Rusia menarik pasukan dari Suriah

(VOVworld) – Presiden Rusia, Vladimir Putin, Senin malam (14/3), memberikan perintah menarik semua pasukan utama Federasi Rusia dari Suriah mulai dari Selasa (15/3). Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu, Presiden Putin berharap dengan dimulainya penarikan pasukan Rusia keluar dari Suriah akan menjadi perangsangan yang baik bagi proses perundingan antara semua kekuatan politik di Suriah. Dia memberitahukan lagi bahwa pasukan tentara Rusia yang tinggal di Suriah akan ikut mengawasi permufakatan gencatan senjata. Bersamaan itu, Presiden Vladimir Putin meminta kepada Menlu Lavrov supaya memperkuat keikutsertaan Rusia pada penyelenggaraan proses perdamaian di Suriah.


Rusia menarik pasukan dari Suriah - ảnh 1
Presiden Rusia, Vladimir Putin
(Foto: reuters)


Pada hari yang sama, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Vladimir Putin tentang krisis di Suriah. Dalam pembicaraan ini, Presiden Barack Obama mendesak Presiden Putin supaya menimbulkan tekanan terhadap Pemerintah pimpinan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad untuk menghentikan semua aktivitas militer yang mengancam menghancurkan perintah gencatan senjata tipis yang baru saja dicapai. Kalangan pejabat dua pihak memberitahukan bahwa Presiden dua negara juga membahas “langkah-langkah berikutnya” dalam melaksanakan permufakatan gencatan senjata di Suriah. Pembicaraan telepon ini diadakan segera setelah Istana Kremlin menyatakan akan menarik sebagian pasukan Rusia dari negara Timur Tengah tersebut dari Selasa (15/3). Akan tetapi, Duta Besar Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Vitaly Churkin memberitahukan bahwa yang mendesak ini, Rusia akan menarik para satgas dari Suriah, tapi perang anti terorisme tetap berlangsung dan Moskwa tetap mempertahankan beberapa serdadu di Suriah untuk menjamin pelaksanaan permufakatan gencatan senjata.

Sementara itu, Pemerintah pimpinan Presiden Barack Obama membenarkan bahwa pemimpin kelompok yang menamakan diri sebagai “Negara Islam” (IS), Omar al-Shishani telah dibasmi. Sumber berita tersebut memberitahukan bahwa Omar al-Shishani, atau juga disebut sebagai “Omar the Chechen”, telah tewas setelah mengalami luka-luka parah dalam serangan-serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat pada 4/3 ini.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain