Instrumen-instrumen musik yang tipikal dari warga etnis Raglai

(VOVworld) – Berbagai jenis instrumen musik yang unik dari warga etnis minoritas Raglai seperti bonang Ma La, gambang batu, terompet Sarakel, Chapi, dll selalu dimainkan pada upacara-upacara seperti Bo Ma, upacara merayakan padi baru, melakukan epos, dll. Dalam kehidupan budaya spirituil warga etnis Raglai, instrumen musik selalu merupakan benda yang bernilai dan suci dan merupakan sahabat yang tak bisa kurang.


Instrumen-instrumen musik yang tipikal dari warga etnis Raglai - ảnh 1
Pertunjukan musik oleh para seniman etnis Raglai
(Foto: dantocviet.vn)



Di bumi tempat pemukiman warga etnis Raglai di daerah Khanh Son, provinsi Khanh Hoa selama ini sudah muncul dan diwariskan satu jenis instrumen musik yang unik, yaitu gambang batu. Gambang batu ditemukan secara kebetulan ketika para warga menemukan batu-batu yang bisa mengeluarkan bunyi. Pada awalnya, warga etnis Raglai menggunakan batu itu untuk mengusir burung dan binatang untuk melindungi panenan mereka. Setelah itu, mereka mengolahnya menjadi perangkat gambang batu untuk mengabdi kebutuhan dalam semua aktivitas pesta dan budaya komunitas. Menurut para peneliti, gambang batu Khanh Son yang ditemukan sudah berumur dari 3.000 sampai 5.000 tahun, sudah sejaman dengan gambang batu pertama yang ditemukan orang Perancis pada tahun 1949 di kawasan Tay Nguyen. Mau Quoc Tien, seorang peneliti kebudayaan rakyat warga etnis minoritas Raglai di kabupaten Khanh Son, provinsi Khanh Hoa, memberitahukan: “Jika bicara tentang gambang batu Khanh Son berarti bisa tentang kebudayaan warga etnis Raglai. Pada tahun 1797 di Goc Gao, kabupaten Khanh Son, provinsi Khanh Hoa, para peneliti telah menemukan perangkat gambang batu pertama yang terdiri dari 12 batangan batu yang ditemukan dan sekarang sedang disimpan oleh bapak Bo Bo Ren, seorang warga etnis Raglai. Bahannya ialah jenis batu yang bisa mengeluarkan suara di daerah ini”.


Instrumen-instrumen musik yang tipikal dari warga etnis Raglai - ảnh 2
Gambang batu warga etnis minoritas Raglai
(Foto: yesgo.vn)



Tidak hanya dengan batang batu kasar yang tampaknya tak berperasaan itu, warga etnis Raglai juga menciptakan perangkat-perangkat Raglai yang bisa menghasilkan suara yang tinggi bagaikan gema dari hutan rimba.

Warga etnis minoritas Raglai juga memiliki satu instrumen musik yang tak bisa kurang dalam semua aktivitas sosial yaitu Ma La (perangkat bonang perunggu). Ma La tidak terdapat pentil dan tali pegangan, dan ketika dimainkan, pemain akan langsung memukul pada muka bonang. Satu perangkat Ma La biasanya terdiri dari 5, 7 atau 9 buah bonang yang bergantung pada konsep setiap daerah. Ma La biasanya dimainkan ketika menjalankan brebagai ritual dan pesta tradisional seperti upacara Bo Ma, upacara pernikahan, upacara menyambut rumah baru, upacara menyambut padi baru, dll.

Selain gambang batu dan bonang Ma La, warga etnis Raglai juga memiliki instrumen musik Chapi (koq t’lor). Jenis instrumen musik ini dibuat dari satu ruas pohon bambu yang panjangnya kira-kira 30 cm dan diameter di bawah 10 cm. Mereka membelah kulit bambu untuk dijadikan tali, kemudian menghaluskan potongan bambu dan dimasukkan di tengah-tengah dua tali yang sejajar, dan seterusnya menciptakan dari 5 sampai 8 tali. Cara memainkannya ialah seniman akan merapatkan satu ujung bambu pada perutnya, tangan mengangkat Chapi dan menggunakan tangan untuk memetik tali-tali yang bisa menghasilkan suara-suara yang sangat unik.

Doktor Phan Quoc Anh, seorang peneliti tentang warga etnis Raglai, memberitahukan: “Sistim instrumen musik dari warga etnis Raglai seperti terompet Sarakhel, gambang batu, Chapi, khususnya perangkat-perangkat bonang Ma La yang sangat unik dan kaya raya. Ini merupakan produk-produk yang sangat menarik untuk mengembangkan pariwisata, khususnya menyerap kedatangan wisatawan manca negara dengan sifat naturalnya seni rakyat warga etnis Raglai”.

Dari waktu ke waktu, musik merupakan santapan rokhani yang tidak bisa kurang dalam kehidupan budaya warga etnis Raglai. Berbagai instrumen musik dari warga etnis Raglai justru merupakan pusaka budaya bendawi bernilai yang mereka jaga supaya suara dan hati warga etnis Raglai dapat hidup untuk selama-lamanya bersama dengan waktu.

Komentar

Yang lain