Masyarakat Dukuh Hin Berupaya Melestarikan Nilai Kebudayaan Etnisnya

(VOVWORLD) - Dukuh Hin, Kecamatan Chieng An, Kota Son La, Provinsi Son La, sudah sejak lama dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak generasi seniman, penyanyi lagu rakyat Thai, peniup seruling, peniup khane, dan pemain strumen musik “Nhị”. Ini adalah hasil selama bertahun-tahun pemerintah dan masyarakat dengan penuh ketekunan melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan etnisnya. 
Masyarakat Dukuh Hin Berupaya Melestarikan Nilai Kebudayaan Etnisnya - ảnh 1Tim kesenian Dukuh Hin melatih tarian-tarian "Xoe" kuno (Foto: VOV)

Agar melodi lagu-lagu rakyat, tarian-tarian, suara, dan tulisan warga etnis minoritas Thai dapat terus dilestarikan ke generasi-generasi  berikutnya, mulai Oktober 2020, Klub "Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan etnis minoritas Thai" Dukuh Hin, Kecamatan Chieng An , Kota Son La didirikan yang beranggitakan 85 orang. Para anggota klub semuanya adalah penggemar dan pecinta budaya dan seni rakyat.

Segera setelah didirikan, bersama dengan upaya mempertahankan tarian-tarian kontemporer yang disukai masyarakat, klub tersebut telah merevitalisasi tarian “Xoe” kuno, di antaranya ada tujuh tarian kuno dari warga etnis minoritas Thai di Provinsi Son La. Semua tarian “Xoe” kuno itu berasal dari festival "xên bản" dan "xên mường", yang biasanya diadakan pada awal tahun baru. Setelah Hari Raya Tahun Baru Imlek, masyarakat melakukan  pesta "long Tong" (turun ke sawah), sebelum memasuki musim penanaman baru, seluruh dukuh biasanya mengadakan upacara "xến bản" (menyembah dukuh) untuk berdoa agar cuaca baik, panen yang berlimpah ruah , dan semua penduduk di dukuh sehat.

 Setelah upacara ritual, dalam bagian pesta masyarakat bermain, berpegangan tangan untuk menari bermacam tarian tradisioal etnisnya , seperti "Tăng Lỏng", “xoè xoi xôm”, “xòe lảu nó”, “xoè xỏng xên”.... dan lain-lain. Ibu Lo Thi Tam, seorang anggota Klub tersebut, mengatakan:

 “Di masa lalu, saya melihat nenek-nenek dan ibu-ibu menari tarian “Xoe” di sekitar guci miras, mendirikan pohon pisang, menggantung secara simbolik bermacam-macam binatang di pohon Neu (pohon bamboo) seperti jangkrik, burung, dan lain-lain, menari tarian “lảu nó”, tarian “xỏng xên”yang diajari para ibu dan nenek, semuanya dipulihkan sehingga  para perempuan di dukuh sangat gembira dan menari bersama agar nanti mewariskannya ke anak cucunya, agar budaya etnisnya tidak menjadi aus”.

Masyarakat Dukuh Hin Berupaya Melestarikan Nilai Kebudayaan Etnisnya - ảnh 2 Karena ada kursus-kursus mengajar tersebut kebudayaan etnis Thai dipertahankan dan dikonservasikan (Foto: VOV)

Pengajaran dan pewarisan lagu-lagu rakyat Thai kepada generasi muda juga mendapat perhatian dari klub tersebut, yang dipimpin oleh artisan Lo Thi Ban. Dengan pengalaman melalui festival kesenian massal dan dari para seniman tua, ia telah mewariskan semangat dan hasratnya kepada generasi muda. Mereka tidak hanya membawakan lagu-lagu sesuai dengan musik modern saja, tetapi juga bisa membawakan banyak lagu rakyat Thai. Saat ini ada 2 anak yang merupakan anak-anak dari anggota klub sedang mengambil jurusan seni suara, Sekolah Menengah Kesenian Provinsi Son La. Seniman Lo Thi Ban mengatakan:

“Ada banyak cara untuk membawakan lagu-lagu rakyat Thai. Jika menyanyikan lagu-lagu rakyat kuno, maka harus memiliki instrumen pengiring yang sesuai, seperti menyanyikan lagu “dendang sayang”, maka instrumen musik pengiring adalah "seruling bambu panjang". Saat ini banyak sekali genre musik pengiring dengan instrumen musik “khane” yang saya ajarkan kepada generasi muda dan dibutuhkan ibu-ibu usia lanjut, saya selalu berusaha agar ibu-ibu dan nenek-nenek mengetahuinya, lalu mengajarkannya kepada anak -cucu”.

Saat ini, klub tersebut juga telah membuka satu kursus untuk mengajarkan aksara Thai kepada warga di dukuh, menyerap partisipasi dari 35 siswa, termasuk 6 orang pelajar. Saat ini kelas tersebut tetap dipertahankan, dengan target agar semua siswa dapat membaca lancer dan menulis dengan baik, sehingga semua orang mengetahui bahasa dan aksara etnisnya. Lo Xuan Huong, Ketua Klub Pelestarian Budaya Etnis Minoritas Thai Dukuh Hin, mengatakan:

“Kursus belajar aksara Thai ini terus dipertahankan agar semua siswa dapat membaca dan menulis dengan baik. Selama liburan musim panas, kami terus mengajar untuk memenuhi kebutuhan para pelajar. Soal instrumen musik tradisional, di waktu mendatang kami mengundang bapak-bapak yang sudah berpengalaman dalam menggunakan instrumen musik tradisional untuk mengajarkan kepada generasi muda agar bisa mewarisi tradisi budaya dukuh. Klub kami baru didirikan, jadi juga berharap supaya Partai dan Negara akan menciptakan kondisi bagi kami untuk memiliki fasilitas seperti alat penguat suara, pengeras suara, dan dokumen untuk melayani kegiatan klub."

Masih ada banyak hal yang harus dilakukan masyarakat Dukuh Hin untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya tradisional etnis minoritas Thai. Dan pekerjaan yang berarti itu pasti akan berhasil, karena ada kekompakan dan tekad semua anak Dukuh Hin. 

Komentar

Yang lain