Kerajinan menenun kain ikat dari rakyat etnis minoritas Ede

(VOVworld) – Terbanding dengan beberapa etnis lain yang bersama-sama tinggal di daerah Phu Yen seperti rakyat etnis Champa, Ba Na, dll, maka rakyat etnis minoritas Ede di kabupaten Song Hinh tetap berhasil menjaga kerajinan menenun kain ikat dan mengembangkannya sampai masa kini. Dalam rumah-rumah panjang tradisional, di samping barang-barang seperti bakul, alat perburuan dan lain-lain, maka tidak bisa kurang alat tenun kain ikat. Selain bekerja di sawah, wanita etnis minoritas Ede kembali mengaitkan dirinya pada alat tenun mereka. 

Kerajinan menenun kain ikat dari rakyat etnis minoritas Ede - ảnh 1
Kerajinan menenun kain dari etnis minoritas Ede
(Foto: baomoi.com)

Dewasa ini, di semua dukuh etnis minoritas Ede di kabupaten Song Hinh tetap terjaga pertenunan tradisional. Para wanita etnis minoritas Ede setiap hari tetap giat bekerja di samping alat tenun untuk membuat kain ikat dengan motif-motif yang unik. Ibu Mi Blu, yang sudah berusia 70 tahun tapi ada 50 tahun yang berteman dengan alat tenunnya mengatakan: “Alat tenun ini sudah ada sejak saya bisa mulai tahu menenun sampai sekarang. Pada usia 18 atau 20 tahun, ibu kami dan para lansia di desa mewariskan kerajinan ini kepada kami. Pada masa itu, jika seorang wanita yang tidak bisa menenun, maka akan dinilai tidak ulat tangannya. Pakaian untuk seluruh sanak keluarga semuanya dibikin oleh wanita”.

Alat tenun dari etnis minoritas Ede tidak sama seperti yang dimiliki etnis-etnis lain, tapi hanya dibuat dari batangan-batangan bambu yang terpisah-pisah. Ibu Mi Blu memberitahukan bahwa kebolehan para artisan Ede ialah mereka tidak memerlukan desain karena semuanya sudah ada dalam kepala mereka. Yang penting ialah bagaimana kontrol kaki dan tangannya. Ibu Mi Blu mengatakan: “Untuk menghasilkan selembar kain yang indah, maka hal penting pertama ialah posisi duduk yaitu artisan harus duduk sejajar dengan alat tenun. Kakinya harus menginjak kuat, tangannya berpegang mantap agar supaya kainnya bisa tahan lama dan kuat. Sedangkan motifnya dibuat tergantung kesukaan setiap artisan”.

Kerajinan menenun kain ikat dari rakyat etnis minoritas Ede - ảnh 2
Mempersiapkan benang warna untuk menenun
(Foto: chaobuoisang.net)

Berbagai generasi etnis minoritas Ede selama ini tetap menghasilkan banyak motif yang khas di setiap lembar kain. Doktor etnologi, Thu Nhung Mlo Duon Du, memberitahukan: “Motif tradisional rakyat etnis minoritas Ede memanifestasikan kehidupan alam di sekitarnya. Misalnya rakyat etnis minoritas Ede menggunakan gambar bunga, rumput, pohon, daun atau gambar beberapa binatang untuk dijadikan motif. Pada masa kini, banyak wanita etnis minoritas Ede menggunakan motif yang terukir di pemakaman untuk dijadikan motif di atas roknya. Hal ini menunjukkan perubahan yang sangat besar dalam pola fikir mereka”.

Kekhasan dalam setiap lembar kain ikat hasilan rakyat etnis minoritas Ede ialah cara kombinasi warna. Untuk mewarnai benang, mereka menggunakan berbagai jenis daun, kulit dan akar pohon liar. Hampir semua kelompok rakyat etnis minoritas Ede memilih warna hitam dan putih gelap untuk dijadikan warna dominan di atas kain ikatnya. Menurut mereka, warna tersebut membuat kehidupan mereka bisa berbaur pada alam sekitar, pesawahan, gunung, hutan dan warna tanah bazal, tempat dimana mereka tinggal.

Untuk menghasilkan satu rok, baju, selimut, seorang wanita etnis minoritas Ede harus memakan waktu kira-kira 4 bulan atau lebih tergantung pada ukuran dan ketelitian produk. Oleh karena itu, sebelum mulai menenun, mereka harus merancang desain dan motif dalam kepalanya supaya dan cocok, tanpa harus menjahit lagi. Itulah kebolehan dari wanita etnis minoritas Ede./. 

Komentar

Yang lain