Kerajinan membuat dupa tradisional dari warga etnis minoritas Nung An di Provinsi Cao Bang

(VOVWORLD) - Mengalami ratusan tahun dan diwariskan dari generasi ke generasi, kejuruan bersambung dengan kejuruan, ketika sinar mata hari menyebar ke kaki gunung Ta Hung, dusun tetangga Phja Thap diliputi dengan sepenuh baju biru nila yang sedang mengeringkan dupa di seluruh pematang sawah. Sudah ada sejak lama, dari bahan-bahan yang dimanjakan oleh alam bersama  dengan tangan yang lihai  dari para artisan telah menciptakan batang-batang dupa yang kental dengan identitas kebudayaan tradisional yang khas dari warga etnis minoritas Nung. 
Kerajinan membuat dupa tradisional dari warga etnis minoritas Nung An di Provinsi Cao Bang - ảnh 1 Proses mengeringkan dupa  di Kecamatan Phja Thap (Foto: dantoc.vn)

Bersembunyi di bawah kaki gunung Ta Hung, Dukuh Phja Thap, Kabupaten Quang Uyen, Provinsi Cao Bang dikenal sebagai desa kerajinan produsen  dupa tradisional yang sudah ada sejak lama. Dengan unsur yang sama sekali alami, dupa Phja Thap berbau agak pedas dan berbau dari pohon gaharu. Paket wisata mengalami pembuatan dupa di sana sedang menjadi paket wisata yang sangat atraktif  bagi para wisatawan.

Pada hari yang cerah, semua jalan di dukuh Phja Thap penuh dengan bau pohon gaharu. Pada waktu senggang, dari para lansia maupun anak-anak di dukuh, semuanya  sibuk membuat dupa. Ritme hidup itu telah dipertahankan  oleh warga etnis minoritas Nung An selama ratusan tahun ini.

Keluarga saudara Nong Van Lap, di dukuh Phja Thap juga begitu. Ketika sinar mata hari pertama muncul juga merupakan saat keluarganya memulai pekerjaan harian. Dia mengatakan:

“Pertama, saya mengeringkan daun “Bau hat” (artinya daun satu jenis pohon labu air). Proses membuat dupa harus mengalami 8 tahapan. Khususnya usaha mengambil daun  “Bau hat” dari hutan untuk dikeringkan merupakan tahap yang sangat penting karena dari daun itu bisa membuat  perekat. Kalau tidak ada daun itu tidak bisa membuat dupa”.

Meskipun sudah mengalami waktu bertahun-tahun, tapi dukuh Phja Thap masih tetap melestarikan kerajinan membuat dupa yang bersih dan sepenuhnya secara manual, tidak menggunakan zat kimia. Batang dupa dibuat dari pohon Mai, warna  dupa dibuat dari kulit pohon randu alas atau kulit pohon cemara merah, serbuk diambil dari  tubuh pohon gaharu dan khususnya perekat akan dibuat dari daun “bau hat” untuk menjadi lem yang akan merekatkan semua bahan tersebut.

Proses membuat dupa tidak sulit tapi harus mengalami banyak tahapan. Pohon Mai setelah dibawa dari hutan akan dipotong menjadi berkeping-keping yang panjangnya kira-kira 40 sentimeter, setelah itu akan dipasang menjadi batang dupa, kayu pohon cemara digiling menjadi tepung untuk membuat warna. Batang- batang dupa bisa diwarnai sebelum atau setelah dikeringkan. Setelah itu, batang dupa akan diberi perekat, dicampur dengan serbuk dan tepung pohon gaharu untuk 4 kali. Proses ini harus dilaksanakan secara cepat dan lihai agar batang dupa tersebut diliputi cukup tepung tapi harus dipertahankan bentuk lingkaran yang setara-nya. Kalau dikerjakan benar tekniknya, dupa itu ketika dibakar akan berbau sangat harum dan bara-nya sangat indah.

Dupa Phja Thap terkenal karena bau alami, sangat mudah dibakar dan bisa ditahan dalam jangka panjang. Kerajian membuat dupa disebut sebagai kerajinan tangan karena para pembuat dupa Phja Thap tidak menggunakan bantuan alat manapun. Produk dupa  Phja Thap dikeringkan oleh warga etnis minoritas Nung An secara alami. Setelah dikeringkan, dupa-dupa akan ditancapkan dalam pipa-pipa yang berbentuk lingkaran dan dibuat dari beton. Biasanya memerlukan sehari untuk mengeringkan dupa.

Ketika mengunjungi dukuh Phja Thap pada hari yang cerah, para wisatawan tidak hanya berbaur pada pemandangan daerah pegunungan yang indah saja, melainkan juga bisa menikmati ikat-ikat dupa  seperti bunga-bunga yang sedang bermekaran di sawah. Kerajian membuat dupa tradisional juga memberikan pendapatan yang cukup stabil kepada para warga di sana. Hoang Ngoc Kim, Sekretaris Resort Partai Komunis dukuh Phja Thap mengatakan:

“Pendapatan dari kerajinan membuat dupa lebih tinggi terbanding usaha pertanian. Setiap tahun, ada 3 panenan  dupa, maka pendapatan setiap keluarga juga mencapai kira-kira 20 juta VND per panenan”.

Kerajinan membuat dupa tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar saja, melainkan juga memberikan pendapatan kepada warga Phja Thap. Para wisatawan dari semua penjuru Tanah Air, ketika datang ke sana bisa mencari tahu tentang cara menjaga  kerajinan tradisional dari warga di sana,  melalui itu lebih mengerti tentang keindahan yang kental dengan identitas kebudayaan etnis minoritas Nung An di Provinsi Cao Bang.  

Komentar

Yang lain