Rumah makam, bangunan unik dari warga etnis minoritas Co Tu, di Provinsi Thua Thien Hue

(VOVWORLD) - Dalam kehidupan warga etnis minoritas Co Tu di kabupaten pegunungan Nam Dong (Provinsi Thua Thien Hue), rumah makam adalah salah satu bangunan arsitektur yang menunjukkan kepercayaan khas dari rakyat. Di antaranya, membuat dan memahat patung dalam rumah makam itu juga merupakan ciri budaya spiritual yang unik, kental dengan identitas etnis.
Rumah makam, bangunan unik dari warga etnis minoritas Co Tu, di Provinsi Thua Thien Hue - ảnh 1 Sebuah rumah makam dari warga etnis minoritas Co Tu (Foto: doisongphapluat.com)

Dalam pengertian warga etnis minoritas Co Tu, rumah makam merupakan tempat kediaman roh orang-orang yang sudah meninggal. Roh orang mati akan berubah menjadi dewa untuk membantu penduduk desa bersatu dan menjumpai banyak hal baik, panen yang baik, dan kesehatan yang baik juga. Dalam rumah makam itu ada lengkap alat-alat seperti yang digunakan oleh orang-orang yang masih hidup.

Kecamatan Thuong Long, Kabupaten Nam Dong, Provinsi Thua Thien Hue, adalah salah satu daerah yang tetap berhasil menyimpan budaya rumah makam dan patung di rumah makam dari warga etnis minoritas Co Tu.

Adat membangun rumah makam merupakan kepercayaan rakyat untuk berkiblat ke asal-usul dan nenek moyang warga etnis minoritas Co Tu. Arsitektur rumah makam dibangun dengan bentuk persegi panjang atau persegi, diukir dengan banyak motif, ada atap di bagian atas, di tiang-tiang rumah itu diukir dengan bentuk binatang- binatang yang terbiasa dalam kehidupan warga etnis minoritas Co Tu seperti burung. ular, biawak… Khususnya keranda kayu berbentuk seperti perahu kayu, yang diukir dengan motif-motif unik, dan simbol yang tidak bisa kurang ialah kepala kerbau.

Bersamaan dengan itu, patung makam juga merekonstruksikan secara paling lengkap kehidupan budaya warga etnis minoritas Co Tu. Dalam pengertian warga etnis minoritas Co Tu selama ini, ketika seseorang kembali ke dalam baka, mereka harus membawa di sampingnya adat istiadat dan budaya etnis. Oleh karena itu, banyak orang, sebelum meninggal, biasanya bilang sama anak-cucunya untuk mengukir patung kayu yang diletakkan di keranda.

Rumah makam, bangunan unik dari warga etnis minoritas Co Tu, di Provinsi Thua Thien Hue - ảnh 2Seorang artisan tengah memahat kepala kerbau untuk membangun rumah makam (Foto: doisongphaoluat.com) 

Bicara tentang adat meletakkan patung di rumah makam dari warga etnis minoritas Co Tu, artisan Pham Van Tin, di Thuong Nhat, Kabupaten Nam Dong, Provinsi Thua Thien-Hue, mengatakan bahwa setelah memasukkan keranda ke dalam rumah makam, tuan rumah akan melaksanakan upacara meletakkan talam kayu, ada 4 patung yang diletakkan di 4 sudut di atas keranda guna menunjukkan ucapan terima kasih dari orang-orang yang masih hidup terhadap orang-orang yang sudah meninggal.Ciri arsitektur yang paling jelas dari rumah makam Co Tu ialah pola-pola yang berwarna-warni, di puncak atap rumah makam diukir patung kerbau dan kambing gunung, sedangkan di atap-atap rumah ada patung kepala ayam, dan salamander sejati. Keranda diukir yang  mensimulasikan simbol kerbau, yang melambangkan kekuatan dan kecukupan. Rumah makam untuk laki-laki dan perempuan berbeda:

“Ketika seorang perempuan meninggal, di kerandanya hanya diukir kepala babi, sedangkan kepala binatang-binatang lainnya diperuntukkan laki-laki. Garis lukis di keranda sangat cermat, garis ini tidak boleh bertumpang tindih dengan yang lain”.

Untuk mengukir patung rumah makam, harus memilih kayu yang indah dan bagus, dan hanya inti dalamnya digunakan. Selain itu, warna motif di patung diambil dari alam seperti warna daun, atau dari batu-batu berwarna yang diambil di tepian sungai atau tepian anak sungai.

Pembuatan patung-patung rumah makam dari warga etnis minoritas Co Tu di Kabupaten Nam Dong juga sangat unik, dengan berbagai macam patung. Selain patung-patung yang mengekspresikan perasaan duka cita saat sanak keluarga meninggal, juga ada yang dibuat dengan bentuk yang menunjukkan kegiatan-kegiatan budaya warga etnis minoritas Co Tu seperti pria menabuh gendang dan meniup terompet, atau perempuan menarikan tarian-tarian tradisional...

Menurut Bapak Le Nhu Suu, Kepala Departemen Kebudayaan dan Informasi Kabupaten Nam Dong, Provinsi Thua Thien Hue, rumah makam dan patung makam mencerminkan kehidupan sosial dan kepercayaan rakyat tradisional dari etnis minoritas Co Tu. Namun sekarang jumlah warga etnis minoritas Co Tu yang berpengalaman dalam mengukir patung sudah tidak banyak lagi, lebih-lebih lagi untuk membangun satu rumah makam tradisional, maka membutuhkan banyak tenaga dan biaya, ditambah dengan interferensi budaya yang membuat pengukiran patung makam dari warga etnis minoritas Co Tu di daerah tidak sama seperti aslinya. Provinsi Thua Thien Hue telah membuat banyak rencana untuk melestarikan budaya tradisional warga etnis minoritas Co Tu. Di antaranya, memberikan perhatian khusus dalam pemulihan rumah makam dan patung makam, guna mengkonservasikan nilai-nilai tradisional dalam kehidupan spiritual warga etnis minoritas Co Tu.

“Budaya tradisional unik dari warga etnis minoritas Co Tu kini sedang kami konservasikan dan lestarikan. Pemulihan dan pelestarian budaya tradisional rumah makam dari warga etnis minoritas Co Tu harus secara jelas menunjukkan kehidupan spiritual dari orang-orang yang masih hidup terhadap orang-orang yang sudah meninggal”.

Perbedaan budaya setiap daerah dan bakat para tukang ukir telah menciptakan keaneka-ragaman dalam sistem rumah makam Co Tu. Konservasi dan pelestarian nilai artistik dalam pengukiran rumah makam kini dilakukan Provinsi Thua Thien Hue. Hal ini tidak hanya melestarikan ciri  budaya tradisional khas dari warga etnis minoritas Co Tu di sepanjang pegunungan Truong Son, tetapi juga membuka arah baru dalam mengembangkan pariwisata spiritual di daerah pegunungan Provinsi Thua Thien Hue./.

Komentar

Yang lain