang masih tetap terjaga”.

Ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Thuy di Provinsi Tuyen Quang - ảnh 2 Busana para gadis etnis minoritas Thuy (Foto: VOV)

Busana para gadis etnis minoritas Thuy tidak cemerlang seperti busana gadis etnis-etnis minoritas Dao atau Pa Then. Dalam busana etnis minoritas Thuy, warna hitam digunakan sebagai warna dominan, dan ditambah dengan pita-pita biru, putih dan merah di kerah baju, siku tangan, pergelangan tangan, pinggang, rok di bagian bawah dan pengikat kepala.

Makanan warga etnis minoritas Thuy juga tidak aneh-aneh, tetapi dibuat berdasarkan produk yang tersedia dari padi, sayuran hutan, ayam dan babi yang mereka ternakkan. Hanya pada hari-hari raya, tahun baru tradisional atau upacara pernikahan, baru ada makanan-makanan khas seperti kue telur semut atau daging babi asin.

Para lansia warga etnis minoritas Thuy bercerita bahwa dahulu, saat sang putra ingin menikah, ia harus menyiapkan 12 botol miras, 4 ekor ayam jantan dan 33 koin perak, maka barulah bisa menyambut pengantin perempuan. 33 koin perak ini hanya diberikan kepada gadis-gadis yang memiliki bakat dan moral yang bagus, sedangkan para gadis yang tidak terampil dan canggung hanya mendapat sekitar 25 koin perak. Ini merupakan salah satu corak dalam keluarga etnis-etnis minoritas di Vietnam. Bapak Ta Van Cuong, Wakil Direktur Pusat Kebudayaan, Komunikasi dan Olahraga Kabupaten Lam Binh, mengatakan:

“Warga etnis minoritas Thuy memiliki ciri budaya sendiri. Dalam pengembangan pariwisata, pemerintahan kabupaten kami juga menganggap ini sebagai potensi. Oleh karena itu, dalam pesta-pesta budaya yang diadakan oleh kabupaten, kami juga memasukkan ke dalamnya lagu-lagu rakyat dan busana warga etnis minoritas Thuy untuk mengaitkan pengembangan pariwisata dengan pelestarian budaya setempat”.

Ada banyak peneliti yang sudah datang mencaritahu tentang warga etnis minoritas Thuy di Kecamatan Hong Quang. Meskipun jumlah penduduknya sedikit, tetapi warga etnis minoritas Thuy memiliki bahasa dan tradisi budaya sendiri. Mereka telah memberikan sumbangan dalam keaneka-ragaman budaya etnis-etnis Vietnam. Bersama dengan kabupaten-kabupaten lain di provinsi ini, Kabupaten Lam Binh sedang berusaha mengembangkan potensi-potensi dan keunggulan untuk mengembangkan pariwisata, di antaranya ada usaha mempertahankan dan mengembangkan tradisi budaya warga etnis minoritas Thuy.

 

Komentar

Yang lain