Rusia memperingatkan akan membalas sanksi-sanksi AS
(VOVWORLD) - Hubungan Rusia-Amerika Serikat (AS) terus memburuk ketika Kementerian Luar Negeri Rusia, pada Jumat (26 Januari) mengutuk sanksi-sanksi baru yang dikenakan AS terhadap Rusia, menganggapnya sebagai tindakan “tidak masuk akal” dan menegaskan: Moskwa berhak memberi balasan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Presiden AS, Dnald Trump pada Konferensi Tingkat Tinggi G 20. (Foto: AFP) |
Pernyataan Kementeiran Luar Negeri Rusia menunjukkan jelas gerak-gerik baru AS adalah sebagian dalam “kampanye sanksi yang tak ada artinya” dari Washington, bersamaan itu memperingatkan bahwa sanksi-sanksi akan tidak memberikan semua hasil manapun, melainkan hanya menimbulkan kerugian keuangan terhadap AS. Pernyataan ini dikeluarkan setelah AS pada hari yang sama memasukkan lagi 21 perseorangan dan 21 organisasi ke dalam daftar sanksi terhadap Rusia yang bersangkutan dnegan krisis di Ukraina, di antaranya ada Deputi Menteri Energi Rusia, Cherezov beserta pemimpin perusahaan teknologi Technopromexport dan banyak anak perusahaan dari perusahaan pruduksi BBM Surgutneftegaz. Para anggota senior dalam Parlemen Rusia juga menegaskan: Moskwa pasti akan memberikan balasan terhadap gerak-gerik AS.
AS mulai menerapkan sanksi-sanksi terhadap Rusia dengan tuduhan Moskwa bersangmutan dengan krisisi di bagian timur Ukraina dan penggabungan semenanjung Kremea pada tahun 2014. Perihal AS mengenakan sanksi, berulang kali memperluas dan memperpanjang sanksi-sanksi ini telah menimbulkan pengaruh yang tidak kecil terhadap serentetan bank, perusahaan dan banyak pejabat negara negara Rusia.