Panorama simposium tersebut (Foto: vov.vn)

Ketika berbicara di depan simposium ini, Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Vietnam, Nguyen Quoc Dung, Kepala SOM ASEAN Vietnam menekankan: Vietnam seperti halnya dengan negara-negara anggota ASEAN lain sedang  bersama-sama berbagi keunggulan-keunggulan yang menonjol ketika AEC  dibentuk di atas fundasi satu ASEAN yang sedang menjadi satu pusat pertumbuhan ekonomi  dunia. Untuk mempertahankan daya tarik itu, merealisasikan AEC di tarap perkembangan baru adalah tugas yang dijalankan oleh Pemerintah dan komunitas badan usaha masing-masing negeri anggota. Dia memberitahukan: “Pemerintah Vietnam berkomitmen akan terus memperbarui dan melakukan reformasi perekonomian. Pemerintah menciptakan lingkungan kepada badan usaha  tumbuh mendewasa dan berkembang, menciptakan kerangka dan lingkungan yang kondusif kepada badan usaha untuk melakukan integrasi, berjalan seperjalanan untuk mengatasi kesulitan. Tapi badan usaha hanya bisa menggunakan keunggulan AEC ketika sungguh-sungguh menjadi pemain di pasar itu, punya cukup kemampuan, berinisiatif memperhatikan dan memainkan peranan lebih besar dalam pembentukan ASEAN dan AEC demi kepentingan badan usaha sendiri”.

Juga pada simposium ini, Profesor Hidetoshi Nishimura, Ketua ERIA menegaskan terbentuknya AEC merupakan satu tonggak penting dalam proses integrasi ekonomi ASEAN,  membentuk satu pasar senilai 2,6 triliun  USD dengan jumlah penduduk 620 juta jiwa. Integrasi ASEAN jelas lah memberikan peluang-peluang besar kepada Vietnam, namun dalam periode baru untuk menggunakan keunggulan-keunggulan yang diberikan AEC, memerlukan keinisiatifan lebih banyak dari badan-badan usaha Vietnam.

Di sela-sela simposium ini, juga diadakan pameran ASEAN-masa 50 tahun integrasi dan perkembangan. Ini merupakan aktivitas untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan kebudayaan, pariwisata, potensi dan peluang investasi dari badan-badan usaha Vietnam  kepada AEC.