Presiden Irak menugasi Wakil Ketua Parlemen Haidar al-Abadi untuk membentuk pemerintah

(VOVworld) - Pada Senin (11 Agustus), calon Perdana Menteri dari Persekutuan Islam sekte Syiah utama di Irak, Wakil Ketua Parlemen Haidar al-Abadi ditugasi oleh Presiden negara ini, Fuad Masoum untuk membentuk Pemerintah baru. Dalam acara pendek yang ditayangkan langsung di layar televisi, Presiden Fuad Masoum mengatakan kepada Haidar al-Abadi  bahwa “Tanah Air sekarang berada dalam tangan Anda”.


Presiden  Irak menugasi Wakil Ketua Parlemen  Haidar al-Abadi untuk membentuk pemerintah - ảnh 1
Wakil Ketua Parlemen Irak,  Haidar al-Abadi
(Foto: AFP)

Ketika berbicara  setelah usul membentuk pemerintah baru, Haidar al-Abadi  menyatakan: “Kita, semuanya harus bekerjasama  untuk menentang kampanye  terorisme  di Irak dan mencegah semua kelompok teroris”. Gerak gerik tersebut ada banyak kemungkinan yang akan memperdalam lebih lanjut lagi  krisis politik pada saat Irak sedang memerlukan satu front tunggal untuk menentang pemberontakan  yang semakin kuat yang dilakukan kaum pembangkang  Islam.  Pada saat ini, Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki menyatakan akan tidak berniat menghapuskan upaya  terus memikul jabatan lagi satu masa bakti ke-3.

Dalam menghadapi soal Perdana Menteri  Nuri al-Maliki menuduh Presiden Fuad Masoum  melanggar  Undang-Undang Dasar, Utusan Khusus dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Irak, Nikolay Mladenov menyatakan  di kota Baghdad pada Senin (11 Agustus) bahwa Masoum tidak melanggar Undang-Undang Dasar dan sedang melaksanakan kekuasaan secara sesuai. Dia juga memperingatkan  bahwa  pasukan-pasukan keamanan  Irak perlu menahan diri,  tidak melakukan tindakan yang dianggap  mengintervensi  proses serahterima politik.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry  menegaskan: Pembentukan Pemerintah baru memainkan peranan yang teramat penting terhadap kestabilan di Irak, bersamaan itu mendesak Perdana Menteri Nuri al-Maliki supaya jangan  membuat eskalasi ketegangan politik./.  

 

 

 


Komentar

Yang lain