Menerangi Daerah Pegunungan Can Ho dari Kelas-Kelas Pemberantasan Buta Huruf

(VOVWORLD) - Selama berbulan-bulan ini, kelas pemberantasan buta huruf   bahasa nasional (Bahasa Vietnam) di kecamatan perbatasan Can Ho, Kabupaten Muong Te, Provinsi Lai Chau berlangsung secara bergelora pada setiap malam. Para siswa semuanya dalam usia nenek dan ibu, baru saja mulai mengenal huruf- huruf, tetapi semua orang berupaya keras demi impian bisa membaca, menulis, dan membawa ilmu yang mereka peroleh untuk menerangi desa dan kampung halamannya pada hari esok.
Menerangi Daerah Pegunungan Can Ho dari Kelas-Kelas Pemberantasan Buta Huruf  - ảnh 1Meski sudah tua, para ibu di kelas pemberantasan buta huruf di Provinsi Lai Chau selalu rajin belajar. (Foto: VOV)

Setelah seharian bekerja di ladang keluarga, pada malam hari, para ibu dan kakak perempuan etnis minoritas Ha Nhi di dukuh-dukuh, Kecamatan Can Ho, Kabupaten Muong Te, Provinsi Lai Chau, pergi ke kelas pemberantasan buta huruf. Selama berbulan-bulan ini, ruang kelas di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah  Pertama (SMP) Can Ho selalu bergema dengan suara siswa membaca huruf.

Ini adalah kelas khusus, karena yang termuda berusia hampir 25 tahun, yang tertua berusia 60 tahun. Saudari Po Ha Xo dari Dukuh Nam Ha, Kecamatan Can Ho, 40 tahun, merupakan salah satu siswa yang aktif di kelas. Setiap hari, dia harus menempuh jalan panjangnya hampir sepuluh kilometer, melintasi bukit dan gunung untuk bekerja di huma, tetapi pada malam hari, tanpa memedulikan bagaimana cuacanya, dia sangat ingin pergi ke kelas. 

“Pada jam 7 pagi saya berangkat ke huma untuk bekerja, lalu jam 7 malam saya pergi ke kelas. Di sini, Bu guru mengajarkan huruf kepada saya, lalu saya akan mengajarkannya kepada anak-anak saya. Saya sudah melek huruf. Sekarang saya sangat senang, karena saya bisa bertemu dengan guru dan teman-teman di sini.”

Hampir 20 tahun mengajar di banyak sekolahan di Kabupaten perbatasan Muong Te, Provinsi Lai Chau, Bu guru Nguyen Thi Tham, yang berasal dari Provinsi Vinh Phuc, tidak bisa mengingat berapa banyak kelas pemberantasan buta huruf yang dia ajari. Sudah lama tinggal bersama dengan masyarakat, mengetahui bahasa dan budaya banyak etnis minoritas, ia selalu dipercaya untuk dipilih menjadi guru ketika kelas pemberantasan buta huruf dibuka. Dia mengatakan: 

“Untuk mempertahankan jumlah siswa, guru utama dan pemerintahan lokal serta kepala desa juga secara rutin menyemangati dan menggerakkan warga dan perempuan untuk pergi ke kelas. Para ibu sudah lanjut usia jadi tidak mau bergaul dan juga menghadapi banyak kesulitan dalam menulis. Setelah waktu lama mengajari para ibu dan perempuan,  maka mereka juga bisa membaca dan menghitung secara sederhana dan sekarang sangat percaya diri saat membaca dan berbagi dengan guru.”

Menerangi Daerah Pegunungan Can Ho dari Kelas-Kelas Pemberantasan Buta Huruf  - ảnh 2Tekun belajar huruf untuk mendapat ilmu pengetahuan untuk menerangi dukuh dan kampung halaman (Foto: VOV)

Pak guru Dang Quoc An, Wakil Kepala Sekolah Dasar dan Menengah Can Ho, Kabupaten Muong Te, mengatakan: Sekolahan saat ini memiliki 7 kelas pemberantasan buta huruf, dengan lebih dari 160 siswa. Pada awalnya, saat menggerakkan ibu dan perempuan ke kelas, sekolah juga menghadapi banyak kesulitan, namun berkat usaha dan ketekunan mereka, maka kelas-kelas itu berangsur-angsur menjadi teratur. 

“Pada awalnya para siswa relatif bersemangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuannya sendiri. Namun, terhadap warga di sini, ada juga beberapa orang yang terlalu tua, matanya juga kabur, jadi sangat sulit.”

Menurut Bapak Po Ga Chu, Wakil Ketua Komite Rakyat Kecamatan Can Ho, tingkat buta huruf dan buta huruf kembali di daerah tersebut cukup tinggi. Kecamatan menetapkan target pada akhir tahun ini memberantas buta huruf bagi lebih dari 90% populasi yang berusia dari 15 hingga 60 tahun di daerah tersebut: 

“Target dari kelas-kelas pemberantasan buta huruf ini agar warga dapat mendekati huruf dan angka, bisa membaca dan bisa menulis dengan lebih baik. Dari situ, warga tahu bagaimana menerapkannya dalam praktik dan lebih baik mematuhi haluan dan garis politik dari Partai, dan kebijakan dari Negara. Target kecamatan kami ialah berupaya pada tahun ini mencapai standar pedesaan baru sehingga juga meningkatkan kualitas dan kriteria pendidikan.” 

Mengalami masa-masa awal mempertahankan jumlah siswa dan pembelajaran dengan banyak kesulitan, kini sebagian besar pelajar di kelas pemberantasan buta huruf  di Can Ho mengetahui cara menggabungkan huruf, membaca puisi dan paragraf pendek, serta melakukan perhitungan sederhana. Meski tulisan tangannya masih seperti cakar-ayam, namun “cahaya” dari kelas-kelas melek huruf ini mendatangkan harapan akan wajah baru yang lebih indah di daerah perbatasan tanah air.

Komentar

Yang lain