Kerajinan menenun kain ikat dari etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang

(VOVWORLD) - Kain ikat merupakan produk pertenunan hasil  kerajinan tangan yang tidak bisa kurang dalam kehidupan orang etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang. Produk yang dikenal dengan motif-motif  ini berwarna-warni dan kental dengan jati diri etnis yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kerajinan menenun kain ikat dari warga etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang yang paling berkembang dan dinilai ada banyak produk kain ikat paling indah ialah di Kecamatan Phu Ngoc, Kabupaten Ha Quang. 
Kerajinan menenun kain ikat dari etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang - ảnh 1Perkakas tenun dari warga etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang (Foto; Thu Hang/VOV)

Luong Noi adalah desa kerajinan satu-satunya di Kabupaten Ha Quang yang masih mempertahankan teknik asli dan perkakas tenun kain ikat. Di sana masih ada 30 perkakas tenun yang dijaga di rumah-rumah panggung dari keluarga-keluarga etnis minoritas Tay. Desa kerajinan menenun kain ikat Luong Noi mengkombinasikan dua faktor penting yaitu basis kerajinan tradisional dengan usaha membangun kehidupan kebudayaan di basis masyarakat. Tempat ini sekarang menjadi salah-satu di antara tempat-tempat dalam Geopark Global Gunung dan Sungai Cao Bang.

Teknik menenun kain ikat  yang dijalankan  warga etnis minoritas Tay di Kecamatan Phu Ngoc, Kabupaten Ha Quang meliputi tahapan-tahapan  seperti memintal  benang bordir, membuat perkakas tenun, menghias motif-motif  dan menenun. Kerajinan menenun kain ikat menuntut ketekunan, tangan yang lihai dan kekreatifan para perempuan. Berbagai motif kain ikat dari warga etnis minoritas Tay adalah keterkaitan yang harmoris antara ciri, tata warna dan motif. Berbagai warna-warni yang cerah, gelap, panas atau dingin ditangani secara lihai di atas warna putih, semua-nya menciptakan satu jati diri yang khas dari kebudayaan tradisional warga etnis minoritas Tay sehingga sulit dikelirukan dengan cara menghias motif dari etnis-etnis yang lain. Peneliti Hoang Thi Nhuan memberitahukan: “Dalam motif warga etnis minoritas Tay, hal yang penting ialah mengkombinasikan tata warna dari motif. Mengapa warga etnis minoritas Tay hanya berkata bunga yang punya 8 mahkota punya 4 sisi dan 8 arah? Itu adalah pola pikir kosmos  dari warga etnis minoritas Tay. Apa yang disebut bunga tenggelam, apa yang disebut bunga yang timbul? Bunga yang tenggelam mewakili bumi. Bumi di bawah, semua yang timbul di atas muka bumi ialah warna-warni. Yaitu pikiran kosmos dari warga etnis minoritas Tay”.

Model kain ikat dari warga etnis minoritas Tay punya lebih dari 20 macam motif yang berbeda seperti bunga pir, bunga persik, bunga Mai, bunga plum dan  berbagai macam jenis bunga yang lain di daerah pegunungan (booc cham, booc kip, booc tron, booc pat) dan beberapa binatang seperti rusa, kuda, burung, kupu-kupu dan sebagainya semuanya  dihias dalam motif  kain ikat warga etnis minoritas Tay.

Dari helai-helai kain ikat buatan sendiri, para perempuan etnis minoritas Tay telah membuatnya  menjadi selimut, kasur  dan pakaian-pakaian yang khas dari etnisnya. Perkakas menenun dibuat dari bambu dan kayu alami tanpa teknologi modern. Ketika menciptakan motif, semua-nya dirancang dalam otak  artisan. Artisan rakyat Nong Thi Thuoc, artisan di desa kerajinan menenun kain ikat Luong Noi memberitahukan: “Harus memperhitungkan benang bodir ketika menenun produk. Ada banyak macam jenis motif untuk dihias dalam setiap produk. Ada jenis hanya memerlukan 60 tangkai bambu, tapi ada jenis yang memerlukan ratusan tangkai bambu di perkakas menenun untuk menciptakan bunga”.

Khususnya, warga etnis minoritas Tay di Provinsi Cao Bang menenun kain ikat bukan dari  bagian luar, melainkan menciptakan motif di bagian dalam. Ini merupakan kekhasan. Peneliti Hoang Thi Nhuan memberitahukan lagi: “Tradisi kain ikat dari warga etnis minoritas Tay hanya punya bunga yang bermahkota 8 tapi karena kecenderungan perkembangan global dan integrasi, para artisan telah mengupdate informasi-informasi dan membuatnya  menurut pesanan. Namun artisan selalu berpikir harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar sekaligus masih kental dengan identitas kebudayaan etnis-nya.”

Para perempuan di desa kerajinan menenun kain ikat Luong Noi sedang siang-malam menenun helai-helai kain ikat tradisional, tidak hanya turut mempertahankan simbol kehudayaan tradisional dari warga etnis minoritas Tay di Kecamatan Phu Ngoc, Kabupaten Ha Quang saja, melainkan juga punya makna yang penting dalam strategi mengembangkan pariwisata, bersamaan itu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kehidupan, mengentas dari kelaparan dan kemiskinan bagi warga daerah setempat. 

Komentar

Yang lain