Opini umum di sekitar pernyataan RDR Korea tentang pengoperasian kembali instalasi nuklir Yongbyon

(VOVworld) – Setelah Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDR Korea) pada Selasa (2 April) menyatakan keputusan pengoperasian kembali instalasi nuklir Yongbyon, Amerika Serikat, Tiongkok, Republik Korea dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah memberikan respon terhadap gerak-gerik ini. Menurut IAEA, “Ini merupakan satu perkembangan yang sangat disesalkan”, melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (KD PBB). Jurubicara IAEA, Gill Tudor menyatakan: “Sekali lagi, Direktur IAEA mengimbau kepada RDR Korea supaya melaksanakan secara penuh semua resolusi yang bersangkutan dari DK PBB dan Badan Eksekutif IAEA”.

Opini umum di sekitar pernyataan RDR Korea tentang pengoperasian kembali instalasi nuklir Yongbyon - ảnh 1
Instalasi nuklir Yongbyon
(Foto: vietnamnet.vn)

Pada pihaknya, Amerika Serikat berpendapat bahwa tindakan RDR Korea ini melanggar kewajiban-kewajiban internasional serta semua komitmen Pyong Yang. Jurubicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat, Victoria Nuland menilai tindakan RDR Korea adalah “sangat pantas disiagakan”, bersamaan itu menekankan bahwa Washington tidak mengakui RDR Korea sebagai satu negara nuklir. Ketika berbicara dalam satu jumpa pers bersama setelah pertemuan dengan Menlu Republik Korea, Yun Byung-se di Washington, Menlu Amerika Serikat, John Kerry memberitahukan bahwa “Amerika Serikat telah melakukan persiapan secara lengkap dan akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk membela diri dan membela sekutunya”. Akan tetapi, dia memberitahukan lagi bahwa Amerika Serikat bersedia memulihkan kembali perundingan dengan RDR Korea jika Pyong Yang “Serius melakukan perlucutan senjata nuklir”.

Opini umum di sekitar pernyataan RDR Korea tentang pengoperasian kembali instalasi nuklir Yongbyon - ảnh 2
Jubir IAEA Gill Tudor
(Foto: flickr.com)

Di ibukota Beijing, Deputi Menlu Tiongkok, Zhang Yesui memberitahukan bahwa Tiongkok berkomitmen mengusahakan target denuklirisasi semenanjung Korea serta mempertahankan perdamaian dan kestabilan di sini. Dia menyatakan: “Tiongkok menentang semua pihak yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan provokatif atau melakukan segala tindakan yang bisa menyabot perdamaian dan kestabilan di semenanjung Korea dan di kawasan”. Dia juga mengimbau kepada semua pihak supaya mengekang diri dan tenang, menghindari semua tindakan yang bisa memperburuk lebih lanjut lagi situasi.

Dalam satu perkembangan yang lain, RDR Korea pada Rabu (3 April) tidak mengijinkan warga Republik Korea masuk zona industri Kaesong, setelah mengancam menutup zona industri yang menjadi simbol satu-satunya yang tersisa dari kerjasama antara dua bagian negeri Korea ini./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain